14 Sep 2016

Untuk Mereka yang Mewarnai Ceritaku

Bukan karena kepintaran yang menumbuhkan simpati.
Apalagi fisik menawan yang bakal memikat hati.
Tapi pribadi yang menunjukkan akhlak budi.
Dan Tutur kata yang senantiasa berhati-hati.

Mereka yang membuatku memilih bertahan di sini.
Dari niat awal hanya menyinggahi.
Hingga bertahan sampai detik ini.
Karena ku mulai mencintai pilihan ini.

Meski nakal dan sering menguji kesabaran hati.
Tapi mereka mampu membuatku tersenyum kembali.
Dari mereka ku mengenal arti memahami sebelum ingin dipahami.
Dari mereka ku belajar mengapresiasi tuk tumbuhkan motivasi.

Dan cerita bersama mereka yang hiasi diary.
Setahun perjalananku belakangan ini.
Untuk mereka yang sudah punya ruang tersendiri di hati.
Yang tak akan pernah bisa terganti.
Meski kini ku tak bisa lagi membersamai.

= Anak didikku di SMK DT BS








Kebersamaan satu tahun mengajar santri ikhwan angkatan 7, meski awal saya harus menghela nafas diberi amanah mengajar santri ikhwan. Berharap dulu mengajarnya di SMP DT, agar hanya akhwat saja yang saya ajar. Takdir Allah menghantarkan saya ke SMK DT.

Awalnya 4 kelas, semua ikhwan yang saya ajar. Namun pada pekan ke 3 atau ke 4, saya lupa lagi tepatnya kapan pergantian itu terjadi. Saya diganti mengajar kelas X akhwat, jadinya kelas X akhwat dan X ikhwan.

Saya awali pertemuan dengan meyakinkan diri bahwa mereka adalah amanah yang Allah titipkan untuk saya bimbing, bina dan didik. Yang paling penting, dalam mengajar saya harus bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada mereka. "Saya harus tetap berdakwah dimanapun saya berada" , ini prinsip yang berusaha saya jaga dari dulu hingga sekarang. Termasuk ketika saya menjadi pendidik.

Satu tahun berlalu, banyak cerita bersama mereka terlewati, tak hanya bahagia namun kecewa pun turut meliputi. Namun lagi2 saya yakinkan diri bahwa ini ujian atas pilihan saya sebagai pendidik. Bahwa hidup tak selalu mulus, indah sesuai ingin kita. Alhamdulillah, saya mulai biasa dan sudah memahami karakter masing-masing dari mereka.

Tak bisa banyak saya menulis, cerita kebersamaan dengan mereka tapi cukup itu tersimpan di salah satu episode hidup saya bahwa saya mulai mencintai dunia pendidikan, mencintai anak-anak yang beragam karakter. Satu harapan saya sebagai guru dan juga orangtua di sekolah bahwa anak-anak bisa menemukan jati dirinya, menjadi pribadi yang senantiasa berubah ke arah yang lebih baik, dan berakhlak mulia.

"Bukan nilai angka yang jadi ukuran
Namun nilai akhlak mulia yang jadi acuan"

Idhel_Aa
Bandung, september 2016