Tantangan Dakwah
sebelum Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Pada
10 Hijriah (619 M), dakwah Islam yang didengungkan oleh Nabi Muhammad
SAW mengalami masa-masa yang paling sulit dan pahit. Tahun itu, paman Nabi
SAW, Abu Thalib, yang selalu menjamin keselamatannya dalam berdakwah, dipanggil
oleh Allah Taala. Dua bulan kemudian, istri tercinta, Khadijah r.a., yang
selalu mendampingi Nabi dalam berdakwah dan memotivasinya ketika mengalami
gangguan dan ancaman, dipanggil pula oleh Allah Swt. Nabi pun sangat bersedih
hati karena dua orang terkasihnya meninggalkan beliau untuk selamanya.
Setelah
paman dan istrinya wafat, dakwah Nabi SAW di Makkah mengalami kebuntuan.
Jaminan keselamatan terhadap Nabi SAW dalam berdakwah hilang. Nabi pun
berdakwah ke negeri Thaif, yaitu kepada Bani Tsaqif yang merupakan kabilah
terhormat di Jazirah Arab, tetapi mereka menolak ajaran Islam dengan cara yang
sangat kasar. Beberapa orang bodoh dari mereka bahkan melempari Nabi Saw.
dengan batu kerikil dan kotoran binatang, hingga dua kaki Nabi berlumuran
darah.
Nabi
Muhammad SAW sangat sedih atas penolakan mereka terhadap dakwahnya. Di
tengah perjalanan pulang ke Makkah, di bawah pohon kurma, sang Nabi berdoa
dengan hati yang amat pilu. Bibirnya yang suci pun berucap kata-kata indah ini:
“Allahuma Ya Allah,
kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan
manusia. Wahai Tuhan Yang Maharahim, Engkaulah Tuhan orang-orang yang
diperlemah dan Tuhan pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan nasibku
ini? Kepada orang jauhkah yang berwajah muram kepadaku, atau kepada musuh yang
akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli;
karena sungguh luas kenikmatan yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung
kepada nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan, yang membawa kebaikan di dunia
dan akhirat, dari kemurkaan-Mu dan (azab) yang akan Engkau timpakan kepadaku.
Kepada Engkaulah aku adukan ihwalku sehingga Engkau ridha kepadaku. Dan, tiada
daya upaya melainkan dengan kehendak-Mu.”
Ketika
akan memasuki kota Makkah, Nabi SAW merasakan tekanan yang sangat kuat dari
kaum kafir Quraisy. Nabi SAW beberapa kali meminta perlindungan keselamatan
kepada kabilah-kabilah yang berhubungan baik dengan Bani Hasyim, tetapi tidak
ada satu pun yang mau melindunginya. Hingga akhirnya, Nabi SAW memperoleh
jaminan keselamatan dari lelaki musyrik bernama Muth’im bin ‘Adi yang merupakan
kepala kabilah Bani Naufal. Setelah melewati banyak rintangan dan kesulitan dakwah
di Makkah ini, Allah SWT. kemudian memuliakan beliau dengan
perjalanan Isra Miraj yang terjadi pada tahun ke 12 Kenabian.
![]() |
Sumber IG Muslimah Map |
Isra
Miraj merupakan salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Isra’ Miraj diperingati umat Islam setiap tanggal 27 bulan Rajab, Ini sebuah
momentum perjuangan dakwah Islam Rasulullah di Makkah. Secara harfiah, Isra
artinya: perjalanan tengah malam, sedangkan Miraj artinya: naik ke atas atau
menanjak.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi
Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil aqsa yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Isra
Miraj merupakan perjalanan di tengah malam yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil-Aqsha, lalu dilanjutkan
menembus langit ketujuh hingga ke tempat yang paling tinggi,
yaitu Sidratul Muntaha menggunakan kendaraan Buraq, yaitu sebuah kendaraan
“superkilat” berbentuk hewan (dâbbah) berwarna
putih, bertubuh panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal (Kitab al-Jami’ al-Shahîh juz
I, hlm 99). Dalam Isra Miraj ini, Nabi Muhammad
SAW didampingi oleh Malaikat Jibril yang mengantarnya sampai ke depan
pintu Sidratul Muntaha, kemudian Nabi Saw. bertemu dengan Allah SWT.
Dalam
rangka meraih kemenangan dakwah Islam, Allah Swt. memerintahkan umat Islam
untuk menegakkan shalat 5 waktu sehari semalam. Karena
itu, shalat adalah ibadah yang paling utama dalam Islam, rukun Islam
kedua, kunci kesuksesan hidup dunia dan akhirat, serta penerang jiwa dan
penyejuk hati hamba beriman.
Pelajaran Penting Isra
Miraj Nabi Muhammad SAW:
1. Perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW adalah mukjizat
hissiyyah atau material (fisikal) yang dapat diterima oleh akal. Semua terjadi
atas ijin Allah. Ini adalah anugerah Allah untuk Nabi Muhammad SAW, setelah berbagai cobaan yang dialami
Rasulullah ditinggal Istri dan pamannya serta mengalami penolakan dakwah
terutama peristiwa di thaif dan mendapatkan tekanan dari orang kafir di Makkah.
2. Disaat berbagai cobaan yang dihadapi, Rasulullah
bermunajat kepada Allah. Hikmahnya kita harus benar-benar bermunajat memohon
pertolongan kepada Allah dalam persoalan dakwah dan kehidupan kita.
3. Perjalanan Isra
Miraj menunjukkan pemuliaan dan pengagungan Nabi Muhammad SAW., para nabi dan
rasul, serta umat Islam yang menerima risalah shalat lima waktu.
4. Sebelum
mikraj ke langit, Rasulullah SAW mengimami shalat semua nabi dan rasul.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya akan mengikuti dan mematuhi risalah Nabi
SAW.
5. Isra' dari masjidil haram ke masjidil aqsa. Mengingatkan masjid al-aqsa memiliki kedudukan mulia. Kiblat pertama umat islam saat ini dalam kendali yahudi. maka perlu umat muslim menjaganya drari keserakahan dan kendali yahudi. Tidak perlu takut kepada yahudi. Mungkin ini yang jadi alasan salahudin al ayyubi membebaskan kota Yersusalem