BAGAIMANA MENYENTUH HATI
(ABBAS AS-SIISIY)
Janganlah
engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah
bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah
kenyataan di hari esok. Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok
hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.
Bersiap dan berbuatlah hari ini, rencanakan dan kerjakan
setiap hal-hal kecil yang ingin dilakukan. Selagi
raga mampu bergerak, diri masih bisa bernafas tak ada alasan bagi kita untuk
malas. Sungguh nikmat dan rahmat Allah begitu luas. Ketika ada niat maka
lakukanlah, ketika ada ide maka realisasikan, dan ucapkan bismillah setiap
memulai pekerjaan agar jadi berkah.
Dalam dakwah akan banyak yang akan engkau jumpa, namun niat karena Lillah akan membuatnya
segalanya jadi indah dan bermakna. Sebesar apa pun hambatan dan problema,
jangan putus asa. Perbaiki diri, mungkin pribadi kita yang salah dalam memaknai
dakwah.
Perbaikilah
dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan karena
terwujudnya pribadi-pribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang
untuk sukses. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, yaitu pembentukan
pribadi islami (takwani asy-syakhshiyah
al-islamiyyah).
Tugas kita adalah meluruskan opini umum yang salah
terhadap Islam. Jika individu bisa menjadi baik, maka masyarakat pun akan
menjadi baik, dan dengan sendiri-sendiri Islam akan berdiri tegak. Semua ini
dapat terwujud jika kita mampu membekali diri kita dengan ilmu, amal tanpa ilmu
bisa membuat salah. Apalagi dalam dakwah, mengajak orang serta mengajaknya
bersama-sama dalam semangat juang untuk wujudkan pribadi islami perlu metode
tersendiri.
Metode
dakwah haruslah secara tadarruj (bertahap).
Seorang da’i hendaklah memperhatikan celah-celah kebaikan yang ada pada orang
lain dan memberikan obat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien (orang
lain). Da’i yang paling sukses adalah mereka yang melakukan pekerjaan itu
dengan didasari keimanan kepada Allah dan untuk menegakkan agama-Nya. Hati yang
beriman adalah sumber penggerak. Perasaan dan kasih sayang adalah “bahasa”
internasional yang dipergunakan oleh da’i dalam menghadapi seluruh penduduk bumi.
Dalam
kehidupan ini manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori (As-Siisiy,
2009), yaitu :
1. Manusia
yang berprilaku dengan akhlak Islamiah
Akhlak
Islamiah adalah orang yang rajin beribadah dan rajin ke masjid. Orang yang
seperti ini harus dinomorsatukan, karena mereka lebih dekat dengan dakwah kita.
2. Manusia
yang berperilaku dengan akhlak Asasiyah
Akhlak Asasiyah adalah orang yang tidak taat
beragama, tetapi tidak mau terang-terangan dalam berbuat maksiat karena ia
masih menghormati harga dirinya. Orang-orang seperti ini menempati urutan
kedua.
3. Manusia
yang berprilaku dengan akhlak Jahiliah
Akhlah jahiliah adalah orang yang bukan dari golongan
pertama atau kedua. Dialah orang yang tidak peduli terhadap orang lain, sedang
orang lain mencibirnya karena perbuatan dan perangainya yang jelek. Rasulullah
saw. bersabda, “Sesungguhnya
sejelek-jelek tempat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang
ditinggalkan (dijauhi) masyarakatnya karena takut dengan kejelekannya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sarana dan metode dakwahyang mudah dipelajari dan
diterapkan, yaitu :
1. Jika
bertemu maka berilah salam
2. Jika
tidak kelihatan maka cari tahulah
3. Jika
sakit maka jenguklah
4. Jika
ia mengundang maka penuhilah
5. Jika
ia bersin dan mengucapkan”hamdalah” maka jawablah (ucapkan “yarhamukallah”)
6. Jika
ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh :
1. Bertasbih,
bertakbir, dan bertahlil
2. Menyingkirkan
duri di jalan
3. Menolong
orang yang tuli atau buta
4. Menunjukkan
orang yang kebingungan
5. Menolong
dengan segera orang yang memerlukan pertolongan
6. Menolong
orang yang lemah
Cara
bertutur kata dan penampilan seorang da’i akan menarik perhatian orang yang
mendengar dan melihatnya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan
tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Sebuah ungkapan mengatakan,
“Keberhasilan
sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut.”
Penampilan
dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja memandang menjadi
tertarik dan simpati.
1. Pandangan kasih sayang
Rasulullah
saw bersabda, “Barangsiapa memandang
saudaranya dengan kasih sayang niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
Yang dimaksud hadits di atas adalah pandangan yang
ditujukan pada hati dan mengajaknya berbicara dengan lemah lembut.
2. Sebarkan salam di antaramu
Dari Abu Hurairah ra., ia
berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak
akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga kamu
saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan pada satu
perkara itu maka kamu akan saling mencintai ? Sebarkanlah salam di antara
kamu!”(HR. Muslim)
Mengucapkan salam tidak
terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi lebih dianjurkan kepada orang
yang belum kita kenal agar lebih memperluas perkenalan dan ukhuwah islamiah.
3. Lebih dahulu mengucapkan salam
“Sebaik-baik
kamu adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam.”
4. Memanggilnya dengan panggilan yang ia
sukai
5. Memberikan tempat duduk dalam satu
majelis
6. Berjabat tangan
Rasulullah saw. Bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang bertemu lalu
berjabat tangan, kecuali bagi mereka ampunan sebelum mereka berpisah.”
7. Balaslah keburukan dengan kebaikan
“ Akan tetapi, orang yang
bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diutamakan.”(Asy-Syura:43)
Begitulah, jika seorang
muslim betul-betul meyakini keagungan dakwah ini, maka ia akan memfungsikan
segala yang telah diberikan oleh Allah untuk kebaikan.
Sarana-sarana pembuka hati:
1.
Menjadi orang yang berguna bagi orang lain
2.
Sebaik-baik amal perbuatan adalah membuat
orang muslim lainnya merasa gembira
3.
Meringankan kesulitannya
4.
Berjalan menemaninya untuk mengurusi
keperluannya
5.
Menahan amarah
Yang
diperhatikan dalam dakwah fardiyah adalah menyentuh inti permasalahan dan
memberikan kesempatan lebih luas dalam berdialog yang bebas dan tenang.
Interaksi antarsesama ikhwah akan dapat menimbulkan ketenangan batin dan
kebahagiaan hati, bahkan dapat membangkitkan rasa optimisme, walaupun tidak
dapat diungkapkan. Oleh karenanya, nilai-nilai seperti inilah yang harus
merasuki setiap hati yang hidup dan peka dengan penuh keikhlasan, sehingga
seseorang tidak kehilangan eksistensinya dan tidak menyia-nyiakan waktu. Setiap
aktivitasnya senantiasa sarat dengan ruh kehidupan.
Interaksi dakwah yang tidak memperhatikan
kepekaan hati dan perasaan, akan menghancurkan sendi-sendi bangunan yang telah
ditata. Akibat yang lain adalah akan menjauhkan hati dari kepekaan dan
kepedulian.
bagus ringkasannya,alhamdulillah bisa di pake untuk talaqi madah. jazakillah
BalasHapusTerimakasih ilmunya.. :)
BalasHapus