20 Sep 2012

Perjalanan Menghafal Al-Qur’an Akhwat yang Divonis Tumor Otak


(Dhelvita Sari)

Langit malam itu tidak lagi sendiri
Ada bulan yang menemani
Menyapa dan memotivasi
Melengkapi indahnya karunia Ilahi
Dalam sisi hidup seorang ukhti

Ana jadi teringat cerita yang ana sampaikan dalam tausyiah rapat umum Tutorial juma’at, 20 September 2012.  Kisah yang belum mampu ana bagi dengan begitu sempurna namun sempat membuat ana berlinang air mata membaca pengalaman seorang Ukhti, dalam sakit tumor otak ia mampu meluangkan waktu dan begitu bertekad kuat mengkhatamkan hafalannya sebelum ajal menjemput. SubhanaAllah..

Aminah menuturkan, "Aku adalah wanita yang dulu kuduga bahwa diriku sudah meninggal sebelum lahir. Karena saya menghadapi beberapa musibah yang beragam dalam hidupku. Sesuatu yang tidak terbayangkan dalam benak.

Namun, alhamdulillah, keyakinanku pada Allah semakin kuat. Saat saya bingung memaknai kehidupan sekelilingku, saya berserah kepada-Nya. Saya mengidap penyakit tumor otak. Tidak terlalu buruk, tapi penyakit itu mengerikan. Penanganan terus dilakukan, namun tidak ada tanda-tanda baik selama empat tahun.

Terakhir kali saya mengunjungi dokter, mataku merasakan dunia tampak gelap disebabkan akhir pemvonisan. Kabar yang selamanya tidak menyenangkan. Lalu, saya putuskan untuk menghafal Al-qur'an. Berniat menghafalnya sebelum saya mati, karena saya merasa ajalku telah dekat.

Aku memulai hafalan sendiri. Kadang semangatku melemah, karena saya yakin memaksakan otak dengan hafalan bisa menambah ganasnya penyakit. Namun saya tetap memuji Allah siang malam karenanya. Saya terus menyelesaikan setiap juz, ada kebahagiaan terbesar saat menyelesaikannya. Perasaan senang melupakan penyakitku, sekalipun saya juga sibuk dengan membantu Ayah-ibu.

Keinginan untuk tidur selalu menyerangku namun saya khawatir waktuku akan habis percuma. Maka saya berserah diri pada Allah. Segenap diriku yakin akan terjauh dari setan. Dan saya mengalahkannya dengan memperbanyak wudhu, banyak bergerak, pantang mundur, saya tetap menghafal dan tetap meminta bantuan Allah dengan shalat dan istigfar.

Tangisku tiba-tiba mengucur deras, merasa dalam waktu dekat saya akan mati. Karena itu, saya harus menghafal Al-qur'an sampai bertemu Allah dengan kitab-Nya, mudah-mudahan Dia mengampuniku. Aku sempurnakan perjalanan hafalan. Saya berpindah dari halaman ke halaman dan dari baris ke baris. Pada saat bersamaan saya melawan sakit, melawan bisikan setan dan nafsuku sendiri.

Tapi, dengan apa saya menghadap Allah robbil alamin? saya mengharap penolong.. saya ingin penghibur dalam kuburku. Kubur itu sunyi. Jika semangatku melemah, dengan cara apa saya berbakti kepada kedua orangtuaku, saya berharap memuliakan mereka di Hari Kiamat dengan mahkota. Bukankah mereka begitu memperhatikan sakit yang saya derita? Begitulah, saya juga selalu teringat perkataan malaikat nanti, "Bacalah dan naiklah," Maka tinggi dan luhurlah niatku.

Saya sempurnakan perjalanan hafalan.. hari-hari berlalu, sedang saya bersungguh-sungguh, sampai akhirnya datang malam khataman. saya putuskan untuk tidak tidur sebelum menghafal. Saya berwudhu, lalu shalat dua rakaat, dan mulai menghafal. Dan pada malam itu dengan karunia-Nya, Allah membuka pintu hatiku lebar-lebar. Saya menghafal dengan puncak konsentrasi dan kebahagiaan. sampai saya mencapai kemuliaan hafalan..dan akhirnya, tampak olehku surat an-Nas, Ya Allah.. Akhirnya saya sampai.. di sini saya mengucurkan airmata yang belum pernah terasa manis sebelumnya. Lalu saya menangis dari relung hati terdalam. Saya telah hafal sebagaimana orang yang diajukan untuk mendengar di depan malaikat dan pemimpin orang-orang syahid. Kematian terbayang olehku terasa dekat. Tapi perasaanku tidak seperti dulu lagi, sekarang saya merasa senang, karena akan bertemu dengan-Nya sedang saya telah menghafal kitab-Nya.

Selang beberapa hari, saya pergi mengobservasi analisa tumor. Dan saya sudah dalam keadaan bersiap-siap menerima musibah, penyakit saya semakin parah. Namun saya ditimpa shock yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dokter keluar mengabari hasil analisis. Dokter tampak tercengang. Mereka berkumpul untuk menguatkan apa yang dilihat pada sinar-X. Saya duduk sambil berdoa, "Ya Allah, selamatkanlah musibahku. Dan gantilah yang lebih baik."

Menit berlalu bagaikan tahun. saya merasa down saat dokter mulai mengabari hasilnya. Dan, saya terperanjat shock saat dokter bilang, "SubhanaAllah..., engkau sudah sembuh sempurna dengan proporsi tujuh puluh persen!

Allahu Akbar... Allahu Akbar..

Ya Allah, alangkah Agungnya berita ini, saya yang mengharap kemajuan satu persen saja, namun Engkau ganti lebih. seketika itu saya menangis dengan tangisan yang belum pernah kulakukan sebelumnya dalam hidupku. Maha benar firman-Nya, "Dalam Al-Qur'an ada penyembuh bagi manusia."

SubhanaAllah... Allah Maha Segalanya yang bahkan manusia pun tidak bisa memutuskan akan hidup seseorang jika Allah berkehendak ia belum saatnya bertemu dengan Rabb-nya..! Ini nyata dialami oleh Aminah Al-Mi'thowi.

Ini salah satu kisah perjalanan para penghafal Al-qur'an (Dalam buku yang berjudul "Kisahku dalam Menghafal Al-qur'an"). Penulis Muna Said Ulaiwah.

18 Sep 2012

Diklat Tutor 2012, Tutor Ujung Tombak Keberjalanan Tutorial PAI-SPAI MKDU UPI


Oleh: Dhelvita Sari



            Diklat Tutor merupakan sebuah pembekalan untuk para calon tutor sebelum mereka membina dan membimbing mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) selama  satu semester. Kegiatan Diklat Tutor (Diktor) selalu diadakan setiap awal semester. Semester ganjil 2012-2013, kegiatan diktor ini diikuti oleh para tutor yang lulus seleksi dan mengikuti alur open reckruitmen Tutor (Oprec Tutor) yang ditetapkan Tutorial.

            Tutor adalah mahasiswa UPI yang telah lulus seleksi penerimaan Tutor mulai dari seleksi administrasi, tes tulis, dan wawancara. Tutor merupakan ujung tombak keberjalanan tutorial PAI-SPAI MKDU UPI, sebab tutor yang langsung terlibat dan berhadapan langsung dengan para peserta tutorial (mahasiswa baru) dan membimbing serta menangani peserta tutorial. Tutor yang mendaftar berjumlah 254 orang lebih mahasiswa UPI tingkat 2 yang berkomitmen membimbing mahasiswa baru UPI. Mahasiswa yang mendaftar ada 172 orang akhwat dan 82 orang ikhwan. Mahasiswa yang lulus menjadi tutor diharuskan mengikuti diktor. Tutor yang tidak hadir akan diberikan tugas pengganti yang sesuai.
            Tujuan dari kegiatan diktor ini sebagai pendidikan dan latihan dasar tutor dalam rangka mendidik, melatih dan membekali para tutor agar mampu melaksanakan kegiatan tutorial dengan baik sesuai dengan standar operasional yang baku. Kegiatan diktor semester ganjil 2012-2013 diadakan hari Sabtu dan Ahad, 15-16 September 2012 di pesantren Nurul Huda di Cikole-Bandung. Selama dua hari satu malam peserta diktor dibekali dengan keilmuan dasar-dasar agama Islam. Terdapat tujuh materi pembekalan yang disajikan. Pada hari sabtu peserta mendapatkan sajian materi yaitu; 1) Eksistensi dan urgensi Tutorial dalam pembinaan mahasiswa UPI disampaikan oleh Ketua MKDU, Drs. H. Abas Asyafah, M.Pd. 2) Konsep Pendidikan Islam oleh Dosen PAI, Dr. Edi Suresman, M.Ag. 3) Manajerial Tutorial oleh Ketua Penyelenggara Tutorial, Drs. Toto Suryana A, M.Pd. Selanjutnya pada hari Ahad materi yang diberikan yaitu; 1) Urgensi Pengamalan dan kepribadian Islam oleh dosen PAI, Tedi Supriadi, S.H.I, M.Ag. 2) Perbandingan Madzhab oleh Dosen PAI, Drs. Fakhrudin, M.Ag. 3) Tafsir Tarbawi dalam konteks Tutorial oleh Dosen PAI, M. Iman Firmansyah, M.Ag. Dan seluruh rangkaian materi ditutup oleh sebuah training dan simulasi How To Be Super Creative Tutor yang disampaikan oleh Ence Surahman Mahasiswa Berprestasi 2011 sekaligus Ketua Umum Tutorial 2011.
Jenis kegiatan selama diktor di antaranya; pembekalan ilmu dan tsaqofah keislaman oleh dosen-dosen PAI, target tilawah dua juz Al-Quran dan qiyamul lail, training motivasi, outbond Tutor ke hutan pinus Lembang, pengembangan wawasan ke-Tutorialan dan forum diskusi Tutorial antara pengurus, penyelenggara dan tutor.

 
          Kegiatan Diktor di tutup dengan penyampaian pesan ketua penyelenggara tutorial, Drs. Toto Suryana A, M.Pd kepada para tutor untuk lebih berkomitmen menjalankan tugasnya sebagai tutor di tutorial dan para pengurus tetap semangat menjalankan amanah di Tutorial.

27 Agu 2012

Lafaz-lafaz Ayat Cinta-Mu


(IdHel_Aa)

Lafaz-lafaz ayat cinta-Mu menentramkan hati
Bergema merasuki jiwa nan suci
Ayat-ayat Cinta-Mu bercerita
Berita gembira bagi hamba-Mu yang beriman dan bertaqwa
Karunia pertolongan dan kemenangan yang nyata
Itulah
Karunia bagi mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
Karunia bagi mereka yang berjihad di jalan-Nya
Berniat menggapai ridha dan kasih-Mu ya Ilahi sang Maha Kaya

Bersama lafaz-lafaz ayat Cinta-Mu
Ingin ku capai Impian itu
Bersama Pengorbanan yang Agung
Hidup dalam naungan Ayat cinta-Mu
Menikmati indahnya berinteraksi bersama lafaz-lafaz yang syahdu
Ayat-ayat cinta-Mu bercerita
"Nikmat mana yang kamu dustakan ?"
Bergema merasuki jiwa nan suci






27 Jul 2012

Kala sore menyapa hati


Kala sore menyapa hati
 (Id_3L)

Sore ini, 12 April 2012 tepatnya di hari jumat pukul 16.12 rapum Program Tutorial dimulai. Agenda yang selalu ada di tutorial yang menjadi bagian penting dalam keberlangsungan dakwah PT. Seperti biasa pengurus yang hadir rapum bisa dihitung dengan jari. Hm.. dari segi kuantitas sedikit tapi dari segi kualitas merekalah yang luar biasa subhanallah, para mujahid dan mujahidah PT. Semangat, loyalitas dan totalitas perjuangan mereka tak perlu diragukan lagi.
Salah satu pengurus menyampaikan tausyiah dari bacaan buku “Dirimu adalah harta karun yang bernilai”. Bagaimana sukses dalam akademik, organisasi dan karir. Proses menuju kesuksesan adalah membuat rencana sekarang juga, dari hal kecil sampai yang terbesar baik berupa benda atau tujuan-tujuan lain. Setelah merangkai impian, maka berjalan dan berlarilah meraih harapan dan impian itu. Siapkan ruhiyah yang baik, perencaan yang baik dan semangat serta totalitas perjuangan meraih impian itu.


“Program Tutorial, di sinilah semua berawal”. Ibarat kata-kata bijak dikalangan aktivis dakwah “Mentoring bukan segalanya tapi dengan mentoring semuanya berawal”.

10 Jul 2012

Pada Hati Aku Bertanya




Pada hati aku bertanya
Siapkah aku hadapi semua ?
Saat semua tak sesuai prasangka
Ku pandang angkasa
Ku perhatikan bintang kejora
Ia begitu bahagia
Memancarkan cahaya di langit sana
Tanpa pernah bertanya
Tanpa pernah merasa
Tentang sebuah realita

Pada bulan aku bercerita
Tentang kegetiran dan asa
Yang terlukis dan terenda
Dalam setiap tanya

Pada hati aku bertanya
Kuatkah aku dengan kehidupan di ujung sana ?
Saat kehidupan tak sesuai rencana

Pada hati aku bertanya
Pada hati aku bertanya
Bahagiakah di akhir cerita ?

27 Feb 2012

Mereka pernah ada "di diary hidupku"

Oleh: Idh3_L

1 tahun yang lalu, tepatnya 20 Januari 2011 pengurus Program Tutorial angkatan 2008 mengadakan acara kumpul "Member 2008". Agenda ini awalnya diusulkan oleh salah seorang akhwat 2008 yang pada akhirnya disepakati oleh semua akhwat 2008 namun ikhwan belum mengetahui rencana ini. Setelah disosialisasikan kepada ikhwan dan semua member 2008 akhirnya di sepakati agendanya kumpul & sharing tentang ke PT-an di tangkuban perahu, sebelum kepengurusan 2008 yang naik jadi pengurus inti. 

Rasanya ingin kembali ke masa itu, mengulang masa-masa kebersamaan dengan sahabat-sahabat PT 2008. Saat memori ini kembali ku putar ke masa itu, rasanya banyak cerita yang ingin ku tulis di sini tentang kebersamaan, perjuangan, sukacita, dan segala warna-warni yang hiasi perjalananku di Program tutorial bersama mereka.

Pagi itu kita sepakat, kumpul di Rumah Tutorial tercinta mempersiapkan keberangkatan ke tangkuban perahu tapi karena ada agenda dakwah yang mengharuskan kedatangan kita rencana ke tangkuban dibatalkan. Semua persiapan ke tangkuban sudah ada, akhirnya partere UPI yang jadi saksi kumpul kita. Inilah pertama kali mengenal teman-teman 2008, yang awalnya hanya tau nama tapi tidak tau orangnya.

Ukhtifillah, jazakillah atas ukhuwah selama ini. Jalinan ukhuwah dan kasih sayang di antara kita semoga semakin merekat. Kebersamaan yang sebentar beberapa tahun di bandung ini tak akan ana lupakan, anti pernah mengisi hari-hari sepi ana yang jauh dari orangtua dengan berbagi kebahagiaan.

Ikhwafillah, kebersamaan dalam dakwah akan jadi indah saat bisa saling menguatkan dan jzkllh atas  persaudaaraan ini. Semoga kelak di akhirat kita berkumpul bersama di Jannah-Nya. Aamiin..

Kebersamaan dengan mereka


Menikmati hidangan sederhana buatan akhwat PT

Menyempatkan membungkus makanan
 untuk ikhwan yang lagi shaum

Tukar kado yang dilakukan ikhwan 2008
(Ukhuwah itu indah)


Ikhwan PT (PT voice) bernasyid

Saat Allah karuniakan mereka dalam hidupku
 (saudariku di Bandung)
Kebersamaan dalam suka duka perjuangan

Inilah mereka yang pernah ada "di diary hidupku" cerita bersama mereka dalam perjuangan dakwah ini yang banyak mengajarkan aku dewasa dalam melihat realita, Cerdas menangkap Inspirasi dan amanat dalam menyampaikan aspirasi.

Tetap CIS_Aa 
(Cerdas Ikhlas Istiqomah_AllahuAkbar)

6 Feb 2012

Perjalanan yang tak terlupakan (menegangkan dan menantang) bagiku..^^

Hari itu, setelah agenda pekanan tutorial selesai, aku berencana menyusul ke pengukuhan BINDER ganjil 2011-2012 di Lembang asri. Dari pagi semua pengurus dijarkom siapa yang ingin menyusul. Sore pun menjelang, yang awalny pengurus PT  ada sekitar 5 orang yang mau menyusul namun tiba-tiba membatalkan. Sore itu hujan menyapa dengan dinginannya. Hingga pada akhirnya sempat terpikirkan untuk menyusul seorang diri ke sana, sebab aku telah berjanji kepada saudariku untuk membantunya di sana.

Jam menunjukkan pukul 15.30, adzanpun telah terdengar. Mahasiswa yang ada di masjid Al-furqon mulai beranjak ke tempat shalat. Ketika itu, tiba-tiba neng, salah satu adikku yang ada di Program Tutorial menyapaku. "Teh, neng jadi ikut nyusul ke pengukuhan BINDER", ucapnya sambil bersiap-siap mengambil wudhu. "O iya, alhamdulillah atuh, teteh jadi aya rarancengan(teman) karena pengurus membatalkan tidak ke sana" balasku.

Bersama hujan yang menemani perjalan kami, aku dan ukh Neneng berjalan lewati gerlong hingga sampai di terminal ledeng. Kami berangkat pukul 5 lebih dengan kondisi tidak tahu dimana tepatnya harus turun. Petunjuk yang ada hanya "turun di lembang asri, bilang saja ke mang angkotnya" itu ucap saudariku ketika ditelpon. Aku dan Neneng sudah berada dalam angkot, persisnya angkot yang kami naiki mulai otw sekitar jam 5.30. Aku pun memutuskan bertanya saat merasa sudah di daerah yang dimaksud, alhamdulillah ada penumpang yang tahu persis dimana kami harus turun. 

Adzan maghrib pun berkumandang, kami juga belum menemukan mesjid ketika turun dari angkot pertama. Aku dan ukh Neneng menunggu di pinggir jalan barangkali ada angkot sebentar lagi. Sekitar 25 menitan, ternyata ada sebuah angkot yang tidak ada penumpangnya. Mang angkot pun bertanya kepada kami, "Mau kemana Neng?" tanyanya. "Mau ke bumi perkemahan lembang asri" jawab ukh Neneng yang lebih paham bahasa sunda. Sungguh pertolongan Allah itu nyata, angkot kedua yang kami naiki memang kosong karena mang nya mau pulang. Hinnga beliau bersedia mengantarkan kami ke daerah lembang asri.  Saat tiba di pinggir jalan, ke arah lembang asri beliau berkata bahwa nanti kami bisa naik ojek untuk ke bumi perkemahannya namun ternyata tukang ojek tidak ada. Malam pun semakin mencekam, suasan daerah lembang yang gelap hampir membuat kami memutuskan untuk minta dijemput oleh pengurus tutorial yang ada di sana.  Allah mempermudah urusan kami, mang angkotnya langsung menawarkan untuk mengantarkan kami ke atas bukit perkemahan lembang asri. 

Kemudahan yang diberikan Allah juga diwarnai kesukaran juga di pertengah perjalanan. Kami sama sekali tidak tahu persis dimana posisi kemah itu didirikan. Angkot yang kami naiki sudah mencapai puncak bukit dan jalan buntu. Akhirnya kami turun dari angkot dan memutuskan menghubungi pengurus kaderisasi. Komunikasi tidak menjadi solusi permaslahan kami, mereka tidak tahu harus menjemput dimana karena kami sendiri tidak tahu posisi kami tepatnya sedang menunggu dimana. Tanpa berpikir panjang aku dan ukh Neneng memutuskan menyusuri hutan pinus yang ada disekitar, kami nekat menempuh perjalanan dalam gelap karena di tempat kami turun dari angkot ada rumah warga dan kebetulan ada seorang bapak yang sedang mengecek kandang kambingnya. Beliau menanyakan kami mau kemana dan beliau lah yang memberitahu bahwa bumi perkemahanny tidak jauh lagi, tinggal jalan beberapa km ke dalam hutan pinus.

Dengan keberanian dan yakin bahwa Allah bersama kami, akhirnya aku dan ukh Neneng memutuskan berjalan menuju ke sana. Baru beberapa langkah berjalan, rasa lelah dan kecemasan mulai menghinggapi diri. Sekeliling jalan yang dipenuhi oleh semak belukar dan tanpa ada cahaya lampu kecuali sebuah senter kecil yang diberikan mang angkot ketika menurunkan kami. Ukh neneng berkata, "Teteh kalau tahu jauh gini neng gak mau ikut. Neng kira teteh tahu jalanya karena teteh tadi siang santai saja dan seperti menggambarkan bahwa tempatnya gak jauh kayak gini." dengan nada yang sedikit manja sambil mendekat k arahku. Aku sadar bahwa Neng mulai takut dengan kondisi perjalanan ini, aku berusaha tetap tenang dan menunjukkan bahwa sebentar lagi pasti sampai.

Suasan malam kota bandung sungguh indah di pandang dari atas bukit ini namun pekatnya malam di tengah hutan membuat keindahan kota bandung menjadi hal yang tidak bisa dinikmati. Kami pun akhirnya sampai ke perumahan yang ada di sana, lumayan ada sedikit penerang jalan, tidak hanya ditemani semak belukar lagi. Namun kecemasan semakin bertambah, tiba-tiba ada gonggongan binatang berkaki empat yang ada di sekitar perumahan. Ukh neneg mulai ketakutan, " Teteh... " ujarnya sambil merapatkan diri ke arahku. "Jangan lari neng, jalan yang tenang. jangan mecurigakan. biar binatangnya gak mengejar kita" ucapku untuk membuatnya tenang. Kami pun berjalan hingga binatang itu tidak lagi mengejar kami. Namun perjuangan kami tidak sampai disitu saja, kami harus menemukan dimana posisi kemah itu didirikan. Sampai saat itu aku sendiri tidak yakin tahu dimana kemah itu. Namun tetap ikhtiar dengan terus meyakinkan neneng yang tampak mulai lelah dan ketakutan..


Bersambung dulu cerita perjalanan ke pengukuhan BINDER di lembang asri...

8 Jan 2012

Cerita KKNku 2


Perkenalan pun dimulai, hari itu kami sepakat survey lokasi tanggal 9 Juli. Hal ini pun hampir tertunda karena susahnya mencari waktu yang sama. Alhamdulillah 9 orang bisa meluangkan waktu untuk survey lokasi sekalian mencari tempat tinggal. Mobil yang dirental sudah ada, Pipit, Lisma, dan aku berjalan menuju parkiran samping gedung PKM. Wajah-wajah baru kecuali satu orang tampak menunggu sambil ngobrol satu sama lain. Mereka menyambut kedatangan kami dengan menebar senyum, “ wah ustadzah semua ne” mungkin itu yang terbesit dipikran sahabat baruku ini. Kami saling berkenalan dan sempat ngobrol.

Hm.. aku hampir saja lupa sebuah cerita yang terkadang membuatku malu saat mengingat kejadian itu. Ceritanya, beberapa hari sebelum survey, salah satu teman KKN ku sms bahwa hari ini kumpul kelompok KKN. Aku tidak mengenal no baru itu, lantas aku bertanya “ini siapa, teh Aci ya?” smsku. “ini khusna” balasnya. Tanpa ragu aku membalas sms, “Ukhti, afwan ana tidak bisa ikut kumpul. Ana kira nanti siang kumpulnya jadi sekarang tidak bisa hadir karena lagi observasi ke sekolah. Nanti kasih tau aja infonya ya ukh !”. Ia tidak langsung membalas smsku. Beberapa jam kemudian, persisnya siapa yang dulu sms, aku lupa. Temanku yang bernama Khusna itu sms lagi, “ Hasil kumpul hari ini, kita survey tagl 9 Juli. Ketua kelompok kang Ence”. Aku meminta maaf lagi padanya, tidak bisa hadir, Ia membalas, “ya tidak apa-apa teh.”
Beberapa hari telah berlalu, aku baru mengetahui ternyata aku keliru. Sepulang dari walimahan salah satu alumni di UKDM, aku bertanya kepada Lisma, “lisma kemarin ikut kumpul KKN ? Siapa aj yang hadir ?” “Iya ikut, Lis sendiri akhwat yang bisa hadir, Kirain idhel juga hadir. Sempat malu Lis.” Jawabnya. “Loh.. bukannya Khusna hadir” Pikirku. Lalu aku lanjut bertanya, “Kemarin bukannya ada akhwat yang namanya Khusna ? Dia sms idhel malah, ngingatkan kalau ada kumpul.” “Bukan.. Khusna itu Ikhwan, bukan akhwat. Dia juga tutor di Tutorial” Ujar Lisma. “Hmm.. serius. Khusna itu seorang Ikhwan ?” aku bertanya untuk meyakinkan lagi. “Iya” jawab Lisma singkat. Aku pun langsung tertawa dan tersenyum sendiri mengingat sms yang aku kirim kepadanya, gaya sms yang biasa aku kirim kepada saudari akhwat lainnya, sms nya rada akrab. Aku jadi malu ingat itu lagi, Lisma pun ikut tertawa saat aku ceritakan kejadiannya. Ini jadi pelajaran bagiku, ke depan aku harus selalu berhati-hati untuk memanggil seseorang yang belum ku kenal. Pengalaman memang terkadang punya cerita lucu, yang terkadang selalu memberi warna dalam kehidupan setiap insan. Ya begitu juga dengan pengalamanku.

6 Jan 2012

Resume Buku "Sudahkah Kita Tarbiyah?"


Buku yang berjudul “Sudahkah Kita Tarbiyah?” yang ditulis oleh Eko Novianto terdiri dari 22 point penting. Dari 22 Point tersebut hanya beberapa bagian saja yang di tulis kembali mengenai ringkasan buku ini. Ringkasan yang mudah-mudahan bisa menggambarkan secara umum tentang isi buku “Sudahkah Kita Tarbiyah?”


            Kegagalan tarbiyah bisa terjadi ketika proses tarbiyah itu sedang dilakukan, tetapi juga di awal proses serta kesalahan persepsi tentang tarbiyah itu sendiri. Ada lima kesalahan persepsi tentang tarbiyah, yaitu tarbiyah dianggap sebagai transfer ilmu, murabbi adalah segala-galanya, proses indoktrinasi dan dominasi, sistematika dan metodologi tarbiyah dipersepsikan sebagai hal yang baku, dan kecenderungan untuk melakukan “kloning” murabbi.

            Selanjutnya coba kita tanya kembali ke dalam diri kita, apakah kita sudah tarbiyah?. Dalam buku ini dijelaskan bahwa seseorang dikatakan sudah tarbiyah, yaitu :
1.      Jika kita mengembangkan sikap terbuka terhadap perubahan, inilah hasil akhir dari tarbiyah itu sendiri.
2.      Jika kita menjadi insan yang tegas dalam prinsip  memiliki  determinasi yang tinggi, sabar, dan ulet, serta tidak dapat diprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan kontraproduktif.
3.      Jika kita menjadi pribadi yang aktif
4.      Jika kita menjadi yang memiliki sikap mawas diri, tarbiyah menjadikan seseorang memiliki kesadaran bahwa berjamaah atau berorganisasi tetaplah lebih baik daripada sendiri dengan kelemahan dan keunggulan pribadi.
5.      Jika sudah menjadi pribadi yang mandiri, yang bukan tergantung pada orang lain
6.      Jika kita adalah sosok yang berperasaan, tetapi tidak emosional.
7.      Jika kita sanggup belajar dari kesalahan.
8.      Jika hidup di masa sekarang, bersikap realistis, dan berpikr relatif
Hal yang berperan penting dalam banyak hal adalah orientasi, termasuk tarbiyah. Orientasi menentukan seberapa ‘nilai’ diri kita hari ini dan bahkan menentukan pula seberapa jauh kita akan beranjak dari titik di mana kita berada hari ini.

Dinamika dakwah dalam tarbiyah adalah kawan akrab dalam perjuangan. Faktanya, tak ada perjuangan yang tak tertampar dinamika. Perjuangan tanpa dinamika adalah keangkuhan. Semoga kita mampu memahami dan cermat terhadap dinamika dakwah.

Adakalanya suatu masa kita menghindari pertemuan dengan ikhwah dan tidak menikmati informasi yang didapat. Penyebabnya mungkin karena overload informasi, segala sesuatu yang berlebihan senantiasa tidak baik. Demikian pula halnya dengan akses informasi. Minimnya informasi memang akan menghambat kita dalam hal inisiatif, kreativitas, dan kegiatan dakwah. Tetapi, overload informasi juga bukan keadaan ideal. Reaksi negatif dalam komunikasi tersebut di atas setidaknya mengisyaratkan tentang bahaya dari keadaan tersebutyang mengancam kesinambungan gerak dakwah. Oleh karena itu, perlu kejelasan ruang lingkup tugas merupakan tahap awal menghindarinya. Memperjelas alur informasi, wewenang pengawasan, dan otoritas evaluasi merupakan fondasi yang kuat sebagaimana fondasi bagi sebuah bangunan.

Dalam perjalanan dakwah, banyak kita temukan beberapa pelanggaran syar’i yang dilakukan oleh kader dakwah. Ini jadi penentu dalam melihat kualitas kader. Penurunan kualitas kader memang menyesakkan dada. Namun, bukan tidak mungkin dengan itu manajemen dakwah dapat pembelajaran yang sangat berharga dari kesalahan-kesalahan kader dakwah. Dalam hal ini, terdapat tiga alternatif tindakan yang bisa kita lakukan. Ketiganya adalah antisipatif, responsif, dan kuratif.

Institusi dakwah kita adalah wadah untuk ketenangan dan kebahagiaan. Ia adalah tempat di mana kita berkumpul dengan orang-orang saleh, dan orang-orang baik. Tetapi, di tengah kesamaan tersebut, bukan berarti tidak ada perbedaan karena kita tidak berasal dari daerah, dan latar belakang tumbuh yang sama. Kita memilki latar belakang organisasi yang beragam dan perbedaan fokus pendidikan. Di tengah perbedaan, sangat mungkin timbul berbagai pertanyaan. Seorang kader yang disiplin potensial akan mempertanyakan kader yang sering terlambat. Ikhwan dan akhwat yang memiliki segudang aktivitas ‘memprotes’ saudaranya yang dianggapnya masih memiliki banyak waktu luang. Suatu kemarahan saja dari jenis kezaliman ini cukup meluluhlantakkan hubungan persaudaraan kita dan sudah sangat memadai untuk menimbulkan keretakan barisan dan memperlambat pertumbuhan pergerakan dakwah. Sebaliknya cinta akan melahirkan cinta.

Semoga Allah menjaga kita semua, karena di tangan dan hati kita sebagian persoalan umat terbebankan. Mari kita hargai ikhwah dari keunggulannya, bukan menilai ikhwah dari kelemahannya. Karena, itulah tanda-tanda bahwa kita telah tarbiyah

5 Jan 2012

Cerita KKNku

Oleh : Id-3L
Waktu menunjukkan pukul 00:04, sepi dan senyap namun tak begitu bagi hatiku. Hatiku kini diliputi berbagai cerita yang ingin segera tuk ku tuliskan dalam “diary Perjalanan hidupku”. Cerita yang hantarkan setiap langkahku menapaki bumi-NYA. Kisah yang dihiasi warna-warni di pelangi Hidupku, duka, bahagia, kebersamaan, kesepian, perjuangan, dan cinta. Semua lengkap ku rasa hingga saat jemari ini menulis tiap kata, rasanya belum mampu ku bagi semua cerita ini dengan begitu sempurna.

Aku teringat pengalaman KKN di desa Tanjungsari, Sedikit ingin ku bagi kisahku bersama “mereka”, 38 hari yang luar biasa. Pendaftaran KKN Tematik dimulai sekitar bulan Mei, namun aku jauh-jauh hari sudah merencanakan untuk memilih tempat yang terdekat dengan kampus. Aku mengajak Ummah dan Pipit untuk satu kelompok, mereka juga setuju. Saat pendaftaran dibuka aku sudah siap dari pagi online, ternyata susah masuk. Mahasiswa lainnya banyak yang mengakses, mungkin ini yang membuat error. Akhirnya aku bisa masuk, namun yang muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hari pertama belum memilih tempat, hari berikutnya aku mencoba lagi tapi tetap yang muncul MBS, bahkan saat membuka akun sahabatku Pipit, tidak ada yang sama lokasinya denganku. Aku memutuskan menunggu sampai lokasi tempat sama dengan sahabatku Pipit dan pilihannya POSDAYA.

Satu minggu berlalu, lokasi KKN sudah banyak dipilih mahasiswa lain, Aku belum juga memilih dan tidak ada yang sama dengan Pipit. Hingga akhirnya ada beberapa langkah yang dilakukan untuk bisa mendapatkan tempat KKN yang dekat. Aku pernah mendapat tawaran KKN bareng dengan teman-teman dari UKM BAQI, bahkan mencoba mengajukan surat ke LPPM atas nama Program Tutorial bersama teman-teman pengurus 2008. Pengajuan itu tidak diterima karena hanya bagi yang sakit atau yang sudah menikah dll yang bisa diterima.

Suatu hari Pipit membuka akun pendaftaran KKN, ia pun memutuskan mendaftar saat itu juga karena khawatir nanti dapat tempat yang jauh lagi. Aku belum mau mendaftar ketika ia mengajak di lokasi yang dipilihnya walau saat itu lokasinya juga muncul di akunku. Di kelompok itu ada satu orang lagi yang aku kenal, salah satu ikhwan di Program Tutorial. Hanya sebatas tahu orangnya tapi tidak tahu karakter orangnya karena aku belum pernah berkoordinasi. 

Aku tetap belum memilih, berharap akan muncul lokasi yang dekat. Dua hari berlalu, lokasi yang muncul ternyata tetap itu lagi. Akhirnya, saat dalam perjalanan pulang, saat itu aku berada di angkot. Tiba-tiba Aku jadi kepikiran, “apakah lokasi KKN yang dekat akan muncul ? kalau tidak aku bisa semakin jauh dan belum tentu ada teman yang dikenal. Apalagi Aku dan Pipit dari awal sepakat untuk bersama-sama satu kelompok KKN, gak mungkin Aku memilih kelompok lain, kasihan Pipit dari awal sampai pertengahan menunggu agar kami bisa bersama bahkan dia sudah menolak tawaran beberapa sahabatnya yang lain”. Sesampai di kosan, aku mencoba online, Aku memutuskan memilih lokasi KKN hari itu juga. Alhamdulillah masih ada 2 lagi yang kosong untuk akhwatnya. Kelompok itu pun sudah dipilih oleh 9 orang termasuk aku.

 Pagi hari, saat acara temu alumni Program Tutorial, aku bertemu Lisma. Aku bertanya padanya, “Lisma udah pilih tempat KKN ?”. “Belum”, jawabnya. Aku mengajaknya untuk memilih di lokasi yang aku pilih, akhirnya lengkap kelompok KKN desa Tanjungsari 10 orang.

Gimana cerita KKNku selanjutnya ? tunggu postingan selanjutnya..^^
Jzkllah sudah meluangkan waktu untuk membaca, semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari pengalamanku.