Ditulis oleh: Dhelvita Sari
Cerita tentang
menjemput hidayah dari seorang muslimah yang bernama Karina Hakman (ia temukan
hidayah dan mulai memutuskn hijrah saat berada di negeri non-muslim.) Skenario
takdir dari-Nya untuk hamba-Nya yang memiliki kelurusan hati dan niat yang
lurus ingin hijrah karena Allah karena meski hanya berupa bersitan doa dalam
hati. Ternyata itu, Allah wujudkan dengan cara yang indah. Selalu huznudzon
kepada Allah.
Awal mula saya
memiliki buku ini dari sahabat semasa kuliah yang menawarkan Pre Order buku via
japri whatsap bulan 28 Mei 2018. Secara singkat saya baca ringkasan bukunya
tentang apa? dan siapa penulisnya? sebelumnya saya sedikit tau tentang teh
Karina. Saat itu, di sebuah acara kami berada di tempat yang sama. Ada seorang
bocah laki-laki yang naik ke atas panggung mengambil mic di saat acara itu
berhenti karena sudah azan zuhur. Ia membaca surah yang ada di alquran dan dengan
pedenya melantangkan hafalan al-qurannya. Berkali-kali bocah usia sekitar 3
tahun memainkan mic dan membaca surah dari al-quran. Orang di sekitar saya
mengatakan, "itu yusuf anaknya teh Karina. Uminya lagi tilawah anaknya di
depan sibuk mainkan mic". Saya lihat teh karina mendekati yusuf agar tidak
memainkan mic. Untuk pertama kali saya melihat teh Karina secara langsung.
MasyaAllah, pendidikan seperti apa yang diterapkan seorang ibu hingga bisa
menumbuhkan kecintaan al-quran di hati anaknya.
Terus
berlanjut, saya baca tulisan beliau dari reposting teman. Saya add akun
facebook teh karina. Di sana saya baca singkat profil beliau bahwa beliau
lulusan luar negri (S1 New Zealand dan S2 Australia).
Akhirnya, orderan
buku Bumi Hijrah sampai di tangan saya setelah idul fitri sekitar bulan
Agustus. Setelah diterima, bukan langsung dibaca sampai selesai, hanya melihat
dan baca sekilas. Baru tau ternyata beliau lahir dari orangtua muslim dan
nonmuslim (ayahnya muslim orang Bengkulu dan maminya non-muslim keturunan
Cina). Saya membaca hanya sekitar 3-4 lembar, setelah itu, saya simpan buku di
rak. Bertambah buku yang tidak dibaca (rajin beli buku tapi baca kalau udah
berbulan-bulan tersimpan di rak baru dicicil membacanya). Ini terjadi hari ini,
buku ini baru saya baca lagi tadi pagi dan masih menyisakan beberapa lembar
karena harus dihentikan, mau ngejar deadline menulis perangkat pembelajaran persiapan
mengajar besok. Saat laptop dibuka, godaan muncul, ingin menulis tentang hasil
baca buku Bumi Hijrah. Dan ini hasilnya. 😀
Membaca buku
ini halaman demi halaman jadi tafakur diri dan syukur pada Allah diingatkan
lewat tulisan teh Karin, memutar cerita perjalanan hijrah saya dan memang
benar. Skenario Allah itu indah dan hijrah itu memang butuh lingkungan yang
mendukung. Hijrah tentang kembali kepada Allah dan meninggalkan kejahiliyahan.
Menshalihkan diri, juga mau turut menjadi wasilah menshalihkan orang sekitar. The
first point "Niat hijrah karena Allah" belajar Islam lah secara
kaffah. Jika tau ilmu maka wajib melaksanakan dan harus siap meninggalkan hal
yang dilarang Allah.
Saat membaca buku ini bulir airmata ikut menetes karena saya bisa ikut merasakan seperti apa yang dirasakan teh Karin, mahal dan berharga hidayah menuju Allah itu dan ketika merasakan indahnya ukhuwah dari orang-orang shalihah yang jadi jalan hijrah. Serta tantangan dalam hijrah dari lingkungan sekitar yang heran dengan perubahan dan atas pilihan karena lebih memilih cara yang dicintai-Nya dalam menjalani hidup sebagai seorang muslimah.
"Jika ingin hasil optimal, maka bukan amanah
yang dikurangi, namun pengorbanan yang ditambahkan."(Karina)
"Jika bukan karena Rahmat Allah nanti yang
menjadi jalan kita ke Surga, maka Amal-amal dunia sebanyak apapun akan
dibanggakan seorang hamba di hadapan manusia. Tapi ujub dan riya itu akan
menghanguskan setiap niat yang bukan karena-Nya. Teruslah bergerak, beramal dan
berlarilah menuju Rabb, Tuhan Pencipta Alam. Hijrahlah karena Allah.”
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya:
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi
ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya
di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
An-Nisa: 100).
“Untukmu wahai
ukhti, saudariku dimanapun, jika hidayah telah hadir di hati, sambut ia dengan
kesungguhan diri untuk terus perbaiki diri jadi hamba yang Ia cintai. Semoga Jalan
hijrahmu terus dapat bimbingan dari Allah. Hingga segala kesulitan dan godaan
mampu engkau lewati.”.
Dariku
yang juga sedang menata diri menuju ridha Ilahi
-Idhel-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar