8 Jan 2012

Cerita KKNku 2


Perkenalan pun dimulai, hari itu kami sepakat survey lokasi tanggal 9 Juli. Hal ini pun hampir tertunda karena susahnya mencari waktu yang sama. Alhamdulillah 9 orang bisa meluangkan waktu untuk survey lokasi sekalian mencari tempat tinggal. Mobil yang dirental sudah ada, Pipit, Lisma, dan aku berjalan menuju parkiran samping gedung PKM. Wajah-wajah baru kecuali satu orang tampak menunggu sambil ngobrol satu sama lain. Mereka menyambut kedatangan kami dengan menebar senyum, “ wah ustadzah semua ne” mungkin itu yang terbesit dipikran sahabat baruku ini. Kami saling berkenalan dan sempat ngobrol.

Hm.. aku hampir saja lupa sebuah cerita yang terkadang membuatku malu saat mengingat kejadian itu. Ceritanya, beberapa hari sebelum survey, salah satu teman KKN ku sms bahwa hari ini kumpul kelompok KKN. Aku tidak mengenal no baru itu, lantas aku bertanya “ini siapa, teh Aci ya?” smsku. “ini khusna” balasnya. Tanpa ragu aku membalas sms, “Ukhti, afwan ana tidak bisa ikut kumpul. Ana kira nanti siang kumpulnya jadi sekarang tidak bisa hadir karena lagi observasi ke sekolah. Nanti kasih tau aja infonya ya ukh !”. Ia tidak langsung membalas smsku. Beberapa jam kemudian, persisnya siapa yang dulu sms, aku lupa. Temanku yang bernama Khusna itu sms lagi, “ Hasil kumpul hari ini, kita survey tagl 9 Juli. Ketua kelompok kang Ence”. Aku meminta maaf lagi padanya, tidak bisa hadir, Ia membalas, “ya tidak apa-apa teh.”
Beberapa hari telah berlalu, aku baru mengetahui ternyata aku keliru. Sepulang dari walimahan salah satu alumni di UKDM, aku bertanya kepada Lisma, “lisma kemarin ikut kumpul KKN ? Siapa aj yang hadir ?” “Iya ikut, Lis sendiri akhwat yang bisa hadir, Kirain idhel juga hadir. Sempat malu Lis.” Jawabnya. “Loh.. bukannya Khusna hadir” Pikirku. Lalu aku lanjut bertanya, “Kemarin bukannya ada akhwat yang namanya Khusna ? Dia sms idhel malah, ngingatkan kalau ada kumpul.” “Bukan.. Khusna itu Ikhwan, bukan akhwat. Dia juga tutor di Tutorial” Ujar Lisma. “Hmm.. serius. Khusna itu seorang Ikhwan ?” aku bertanya untuk meyakinkan lagi. “Iya” jawab Lisma singkat. Aku pun langsung tertawa dan tersenyum sendiri mengingat sms yang aku kirim kepadanya, gaya sms yang biasa aku kirim kepada saudari akhwat lainnya, sms nya rada akrab. Aku jadi malu ingat itu lagi, Lisma pun ikut tertawa saat aku ceritakan kejadiannya. Ini jadi pelajaran bagiku, ke depan aku harus selalu berhati-hati untuk memanggil seseorang yang belum ku kenal. Pengalaman memang terkadang punya cerita lucu, yang terkadang selalu memberi warna dalam kehidupan setiap insan. Ya begitu juga dengan pengalamanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar