18 Des 2012

Tentang "Ia"

Dinamika. Ya... dinamika selalu ada, dibelahan bumi manapun. Dakwah pun juga ia sapa, berikut para pejuang yang berjalan bersamanya. Bila ego lebih mendominasi dan berbagai alasan berusaha membenarkan tindakan, tak heran banyak yang memilih cuek tak peduli bahkan menarik diri secara tersembunyi tanpa ucapkan salam perpisahan pada saudara-saudara seperjuangan yang tetap mencintainya dan bahkan rela saudaranya itu langsung memikul amanah yang ditinggalkan. Bukan membiarkan apalagi melepaskan, namun saat tabayun tak lagi ditanggapi, silaturahim ke kosan tak selalu dapat dijumpai hanya doa yang bisa dilakukan. Semoga hati-hati ini bisa saling memaafkan. Biarlah Allah Yang Maha Mengetahui yang menilai. Kebaikan apapun yang dilakukan itu akan kembali kepada pelakunya

“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri....” (Q.S Al-Jasiyah:15)

Mereka yang bertahan dan tetap sabar dalam dakwahlah yang mampu terus memperjuangkan dakwah ini hingga berakhirnya masa. Bagaimanapun hasilnya, yang penting prosesnya, ikhtiar-ikhtiarnya, doa-doa serta kekuatan dari sebuah jamaah yang satu fikrah (pemikiran). Yang paling penting apakah keberadaan kita di sana sudah memberikan kontribusi/pengaruh baik dalam dakwah atau hanya sebagai salah satu yang menjadi perusak dalam dakwah? atau karena kita, dakwah tidak berkembang?

InsyaAllah tak sulit mengusung kemenangan dakwah itu, jika saat memilih menerjunkan diri dalam dakwah, Niatkan ikhlas karena Allah, Ingatkan pada diri bahwa dakwah kewajiban bagi setiap jiwa. Muhasabah diri dan amanah (Amanah itu akan dimintai pertanggungjawabannya), lalu evaluasi dan cari tau kekurangannya dimana, kemudian benahi/perbaiki dengan cara serta strategi yang berbeda dari sebelumnya (Ikhtiar optimal), selanjutnya berdoa kepada Allah, semoga amanah bisa diringankan dan ada hasil/target yang dicapai. 

Dalam berdakwah harus dilakukan pendekatan. Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW sebagaimana yang terdapat dalam Q.S An-Nahl:125, ada 3 pendekatan dakwah Rasulullah:
1.      Hikmah (Bijak)
2.      Mau’izhah hasanah (nasihat yang baik)
3.      Jidal (debat) dengan cara yang baik

Sedangkan 3 perkara yang dengannya hati seorang muslim tidak akan tergelincir:
1.      Ikhlas dalam beramal karena Allah
2.      Menasehati pemimpin
3.      Komit pada jamaah

Dakwah dengan dinamika yang mewarnainya, akan tetap bertahan dengan warna indahnya dari awal hingga akhir bila para pelaku dakwah istiqomah mempertahankan hal-hal baik yang ada sebelumnya dan peningkatan dari kualitas pelaku dakwah itu. Bila objek dakwah tak tersentuh sama sekali dan dakwah lebih sering difitnah jangan berkecil hati. Karena petunjuk itu hanya dari Allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

 “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S Al-Baqarah:272)

Don’t Forget, Ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah dari para pengemban dakwah itu sendiri yang wajib di evaluasi (terjaganya amalan yaumiyah setiap hari, bertambahnya wawasan baik terkait organisasi dakwahnya maupun ilmu agama, dan terjaganya fisik/tubuh dengan baik sehingga sehat dan kuat menjalankan amanah-amanah yang luar biasa tantangannya). Hindari maksiat, sekecil apapun yang bisa menyebabkan terhijabnya (terhalangnya) rahmat dan ridha Allah.

Tiada beban tanpa pundak
Begitupun
Tiada Dakwah yang tak tersapa dinamika
Tiada Generasi yang baik tanpa terbina

Tiada Ukhuwah tanpa cinta
Tiada Cinta tanpa pengorbanan
Tiada Pengorbanan tanpa keikhlasan
Tiada keIkhlasan tanpa niat karena Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar