17 Feb 2013

About Sum-sum

Hm.. kemarin, tepatnya siang jam 11.00, saya melangkahkan kaki  mencari bubur sum-sum. Sejak pagi tubuh ini meminta haknya, namun Allah memberikan sedikit ujian pada saya. Akhirnya nasi goreng yang sudah dibeli malam sebelumnya tidak sempat dihabiskan. Paginya ingin dimakan lagi tapi tidak bisa dikunyah oleh gigi2 saya. Hm.. SubhanAllah nikmat makan nasi jadi tidak terasa dan sulitnya untuk menelan nasi tersebut. Ya, tepat kemarin malam, daging di sebelah ujung gigi geraham saya bengkak dan ada gigi yg mulai muncul sedikit dan sya baru menyadari bahwa usia yang sudah lewat untuk pertumbuhan gigi ini ternyata masih saya rasakan dan ini gigi terakhir yang memang belum muncul. MasyAllah, terpikir bagaimana sebuah gigi bisa muncul dari sebuah daging ? Itu karena Kuasa Allah yang menumbuhkan dan menciptakan apa yang ada pada manusia. Luar biasa, Alhamdulillahirabbil'alaamiin yang patut terlantun dalam tiap bait kata dan nafas kita. Begitu banyak nikmat-nikmat yang telah kita rasakan. Ya salah satunya indera yang Allah ciptakan dengan fungsi masing2 yang menjadikan manusia bisa melakukan apa yang ia inginkan.

Begitupun dengan apa yang kini saya rasakan,  siang kemarin karena tidak bisa memaksakan makan nasi, saya mencari bubur sum-sum untuk mengisi perut yang sedang kosong. berjalan sepanjang gerlong hingga ke arah Masjid Darrut Tauhid namun tidak melihat penjual bubur sum-sum yang biasa mangkal. Akhirnya berjalan ke pasar gerlong karena pernah melihat ada yang menjual di sana saat saya sering singgah ke tempat itu. Berjalan seorang diri dan menikmati apa yang sedang dirasakan, saya pun sampai di pasar. Mencari dimana mang penjual bubur sum-sum yang biasanya mangkal di pasar, namun mata ini tak menangkap keberadaan mang penjual bubur sum-sum. Akhirnya saya pulang kembali ke kosan. 

Sepanjang perjalanan pulang, saya terus memperhatikan setiap warung barangkali ada yang menjual bubur sum-sum namun sia-sia tak ada. Hingga sampai di gang kosan saya putuskan beli bubur ayam. Mau tidak mau saya harus makan biar ada asupan energi. Meski saya kurang suka bubur ayam, saya paksakan makan biar tetap ada energi. Akhirnya siang itu bubur ayam yang jadi pilihan makan.

Sore hari saya berniat untuk beli bubur sum-sum lagi untuk makan malam dan sahur. lagi-lagi, penjual yang biasa mangkal setiap sore di pinggir jalan sebelum masjid Darrut Tauhid tidak menjual hari ini hingga saya melewati lagi jalan gerlong bada maghrib tetap tidak terlihat. Keinginan untuk makan bubur sum-sum tetap kuat, hingga saya putuskan untuk membuatnya sendiri. 

Alhamdulillah dulu pernah melihat ibunda membuatnya ketika saya sakit dan tidak bisa makan nasi. Jadi kangen sama masakan ibu :( . Ibu juga pernah mengajarkan saya cara membuatnya dan saya pernah coba membuatnya. Jadi semalam saya putuskan membeli bahan-bahan bubur sum-sum yang terdiri dari tepung beras, santan, gula merah dan sedikit garam.

Sebagai anak kosan, saya  tidak punya peralatan masak yang lengkap. Meski saya memiliki kopor listrik saya putuskan memasaknya di rice cooker. Biar tidak repot dan simple ^_^ . Mulailah memasak bubur sum-sum, kurang lebih 30 menit sudah selesai bubur "sum-sum perjuangan" ala Idh3L_Aa jadi ^_^
"Sum-sum Perjuangan" Ala Idhel

Makan malam bersama "bubur sum-sum perjuangan" terasa kurang karena hanya bisa makannya sendiri tidak ada yang menemani. Hm.. jadi kangen berkumpul bersama keluarga di Pekanbaru :(. Sahur pun saya hanya makan seorang diri. Semua harus tetap say syukuri karena ini jalan yang saya pilih. Menuntut ilmu jauh dari keluarga.

Ibu dan Ayah, saya merindukan sangat kalian di sini...
Doakan saya secepatnya kembali ke dalam kehangatan keluarga di Pekanbaru..
Saya mencintai Ibu dan Ayah karena Allah

Kota Kembang, 18 Februari 2013


Idh3L_Aa





Tidak ada komentar:

Posting Komentar