Oleh: Id-3L
“Takdir” itu kah yang
mempertemukan kita ?
Aku tak pernah bercita-cita
melanjutkan pendidikan ke luar pulau. Hidup ditengah keluarga membuatku bahagia.
Limpahan kasih sayang ayah dan ibu membuatku tak sendiri di dunia ini.
Namun “Takdir” mengharuskan aku meninggalkan
mereka. Aku hidup sendiri di negri orang.
Teringat..
Beberapa tahun yang lalu, aku
asing dengan kota ini. Sisi jalan yang membuatku bingung, terlebih bahasa ibu
teman baruku. Aku sendiri ditengah ramainya kota ini. Rindu pada kebersamaan
keluarga hiasi sisi qalbu. Jauh jarak mengharuskan aku untuk sabar menanti
berkumpul bersama mereka. Hari yang berganti terasa berat ku jalani.
Rindu tak mampu ku tepis.
Berharap melihat wajah ayah ibu setiap pagi selalu ku mimpikan. Namun setiap
pagi itu tak jadi kenyataan. Aku coba sabar dan yakinkan diri bahwa suatu hari
aku pulang ke kota kelahiran.
Bulan telah berlalu hingga “Takdir”
menghantarkanku pada perjumpaan denganmu.
Berbekal pengalaman dan pemahaman
seadanya ku jalani hidup di kota ini. Lagi-lagi “Takdir” ingin memberiku banyak
pengalaman dan ajarkan arti kehidupan. Sebelum aku bertemu denganmu, Aku
ditakdirkan berpetualangan menyinggahi beberapa jalan. Setiap jalan yang ku
singgahi, ku harap itu yang ku cari, namun tak jua ku pahami. Jalan-jalan itu
asing bagiku, tak sesuai dengan jalanku yang dulu.
Ku putuskan untuk terus mencari
hingga “Takdir” pertemukan aku denganmu. Bersamamu, akhirnya ku temukan jalan
ini, jalan yang dulu pernah ku susuri bersama sahabat-sahabatku di kota
bertuah.
“Takdir” jua yang satukan kita,
perbedaan antara aku dan dirimu cukup banyak. Kebudayaan dan karakter yang
berbeda namun itu tak membuat kita menjarak satu sama lain.
Ukhuwah yang dilandasi iman yang menjulang menautkan hati-hati kita
Karena CINTA-Nya kita tetap bersama
Lewati jalan ini dengan penuh suka cita dan semangat membara
Ku harap kini pun itu masih ada
Aku akui kekecewaan pernah ku
rasakan, saat aku meminta bantuan tak
kamu tanggapi, saat janji tak kamu tepati, kabar juga tak kamu beri, dan
membiarkan aku atau sahabat lain selesaikan amanah seorang diri.
Namun
Aku tak ingin ikuti emosi dan
bisikan syetan yang ingin merusak hubungan di antara kita. Ku redam kecewa yang
ada, ku ingat kebaikanmu padaku, dan ku ciptakan husnudzon2 terhadapmu. Karena
ku tahu engkau bukan manusia sempurna dan begitu juga diriku yang juga pernah
lalai dan salah.
Kini
Bersama sahabat yang lain ku tunggu
dirimu tuk bersama-sama selesaikan amanah ini..!
Hingga jika masa perpisahan itu
datang tak ada sesal di hati
Inginnya bahagia yang tercipta
karena telah pernah mempertemukan kita di sini
Berjuang bersama dan merasakan
indahnya ukhuwah serta saling berbagi
Berbagi amanah dan bersama-sama
mencari solusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar