28 Nov 2014

Masa Kecil


Lama tak kumainkan Pena
Kata tak kugores tuk bercerita
Mengarsipkan sebagian perjalanan selama jadi hamba-Nya
Sepanjang nafas yang ada


Masaa Al-Khair! Selamat sore! 

Kota ini sedang sore, saat tulisan ini saya rangkai. Entahlah, sedang sore atau malam di kotamu?
Di kota ini sedang di guyur hujan. Sekarang musim penghujan. Rahmat Allah sedang turun untuk penduduk alam.

Saya mau menulis kembali sedikit tentang masa kecil. Seperti apa idhel itu di masa kecil? ^-^

Saya lahir di kota Pekanbaru, di sebuah kawasan atau lingkungan perumahan yang rapat di jalan Mawar. Lahir hari kamis, tengah malam dengan bantuan seorang bidan terdekat. Om yang menjemput bidan. Rumah tetangga pun hanya berjarak satu meter bahkan halaman rumah pun saling berhadap-hadapan. Ya seperti rumah diperkotaan yang berdekatan. Saat tinggal di sini saya tidak begitu leluasa bermain. Hanya bisa bermain di dalam dan depan teras rumah. Alhamdulillah Allah mengaruniakan saya saudara laki-laki dan perempuan. Kakak perempuan yang hanya berjarak dua tahun usia dengan saya. Ia yang selalu jadi teman bermain. Ada dua gadis kecil di rumah dan saat itu saya paling bungsung. Meski bungsu, saya tidak seperti anak bungsu kebanyakan sering manja ke orangtua. Justru kakak perempuan saya yang mendapat perhatian lebih dan manja. Yaa saat itu kakak, gadis kecil yang mudah sakit. Bahkan saya sering di tinggal sendiri kalau orangtua saya pergi dan kakak yang selalu di bawa. Saya lebih senang bermain dengan anak-anak seusia saya di sekitar rumah. Selain tinggal bersama orangtua. Ada om, adil laki-laki dari mama. Hingga om masuk akademi kepolisian. Kami sangat di sayangi oleh om. begitu akrab dengan beliau. Beliau pindah dan memilih mengontrak rumah sendiri saat sudah bekerja di kepolisian.

Abang, kakak, dan saya mulai mendapat pendidikan formal di Taman Kanak-kanak. Di sini dunia bermain saya mulai bervariasi. Maklum di TK banyak wahana bermain. Memiliki banyak teman. Sering berekreasi bersama, ikut lomba fashion busana muslimah, setiap hari dibekali kue, dll. Bahagianya masa kecil di Taman Kanak-kanak. Ada kejadian tentang kenekatan saya saat pulang, saya tidak menemukan mama menjemput. Menunggu cukup lama tapi belum ada. Akhirnya saya memberanikan pulang sendiri. Meski rada takut karena jarak TK dan sekolah cukup jauh, di tambah harus menyeberangi jalan raya. Tapi karena sudah hafal jalan pulang dan saya hanya berniat untuk menuju SD tempat kakak saya sekolah dan menunggu mama di sana, kebetulan tidak terlalu jauh dari TK. Diperjalanan sudah mendekati SD kakak, saya bertemu mama. Mama terlambat menjemput karena melakukan pekerjaan rumah dulu. Kalau ingat pengorbanan mama dulu saya jadi bangga punya ibu yang hanya berprofesi sebagai IRT. Mama dan saya menunggu Abang dan kakak sampai mereka pulang sekolah. Begitu setiap hari yang dilakukan mama hingga kami anak-anaknya mampu mandiri pulang sekolah.

Saya masuk SD 010 Pekanbaru, di tempat abang dan kakak bersekolah. Sayang hanya sebentar sampai naik kelas dua. Kami sekeluarga pindah ke Rumbai, daerah yang tidak jauh dari pusat kota Pekanbaru. Otomatis kami bertiga pindah sekolah dan punya teman baru lagi. Sekeluarga pindah karena rumah di Pekanbaru merupakan rumah kontrakan dan di Rumbailah orangtua saya membangun  rumah milik sendiri, terlebih papa memang bekerja di Rumbai.

Di sinilah sisa masa kecil saya dilalui, hidup dan tumbuh di lingkungan yang beda dari sebelumnya. Di sini jarak rumah antar tetangga jauh sekali, masing-masing rumah memiliki halaman rumah yang luas. Suasananya masih asri, banyak pohon-pohon, sangat beda dengan rumah saya sebelumnya. Saya cukup bahagia lewati masa kecil di sini, bahkan di sinilah saya mulai merasa bebas melakukan apapun sebagai anak kecil yang senang bermain, di sini banyak teman sebaya, halaman rumah yang luas, dan gak ada keramaian kendaraan berlalu lalang sebab jauh dari jalan raya. 

Bila mengingat masa kecil, yang ada kenangan saat saya memanjat pohon rambutan bersama teman kecil saya. Anak perempuan kerjaannya manjat pohon.. ^-^ Saya belajarnya dari teman dan berani karena memang orangnya nekat, dulu di pekanbaru belum pernah manjat pohon (pohon yang di panjat juga gak ada). Senang dan puas melakukannya karena bisa makan rambutan sepuasnya yang langsung dipetik. 

Halaman rumah yang dulu sering saya jadikan tempat membangun pondok-pondok, yang di buat dari kayu besar sebagai tiang, triplek, dan terpal sebagai atap dengan bantuan papa mendirikannya. Pondok-pondok ini yang selalu saya tempati saat bada isya bermain di sana bersama teman-teman dan hanya di beri penerang sebuah lampu minyak. Sungguh lucu bila ingat ini kembali. Masa kecil yang saya lalui dilakukan semau saya. Ingin melakukan segala yang diinginkan, bahkan bisa bersepeda pertama kali itu berawal dari keisengan saya bersama teman naik sepedanya yang rusak, di dorong olehnya, saya naik membawa sepeda sampai terjatuh  dan akhirnya bisa. Setelah bisa kita main sepeda mengambil posisi menuruni bukit dan tanjakan naik bukit, ini dilakukan agar roda sepedanya berputar karena rantai sepeda bermasalah jadi tidak bisa di kayuh. Kenekatan telah ada dalam diri saya sejak kecil... ^-^

28 November 2014 
pukul 15.48 wib
Salam Ukhuwah
Idhel_Aa

27 Nov 2014

Album bersama Math Best


Persiapan Perjalanan "Math Best" ke Ciwidey 

Berdoa sebelum berangkat
Depan gedung FPMIPA (JICA) UPI



Photo bersama sebelum naik Bis



"Math Best" Kumpul di pinggir Kawah Putih



"Math Best" Buka Puasa Bersama Anak-anak Panti Asuhan






Suasana Di ruang Kuliah

Suasana Di ruang Kuliah




Ngeliweut Bareng di Rumah kosan Saya dan Feni




Photo kelas 

6 Nov 2014

Kenangan yang tersisa saat ada di Binder



Rasanya terlalu lama tak berkicau di blog untuk sekedar menumpahkan cerita. Kali ini saya ingin berkicau sedikit tentang masa awal sebagai mahasiwi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia 5 tahun yang lalu. Saat itu di semester dua saya mengontrak matakuliah pendidikan Agama Islam. Pada awal-awal semester dua, seorang KM (Ketua Mahasiswa) kelas mengumumkan tentang Program Tutorial yang sekarang bernama Tutorial. Perubahan nama itu terjadi tahun 2012 saat SK nya berakhir, dari penuturan pak Toto (Ketua penyelenggara Tutorial) tidak perlu pakai program. Namanya Tutorial sejak dulu, gak pakai program. Begitu penuturan yang saya dengar langsung. eits.. kenapa saya tau? hehe.. Saat itu saya menjadi petinggi di struktur kepengurusan Tutorial,yang menjabat sebagai Kabid di salah satu bidang dan saat itu para kabid mengadakan pertemuan dengan Pak Toto untuk membahas tentang Tutorial.

Kembali ke pengumuman KM kelas tentang Program Tutorial, saat itu sang KM juga menyampaikan tentang Binder (Bina Kader). Eh.. apalagi ini Binder? Wah penasaran? (itu yang saya rasakan). Dijelaskan oleh KM apa itu Binder dari informasi yang tertulis dari surat yang diterima sang KM. Binder hanya bisa di ikuti oleh mahasiswa yang menjadi perwakilan di kelas, dan jumlahnya dibatasi. Singkat cerita, akhirnya saya daftar Binder bersama teman di kelas. Kami yang daftar binder adalah orang-orang yang biasanya memiliki ketertarikan dengan dunia kerohisan. Meski demikian ada juga yang daftar karena di suruh KM biar ada perwakilan kelas meski tidak berdasarkan keinginan sendiri. Hingga akhirnya banyak yang berubah dari yang dulu suka pakai celana jeans berubah istiqomah memakai rok, belum berjilbab jadi istiqomah menutup aurat, yang pacaran jadi memutuskan pacar dan istiqomah berubah menjadi pribadi yang mencari hidayah Allah. Itulah Hidayah datang lewat dan cara yang tidak terduga. 



Thanks Tutorial telah banyak melahirkan mahasiswa-mahasiswi yang beriman dan bertakwa serta berakhlak baik. Sehingga banyak mahasiwi yang menutup aurat termasuk di kelas saya. Teman-teman yang dulu masih menampakkan rambut indahnya mulai memakai jilbab/kerudung. Meski setiap orang berbeda lama proses mengambil keputusan untuk menutup aurat. Ada yang di semseter dua, ada yang di akhir masa kuliah di kampus, bahkan ada yang setelah lulus kuliah. Saya meyakini bahwa ada peran dari hasil mereka ikut mentoring di tutorial. Karena salah satu materi yang di sampaikan di mentoring ada yang membahas tentang hal tersebut. Nah Buat kamu yang sudah memutuskan berhijab/menutup aurat semoga semakin dikuatkan untuk terus menjaga dan melihat lagi apakah sudah syar'i pakaian yang digunakan..  Kalau belum jangan ragu untuk segera berhijrah menggunakan pakaian yang syar'i. 

Berkicaunya sampai lupa sama pembahasan tentang Binder.. ^-^
Lanjut ya..!

Setelah Tergabung dalam Binder, setiap akhir pekan saya ikut pembinaan binder di hari ahad. Kegiatan ini berlangsung selama satu semester/lebih kurang empat bulan. Di sini saya merasakan kekuatan luar biasa yang mendorong saya tuk bisa lebih semangat lagi berjuang dalam dakwah. Di akhir pembinaan, kami semua di kukuhkan. Kegiatan pengukuhan Binder di lakukan d luar kampus. Biasanya tempatnya di alam terbuka. Pada saat Binder angkatan saya (saya lupa angkata berapa ya?? he :). Maklum sudah 5 tahun berlalu ) kita hari sabtunya di masjid Nurul Falah di gerlong ikut pematerian. Hari ahadnya baru ke Sukawana untuk outbond dan upacara pelaksanaan pengukuhan serta pemilihan ketua angkatan Binder.

Saat outbond di bagi kelompok dan saya kebagian kelompok dengan orang-orang yang ada di dalam photo di atas.. :) . Ini salah satu kenangan yang tersisa saat ada di Binder. Sekarang mereka entah berada di mana, ada beberapa yang masih istiqomah dalam jalan dakwah dan ada yang sudah memilih jalan di luar dakwah. Semoga apa pun pilihan hidupmu teman, tetap Allah Swt, yang menjadi tujuan. Mencari ridha-Nya.

07 November 2014
Salam ukhuwah dari saya..
Idhel_Aa
^__^





6 Okt 2014

Berkata Baik atau Diam


"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau (kalau tidak dapat berkata baik hendaknya ia diam." (H.r. Bukhari & Muslim)

Hadis di atas sangat dalam maknanya, kita yang mengaku beriman kepada Allah maka harus mau menjadi hamba Allah yang ta'at. Keta'atan itu tak hanya di bibir saja namun dibuktikan lewat amal. Sebagai insan yang memiliki iman di hati maka harus selalu menunjukkan perkataan yang baik. Perkataan yang tidak mengandung celaan atau merendahkan orang lain.

Sulit ya.. tentu sulit sekali untuk menjaga lisan ini dari kata-kata yang tidak akan menyakiti orang lain namun ikhtiar itu perlu kesungguhan bila ingin menjadi bagian dari hambanya yang beriman.

Bila sulit sudah dikasih petunjuk. Ketika memang lisan tidak bisa berkata baik maka "Diam" adalah sikap yang baik. Meski "diam" adalah sikap yang terkadang dipandang kurang baik dalam beberapa hal. Namun jika sikap diam tidak ada hati yang tersakiti oleh perkataan kita, maka lakukanlah. Tempatkanlah perkataan itu sesuai kondisi, kapan kita harus berkata maupun tidak mengucapkan sepatah katapun.  Toh bahasa tubuh, sikap dapat membuat seseorang mengerti kita dalam kondisi seperti apa.

30 Sep 2014

Definisi "Cinta"


Oleh : Idhel_Aa



Cinta memang anugerah terindah dari Allah. 
Fitrah bagi manusia rasakan cinta.
Syukur harus terucp ketika hati masih bisa mencintai.

Mampu saling menyayangi dan mengasihi sesama.
Ini tanda Hati masih memliki kelembutan dan cahaya buah ketakwaan.
Ini memang tak boleh dibunuh namun hrus ditanam di dalam diri.


Namun cinta yang menduakan cinta Allah.
Dapat tergolong perbuatan syirik dalam hal cinta pada Allah .
Itu juga Bukan suatu hal yang menjamin kebahagian sejati.
Berjuta bahkan trilyun orang mengatakan "aq mencintaimu",  'engkau cinta matiku', dsb.
Saat cinta itu di pupuk dan bersemi dalam hati.
Berjuta orang pun banyak yang berubah tatkala ia melanda diri.
Setelah dapat memiliki dan menjalin hubungan Yang belum di ridhoi.
Kebosanan biasanya datang, lalu ikatan putus dan cinta pindah ke lain hati.


Cinta akan menjadi sebuah tanda ketakwaan hamba pada rabbnya.
Ketika cinta itu ia jalin dalam sebuah ikatan yang telah halal dan diridhoi.
Tapi ketika cinta hanya dirasa dan terus dibiarkn bersemi di hati.
Dakwah dijalankan di atas cinta manusia bukan cinta karena ALLAH.
Langkah berjuang karena motivasi lain.
Itu sama saja dakwah kita jalankan karena menjanjikan keindahan dan kebhgiaan bagi diri.
Seolah Bukan karena ALLAH , bukan karena mencari ridho-NYA.


Dakwah akan indah jika setiap para pejuangnya memiliki cinta.
Cinta berjuang di jalan yang penuh Dinamika.

15 Mei 2014

Mari Perhatikan Amalan Hati

Bismillah

"Mari Berbenah tuk Bangkit dan Berlari lebih kencang lagi mendekat kepada-Nya" (Sedikit modifikasi kalimat seorang ustad)

Setiap Mukmin (org yg beriman) hrs mau senantiasa memperhatikan dan mengintropeksi diriny dgn bercermin kepada orang lain. Setiap hari harus ada perbaikan dari amalan Hati.. karena amalan hati yg sering tak disadari oleh diri sendiri.. sehingga membuat hati semakin lama semakin gersang dan tak lagi dapat membedakan mana yg baik dan buruk.. Apabila hati telah "berpenyakit hati" maka tak akan lagi ketenangan dan kebahagiaan itu hadir di hati. Dan bila dibiarkan bisa meyebabkan hati tertutupi noda-noda hitam sehingga sulit menerima kebenaran dan nasehat..

"Amalan perbuatan lebih dapat di sadari oleh diri daripada amalan hati yang hanya bisa diketahui oleh orang lain."

Idh3L_Aa




6 Mei 2014

Perjalanan Jurnalistik BATIC (Memori 12 Februari 2011)

Sedikit berbagi cerita leat photo-photo saat perjalanan menjelajahi tempat-tempat sejarah di kota Bamdung bersama teman-teman BATIC pada tahun 2011 




Pabrik pengolahan Kopi Aroma

Proses membungkus Kopi aroma

Hotel Savoy Homan yg sudah berdiri sejak jaman penjajah
dan paling di kenal di dunia internasional

Bangunan di depam Museum KAA

Salah satu koleksi museum KAA

Di pabrik Kopi Aroma





Di dalam Gedung Konferensi Asia Afrika



Lagi merhatiin apa ya? ^-^

Bekas Kamar sel penjara d jaman penjajahan 

15 Apr 2014

Edisi "Kursus Menjahit"


Segores catatan kenangan
Bersama Mereka dalam kesenangan
Kesamaan Hobi dan kegemaran

Pertemukan kita dalam lingkaran ilmu ini
Tuk sama-sama kita pelajari
Dari seorang Murobbi (Guru)
Yang ahli dalam dunia fashion ini



Kali ini, catatan blog saya akan berbagi cerita tentang aktivitas yang saya jalani hampir lima bulan belakangan ini. Berawal di bulan oktober yang penuh cinta dan juga asa yang mulai saya jelajahi satu persatu hingga coretan pada tiap mimpi-mimpi itu terealisasi adanya. Tak hanya jadi impian tanpa aksi tuk mengejarnya. 

Yaa.. ini salah satu target saya setelah perjuangan itu beres. Ingin tetap menimba ilmu di kota kembang ini sebelum nanti pulang ke kampung halaman. 

Kita ke cerita di bulan Juli. Seberes amanah di kampus,saya mulai mencari tempat kursus menjahit. Ingin melancarkan kembali keahlian dalam menjahit. Hmm.. akhirnya saya putuskan tuk mencari tempat kursus jahit. Di dapatlah info tempat kursus jahit A yani yang bayar, ada yg hanya satu bulan tapi setiap senin-jumat dan ada juga yang hanya sabtu dan minggu saja. Selagi menimbang mana yang akan di pilih, Allah datangkan seseorang yang memberikan kabar tentang pelatihan menjahit gratis dari sebuah lembaga yang ada di bandung.

Singkat cerita setelah perjuangan panjang tuk berupaya memenuihi administrasi dan persyaratan, serta hampir pesimis karena peluang diterima kecil. Saya putuskan tidak berharap besar di terima kare sudah bisa mengukur diri tidak bs memenuhi semua alur penerimaan.atu bulan berlalu dan saya fokus tuk mencari kursus A yani yang dekat dari gerlong dengan searching di internet. Ternyata cabangnya ada yang di daerah Cihampelas. Waktu terus padat, hingga saya tbelum sempat mendaftarkan diri.

Satu bulan berlalu, tiba-tiba saya dapat sms yang menyataka saya diterima jadi peserta kursus menjahit. Akhirnya saya daftar ulang dan mulai berkenalan dengan peserta lain. Saya memilih kelas pagi karena kalau siang, saya selalu ada kegiatan setiap sore jadi pasti telat hadir. 

Lima bulan berlalu, banyak hal yang di dapat, ilmu dari bu Ira selaku guru di tempat kursus serta sahabat yang kebayakan ibu-ibu yang sudah menikah, ada bu Atty, bu Anny, bu Novi, bu Neti, teh Yati, teh Mimin, dan syifa. Hanya saya dan syifa yang belum menikah. di sini saya banyak belajar dari para ibu-ibu. Kami saling akrab ibarat satu keluarga.

Sebelum teori menjahit di smapaikan,  kami memulai kelas dengan di awali tilawah secara bergantian, lalu ada yang kultum setelah itu baru ke teori menjahit. Agar ilmu nya berkah.. 



Ruang kelas



Di awali Tilawah dulu.. ^-^



Narsis dikit.. ^-^



Suasana saat bikin pola dan menggunting



Semua ibu-ibu ^-^

Sekian cerita tentang Kursus menjahit.. ^_^

1 Jan 2014

Keceriaan Bersama Mereka

Pada pertengahan bulan Desember saya menghabiskan waktu selama 3 hari bersama adik-adik dari SMP Al-Azhar Bintaro. Banyak hal yang saya dapati selama kebersamaan bersama mereka. Mulai dari perkenalan hingga menemani mereka tidur dan mendengarkan curhatan mereka.

Mereka yang masih lucu-lucu dan tampak bahagia ini ternyata memiliki permasalahan dalam keluarga. beberapa dari mereka ada yg "broken home". Ayah dan Ibu bercerai, ada yg curhat kalau orangtuanya bercerai saat ia berusia 5 tahun, kemudian tinggal sama ibu dan ayah tirinya. ia bilang kangen sama ayahnya dan ingn bertemu. Terus ada yang curhat kalau ayah dan ibunya bercerai karena ibunya tidak mau berhenti jadi wanita karir, ia dan ibunya saat tinggal di Taiwan sama ayahnya memilih pulang ke Indonesia. Ibunya memilih perceraian, saat itu ia masih kelas SD. Dari 11 adik yang jadi tanggung jawab saya, 4 orang yang "broken home". Mereka berkata kepada saya bahwa sempat berpikir tidak mau menikah karena trauma melihat perceraian orangtuanya.

Kebanyakan dari mereka sudah mulai mengenal pacaran sejak usia SD, ya.. hal ini memang tidak aneh lagi di zaman sekarang. Ini lah akibat dari perceraian orangtua, membuat anak-anak menjadi korban. Mereka yang saya lihat berusaha untuk tetap menikmati kehidupan dengan keceriaan layaknya anak-anak seusia mereka yang lain. 

Inilah hal yang patut jadi perhatian para orangtua terutama para ibu yang menjadi madrasah pertama untuk putra-putrinya. Mereka harus dididik akidahnya terlebih dahulu dan bekal agama yang seharusnya sebelum menempuh dunia pendidikan di bangku sekolah.. masa golden age yaitu 1-6 tahun, di sinilah peran ibu tuk bisa menanamkan akhlak yang baik kepada sang anak.

Ini photo-photo kegiatan siswa SMP Al-Azhar Bintaro dalam acara Sekolah Alam selama 3 hari. Di sini para siswa di didik dan dibiasakan berakhlak Islami. Mulai dari shalat tepat waktu, membiasakan shalat sunnah (qiyamulail, Rawatib, dan dhuha), membaca doa setiap melakukan aktivitas (makan, berwudhu, tidur, dll), serta diajarkan memandikan, mengkafani dan mensholati jenazah, muhasabah, hiking, dan outing. Selama tiga hari yang sangat bermanfaat dengan kegiatan positif untuk mereka. 

Semoga bisa menjadi kenangan dan menjadi titik awal perubahan diri kalian. Apapun ujian dalam kehidupan kalian tetaplah berusaha menjadi pribadi yang baik.. Semoga kalian bisa menjadi anak-anak yang berprestasi, berakhlak baik, dan kebanggaan keluarga. Ada hal dari problem orang dewasa yang tidak perlu kita ketahui atas setiap tindakn yang mereka ambil. jadilah anak-anak yang sholehah ya adik-adik.. :) semoga ada kesempatan kita bertemu kembali.. ^_^











11 Des 2013

Refleksi Kejadian Subuh Ahad




Bukan perhatian makhluk-Mu yang diharapkan
Apalagi membuat mereka simpati
Bukan cinta makhluk-Mu yang di inginkan
Apalagi membuat mereka ta'jub
Ini tentang Aku dan Engkau

Tentang Aku dan Engkau

Ini berbicara tentang hari ini ataupun hari kemarin yang jadi hari milik kita
Bukan bicara hari esok juga milik kita 
Ini bicara tentang hari ini apa yang telah kita lakukan dan berikan terbaik
Bukan bicara besok dapat juga kita perbaiki
Ini bicara tentang hari ini memanfaatkan peluang
Bukan bicara besok menunggu peluang baru datang lagi
Ini bicara tentang hari ini siapa yang berjasa hingga kita bisa menjadi seperti ini
Ini bicara tentang hari ini, mereka-mereka yang ada di sekitar kita yang setia menemani perjuangan
Ini bicara tentang hari ini bersyukur kepada Allah yang masih memberikan nikmat hidup
Bukan menunggu besok nikmat itu tercabut baru menyadari..

Pagi itu saya bangun pukul 03.40 wib. Saya melihat Hasni masih tidur, adik di tutorial yang nginap di kosan saya agar tidak telat mengantar konsumsi untuk peserta Binder. Saya berjalan ke kamar mandi. Di dapur, saya melihat ibu kosan sedang memasak mie untuk konsumsi binder. Saya berwudhu, lalu melaksanakan shalat malam.

Hasni mulai bangun, ia pun bersiap-siap shalat malam juga. Saya yang telah selesai shalat, mendekati dapur, membantu ibu kosan mempersiapkan konsumsi. Hasni pun demikian, ia turut mendekati selesai shalat. Kami, mulai memasukkan bubur kacang hijau ke dalam plastik. Adzan subuh berkumandang, kami pun melaksanakan shalat.

Inilah detik-detik saat menjelang kejadian yang ingin saya lupakan. ya.. saya tidak ingin mengingatnya karena itu kejadian yang sedikit menyakiti hati ini tersebab satu hal. 

Jam menunjukkan pukul 05. 05 kurang lebih yang saya ingat. Saya ingin menyetrika baju untuk digunakan pagi ini ke acara pembinaan adik-adik beasiswa Mandiri tapi saya tunda karena melihat Hasni mau mengantar konsumsi. Akhirnya saya berkata padanya, "Hayu teteh bantu antarkan konsumsinya.". Kami pun mengeluarkan motor matic Hasni dari rumah. Konsumsi pertama dan yang terakhir saya bawa yaitu bubur kacang hijau. Saat menaikkan konsumsi itu sangat susah. Akhirnya, ibu kosan membantu saya mengangkatkan konsumsi ke atas motor setelah saya naik. Saat itu ibu kosan berpesan, "hati-hati neng jatuh. Saya langsung menjawab, "ya paling jatuh juga ke bawah bu..". Kata-kata itu terucap begitu saja dan ternyata itu sebuah tanda. Lalainya saya yaitu tidak memakai helm, ya karena dekat dan saya tidak punya helm jadi saya tidak mengikhtiarkan diri untuk menjaga keamanan diri saya saat di bonceng Hasni. Hm.. kalau di rumah, papa pasti orang yang paling cerewet bila melihat saya, anaknya ini yang terkadang tidak mau memakai helm.

Sampai gerbang UPI, kami meminta izin satpam untuk memakirkan motor sebentar sampai menunggu panitia ikhwan mengambil konsumsi.  Pak satpam mengizinkan. 5 menit menunggu akhirnya panitia datang. Kami pun segera balik ke kosan saya. Hasni yang membonceng saya membawa motor ke arah gerbang UPI, lalu ketika melewati pak satpam, saya berkata, "makasih Pak.". "Iya" jawab pak satpam yang membuka gerbang. Saya duduk dengan posisi nyamping, sehingga tidak melihat motor dari belakang saya saat menyeberang. Saya ingatnya, saat Hasni menyeberang tiba-tiba motor kami jatuh, ada yang nabrak dari posisi sebelah kanan, atau dibelakang punggung saya. Dunia tersa gelap, saya tidak ingat apa-apa.. hingga tiba-tiba mata ini terbuka dan melihat dua wajah yang memanggil saya, yaitu Donna dan Enti, adik di tutorial. Saya melihat Donna tersenyum sambil membawa sebuah kotak, seperti kotak obat-obatan. 

Saya tersenyum dan bertanya kepada mereka, "teteh dimana?" sambil melihat sekitar. Saya melihat dari jendela ada beberapa ikhwan di luar. "Ada apa?" tanya saya lebih lanjut. "Teteh tadi tabrakan dan pingsan." ucap Donna. "o.. tadi teteh pingsan, tabrakan? teteh kira mimpi." ujar saya seolah tak percaya. Seketika saya ingat bahwa pagi itu saya harus berangkat pukul 06.00 ke daerah jalan soekarno hatta, ada pembinaan siswa beasiswa Mandiri.  "Sekarang jam berapa?" sambil memeriksa saku di jaket saya mencari hp. "Hp teteh mana? ada yang lihat?" saya mulai khawatir, akan kehilangan hp BB pemberian kakak saya. Saya mulai bangkit dari kasur, lalu keluar dari pos satpam. Saya melihat Resti dan meminta ia menelpon hp saya. ternyata masih aktif.

Saya tidak begitu peduli dengan orang-orang sekitar. saya hanya memikirkan janji saya hari ini dan hp BB. Akhirnya Resti mengantar saya pulang dan saat itu mulai saya mersakan bahwa kepala saya sakit dan benjol akobat benturan. Saya sadar ketika tabrakan terjadi kepala saya yang pertama kali kena benturan. "Ya, Allah jangan-jangan ada retak atau apalah di otak." saya mulai khwatir.  Sampai depan gang, saya diturunkan dan saya berjalan ke kosan dengan menahan sakit kepala. Sampai kosan, ibu kosan sudah tau terlebih dahulu saya tabrakan. Beliau tampak cemas tapi saya berusaha tidak menunjukkan kesakitan karena tidak ada gunanya membuat orang-orang cemas. Saya merasa mual, lalu segera ke kamar mandi. Di kamar mandi saya sempat mual dan ingn muntah 3x. Ini semakin membuat saya khawatir, saya pasrahkan semua kepada Allah. 

Saya memutuskan sms dg hp satu lagi mengabarkan ke Irma bahwa saya tidak bisa hadir pembinaan. Ternyata hp saya pulsanya habis. Say berpikir, lalu dapat ide. Saya online, lalu buka facebook dan chatting ke irma, semoga dia online lewat hp. "bismilla, aslmkm irma tlg smpaikn k evi idhel gk bs k cianjur td pg dptmusibah tabrakan, dan skrg pusing, gk bs maksain buat k pmbinaan.. afwan jiddan.. idel gak bs sms krn hp nya blm ktmu../gk tw lg dipegang sp"

Seharian saya istirahat sendirian di kosan. Mau ke rumah sakit, tidak ada yang mengantarkan. Semua fokus pada Binder dan punya urusanya masing-masing. Hasni sempat datang ke kosan, mengambil tasnya dan menyerahkan hp saya yang dia selamatkan, ia tampak mencemaskan kondisi saya. 

dia bilang, "Hasni kasihan lihat teteh, benar kata teteh, kita tidak akan tau, besok gimana kita. semalam sehat tapi esok harinya gak tau.".

"Iya tidak apa2 Hasni, mohon doanya saja, besok teteh mau rontgen kepala, khawatir luka dalam." 

"Nanti teteh sms Hasni aja, nanti Hasni antar ke rumah sakitnya.".
"Iya" jawabku.

Peristiwa pingsan saya itu pertama dan semoga yang terakhir dalam kehidupan saya. Hikmah kejadian ini, saya bersyukur, Allah masih menyayangi dan memberi kesempatan saya hidup. tidak bisa dibayangkan nyawa jadi taruhan atau saya masih hidup tapi tidak ingat apa-apa. Mungkin itu akan sangat berat untuk kedua orangtua saya bila itu terjadi. Alhamdulillah, Allah masih mengembalikan ingatan saya dan bisa sadar. Bisa kembali melanjutkan sisa usia saya di bumi ini. Karena dulu ada kasus akhwat yang karena dibonceng temannya dan dia tidak pakai helm. pas lewat tanjakan dia tidak pegangan, dan temannya tidak sadar ada tanjakan akhirnya sang akhwat terlempar dan keplanya kena benturan. Hingga ia tidak ingat apa-apa tentang dirinya. Allahku, tiada kata yang dapat ku ucapkan atas kasih-Mu yang masih menyayangiku. Ujian ini, mungkin bentuk teguran dari-Mu atas sikapku atau aku mungkin aku kurang mensyukuri nikmat kesehatan (jarang memperhatikan kesehatanku belakangan ini.)

Allah, bimbing hamba tuk terus menjadi pribadi yang mencintai-Mu dan berjuang serta menjalani hidup ini hanya untuk-Mu. Titip rindu ini untuk keluarga tercintaku di Pekanbaru...
In sya Allah bila “jalan menuntut ilmu” ini selesai aku akan segera pulang ke kota kelahiran..

3 Des 2013

Saat Aktivis Terkena Fitnah "Interaksi dengan lawan jenis" (Bagian 1)

Saya hanya mampu mendefinisikan apa yang terlihat. Tak jarang saya definisikan makna tersirat dari signal-signal yang saya terima. Pada kesempatan ini pun, saya ingin menuliskan sebuah opini diri seorang hamba yang tak luput dari khilaf dan noda. Semoga ini pun jadi renungan bagi diri saya pribadi. Berbicara tentang kehidupan seorang aktivis dakwah. Tentu, terpikirkan tidak jauh dari agenda-agenda kebaikan seperti syuro, kegiatan amal, dan aksi. Namun, bukan hal itu yang akan saya paparkan. Saya ingin beropini tentang sisi lain dari kehidupan aktivis yang terkadang cukup menyesakkan dada.

Kehidupan menjadi aktivis da'wah penuh tantangan dan fitnah. Sisi baiknya tentu saja ada. Namun saya ingin paparkan tentang fitnah di kehidupan aktivis da'wah. Fitnah (ujian) yang tak hanya melanda jiwa namun juga hati. "Iman" itu yang membuat para aktivis bertahan atau justru jatuh kedalam bisikkan syetan yang ingin menjatuhkan manusia ke lembah dosa.

Fitnah pertama, "Interaksi dengan lawan jenis". 


Inilah gerbang pertama yang membuat seorang aktivis bisa jatuh bila ia tak pandai menjaga diri. Sering kalinya syuro/rapat, menuntut diri kita untuk banyak menunjukkan diri (memaksa untuk mengeluarkan pendapat/ide, berkomunikasi dengan anggota2 di syuro, dan lain-lain). Di sinilah kita untuk pertama kali mencoba mengenal karakter/pribadi aktivis lainnya, ikhwan maupun akhwat. Coba antum perhatikan syuro/rapat di organisasi dakwah antum, apakah selama syuro berlangsung tidak ada guyonan/perkataan dari salah seorang anggota syuro yang keluar dari jalur pembahasan syuro? Kalau tidak ada, berarti antum semua di sana memahami dan telah menjalankan syuro sesuai dengan fungsinya. Tidak ada juga waktu yang terbuang sia-sia.

"Sebagian kebaikan Islam seseorang yaitu meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (Hadits Hasan. Riwayat Tirmidzi dan lainnya)

Tapi jika ada sedikit guyonan/pembahasan di luar jalur, itu perlu antum waspadai! Kenapa harus sedemikian "mawas"? Karena itu salah satu celah syetan untuk memasukkan ke hati-hati kita bahwa guyonan/pmbahasan di luar tema rapat boleh lah sekali-sekali kita selipkan agar mencairkan suasana dan para anggota syuro/lawan jenis bisa saling akrab. Selanjutnya, itu akan membuka, celah-celah lainnya, misal saat berkomunikasi lewat sms, tidak ada lagi kecanggungan dengan lawan jenis menanyakan sesuatu di luar amanah da'wah. Bahkan berani nelpon sesuatu yang GJ (Gak Jelas). kemudian berlanjut ke interaksi berikutnya di dunia maya yang saat ini berkembang. Malu itu mulai tersamarkan. Tak ada lagi segan mengumbar pembicaraan bercanda/gak penting dengan lawan jenis ketika komen sebuah status.

"Malu itu termasuk keimanan, dan keimanan itu tempatnya di surga, sementara kekejian itu termasuk kekerasan, dan kekerasan itu tempatnya di neraka." (H.r. At-Tirmidzi No. 2009, dishahihkan Syaikh Al-Albani v dalam shahih Sunan At-Tirmidzi).

Efek dari berkembangnya teknologi sekarang, kemudahan2 dalam berinteraksi yang tanpa batas menjadikan kita mulai tak lagi memperhatikan interaksi dengan lawan jenis. Padahal tetap saja kita mesti menjaga diri dan interaksi kita. Kalau bercanda dengan sesama jenis (akhwat ke akhwat atau ikhwan ke ikhwan) ya tidak masalah tapi tetap harus memperhatikan kalimat guyonan/perkataan kita, jangan sampai menyakiti hati saudari kita. Jika Interaksi ini tidak di jaga Itu paradigma yang akan tumbuh berkembang hingga ke generasi kader da'wah penerus antum selanjutnya dan terwujudnya kader yang lebay dan manja. Da'wah lama berkembangnya. serta kader-kader da'wah yang militan dan visioner bisa di hitung dengan jari.

Al-Imam Al-Khaththabi v mengatakan sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar v, "Yang dapat mencegah seseorang terjatuh dalam kejelekan adalah rasa malu. Sehingga bila dia tinggalkan malu itu, seolah-olah dia diperintah secara tabiat melakukan segala macam kejelekan." (Fathul Bari, 10/643)

Bersambung..

7 Okt 2013

Saat Cinta Menyapa

Tiada kata seindah doa.
Tiada kado sebaik perjumpaan
Tiada cinta sebening keikhlasan
Tiada sahabat setulus di dasarkan iman
Tiada perjuangan sehebat jihad fisabilillah
Tiada impian semulia hafizhah

Dengan cita dan asa yang terbingkai dalam tekad
Terdefinisi jelas bersama ikhtiar dan doa
Meski rasa tak mampu membedakan makna
Hati dan logika selalu berbeda
Namun..
Nurani yang jujur berkata
Bahwa
Impian, persahabatan, dan cinta lah yang membuat semuanya indah dan mudah  


Sejenak saya renungi, bagaimana perjalanan hidup yang telah saya lewati di kota kembang ini. Hampir 5 tahun, saya habiskan masa pencarian diri, dari remaja labil yang bingung pada masa depannya setelah lulus SMA hingga takdir-Nya kembali menghantarkan pada garis start yang harus saya lalui yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu meninggalkan kota kelahiran, tempat saya tumbuh dan belajar untuk mulai merantau ke pulau seberang, menata diri tuk mandiri, mengejar mimpi tuk masa depan, dan terlebih mencari jati diri sebagai seorang insan.

Tahun 2008, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta di Jakarta, tepatnya bada maghrib ada sejuta asa yang mulai satu persatu terlintas dan semua kembali jelas saat Kota kembang menyambut kehadiran saya dengan dinginnya cuaca yang jauh sangat berbeda dengan bumi lancang kuning. Di sini lah segalanya bermula..

Bandung, kota yang penuh dengan daya tariknya telah membuat saya mulai mencintai kota ini setelah kota kelahiran saya, Pekanbaru. Di sinilah saya mulai menata diri, mengejar mimpi, dan terlebih kembali mencari jati diri sebagai insan makhluk ciptaan Allah. Suguhan madrasah-madrasah ilmu yang menarik, tempat wisata alam yang menyejukkan, Budaya yang ramah, dan terlebih ladang kebaikan yang banyak memikat hati. 

Semua semakin mengenalkan saya, seperti apa kota kembang dengan segala pesonanya. Tak kenal maka tak cinta. Ya.. ungkapan yang memang ada benarnya. Cinta itu mulai tumbuh di hati, saat saya mulai mengenal Persahabatan (ukhuwah), harapan, dan ketulusan berjuang tanpa pamrih di kota ini.

Di sini, kota kembang saya dipertemukan dengan "mereka" yang juga datang dari berbagai kota dan pulau. "Mereka" dengan budaya dan karakter yang berbeda mengajarkan saya untuk belajar memahami dan menghargai. Dari sinilah saya mulai peka pada karakter setiap orang. Dari sinilah saya mulai belajar menyakinkan diri bahwa perbedaan akan tetap dan selalu ada namun dari perbedaan itu ada yang sama, yaitu "satu cita" => "seakidah". Dari titik inilah yang jadi pijakan saya untuk mulai menjalin pertemanan, persahabatan atau yang lebih dikenal oleh anak-anak Rohis dengan sebutan "UKHUWAH". Saya mulai menjalin ukhuwah dengan "mereka" yang hadir dalam kehidupan saya. Persahabatan yang pakai hati itu telah menjadikan saya sosok yang melankolis. Ya, memang saya tidak sadar bahwa saya terbentuk menjadi sedemikian melankolis padahal saya merasa itu biasa dan memang telah ada sebelum saya ke kota ini.

"Allah punya cara indah mempertemukan seseorang pada takdir-Nya"

Seiring waktu, saya merasakan hal itu. Takdir yang telah jadi ketetapan-Nya untuk saya telah menjadikan saya sedemikian yakin bahwa Takdir terasa indah tergantung bagaimana kita menikmatinya. Kesulitan, kekecewaan, airmata, suka, duka, tantangan, asa, semangat, bahagia, dan semua rasa yang juga di alami oleh makhluk bernama manusia juga telah saya alami di kota ini. Semua itu yang kemudian mendidik, melatih, mentarbiyah, dan membentuk saya jadi seperti saat ini.

Lima tahun sudah saya berjuang di sini, kini.. masa tuk kembali menentukan jalan selanjutnya.. kemana akan melangkah? apakah tetap di kota ini berkarya dan jadi insan pembelajar? atau kembali ke bumi lancang kuning mengabdikan diri pada tanah kelahiran dan orangtua?

Ah.. saya hanya bisa berdoa kepada-Nya diberikan jalan yang terbaik. Jika pun harus pergi, meninggalkan kota kembang insyaAllah akan ikhlas sebagaimana sebelum-sebelumnya mencoba ikhlas berpisah dengan sahabat dan keluarga di kota bertuah. Ada saatnya berjumpa namun harus siap berpisah. InsyaAllah di waktu yang terbaik dan telah ditentukan Allah, setiap yang terpisah akan berkumpul kembali. Ada saatnya pergi namun suatu hari pasti akan mencari jalan untuk pulang

Begitulah dinamika kehidupan



*Semua perjuangan hidup di kota kembang ini menjadi warna indah dengan hadirnya kalian. terutama saudara/iku di lingkaran cinta dan seperjuangan dalam dakwah. Saya mencintai kalian karena Allah. Kenangan itu akan tertinggal di kota ini namun "iman ini" akan terus kubawa kemana pun pergi.. Semoga kita tetap bisa bertemu kembali.

"Semoga Takdir Indah-Nya kembali saya rasakan meski di tempat yang berbeda dengan lingkungan baru, aktivitas baru, dan saudara seakidah yang baru"