Hari ini (16 Oktober 2012), tepatnya bada ashar, saat berjalan di daerah gerlong mengunjungi satu tempat tiba-tiba hati ini ingin singgah ke sekre Tutorial padahal tidak ada keperluan bahkan sore ini sudah ada rencana langsung pulang lebih awal ke kosan. Langkah kaki membawa ana untuk mampir sebentar ke sekre Tutorial. Bertemu dengan adik-adik di sana bahkan ana tidak ingat ada kajian keilmuan BTT. Alhasil, sampai di sana, ana diajak ikut kajian keilmuan saat diri ini mau berniat pulang. Keinginan pulang diurungkan dan memilih untuk ikut kajian, masih dengan setengah hati karena niat pulang lebih awal ke kosan hari ini sebab sudah beberapa hari selalu pulang ba’da maghrib. Saat tiba di lantai 2, hm.. sungguh miris melihat ruangan lantai utama Alfurqon yang luas itu hanya di hadiri oleh pengurus BTT saja di akhwatnya. Di sana bukan tidak ada orang namun banyak, ya.. orang-orang masih ada yang sholat di pinggir ruangan. Hingga hati ini terbujuk untuk masuk dan ikut sebentar. Masih belum sepenuh hati berada di ruangan itu, namun lagi-lagi ingin membujuk diri untuk mendengar kajian yang pasti banyak ilmu yang di dapat. Apalagi pematerinya ustad Rahmat Priyodo yang selalu enak dalam menyampaikan materi ke audiens.
Menunggu kedatangan ustad sambil menunggu dengan penuh harap (ukh Rifa dan ukh Tiara) agar peserta bertambah. Kami sempat ngobrol terkait agenda kajian keilmuan BTT ini, apakah sebaiknya tetap ada atau mau gimana? Akhirnya diputuskan untuk lebih memaksimalkan via jarkom karena selama ini dari BTT hanya menjarkom ke beberapa tutor saja sebelumnya. Semoga bisa bertambah banyak orang-orang di UPI yang bisa menyempatkan waktu untuk ikut kajian keilmuan dari Tutorial ke depannya.
Terlepas dari peserta kajian yang hanya beberapa saja, tapi itulah mereka, orang-orang yang Allah pilih dan gerakkkan hatinya untuk melangkah ke Masjid Al-furqon dan mendengarkan ilmu yang disampaikan ustad Rahmat Priyodo. Termasuk ana sendiri dan juga ada adikku, ukh Sevi yang akhirnya begitu menikmati ilmu yang di sampaikan Ustad, sampai-sampai kita berdua mencatat setiap point penting, bahkan tidak ada yang tertinggal kalaupun ada saling lihat catatan. Hingga ana pun ikut kajian sampai selesai. Semoga kita semua semangat mencari ilmu dan men-sharekannya ke orang lain di mana pun tempatnya.."Ikatlah ilmu dengan menulis"
Tahukah antum, ikhwahfillah materi kajian keilmuan Tutorial pekan ini di kampus UPI?
Materinya “Salimul Aqidah”
Materi yang mungkin antum sudah pernah dapatkan di majelis-majelis
ilmu lain. Bahkan bagi ana sendiri pun sudah tidak asing lagi, namun ana
katakan bahwa bukan seberapa sering kita menerima ilmu itu
namun bagaimana ilmu itu benar-benar tertancap dalam hati dan mampu
dipahami dan dimaknai sehingga bisa teraplikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Nah, ustad
Rahmat dengan caranya begitu mengena di hati saat materi ini di sampaikan
dengan cara yang berbeda menurut pandangan ana, terlebih jika kita sebagai
penuntut ilmu bisa fokus menyimak dengan baik. Beliau telah berhasil membuat
mata ini berkaca-kaca. Di saat itu pun, ana niatkan setelah pulang dari sini,
akan ana tulis kembali dengan gaya bahasa ana sendiri untuk disampaikan kembali
kepada orang-orang yang belum sempat mengikuti kajian keilmuan ini. Seperti
penyampaian pembuka dari ustad Rahmat bahwa kita harus jadi ‘aaliman
(pengajar). Di sini ana hanya ingin membagi ilmu yang di dapat di kajian dan
hasil membaca buku hari ini. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.
Dalam
penyampainya, beliau awali dengan memutarkan nasyid “Ku MilikMU” dari Maher
Zein.
"Ku MilikMu"
(MAHER ZEIN)
(MAHER ZEIN)
Kuberdoa
Dengan jiwa dan tubuhku
Setiap hari sepanjang hidupku
Dengan napasku
Aku berjanji pada-Mu
Untuk hidup hanya untuk-Mu
O Allah!
Kau bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu
[Chorus:]
Kini kutahu rasanya
Hidup dalam cahaya kasih-Mu
Kini kutahu rasanya
Menemukan damai di hati
Seandainya semua tahu
Indahnya mengabdi pada-Mu
Seandainya semua tahu
Kasih-Mu lepaskan belenggu
Bebaskanku, kuatkanku
O Allah!
Kubersyukur pada-Mu
Walau kata tak sanggup ungkapkan
Kau buatku,
Mampu lawan keraguan
Dan tegar hadapi tantangan
Hanya Engkau
Sanggup bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Dan hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu
[Chorus]
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua
untuk-Mu [x2]
Dan tiada satu pun dapat bersaing dengan-Mu di hatiku
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua untuk-Mu
Dengan jiwa dan tubuhku
Setiap hari sepanjang hidupku
Dengan napasku
Aku berjanji pada-Mu
Untuk hidup hanya untuk-Mu
O Allah!
Kau bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu
[Chorus:]
Kini kutahu rasanya
Hidup dalam cahaya kasih-Mu
Kini kutahu rasanya
Menemukan damai di hati
Seandainya semua tahu
Indahnya mengabdi pada-Mu
Seandainya semua tahu
Kasih-Mu lepaskan belenggu
Bebaskanku, kuatkanku
O Allah!
Kubersyukur pada-Mu
Walau kata tak sanggup ungkapkan
Kau buatku,
Mampu lawan keraguan
Dan tegar hadapi tantangan
Hanya Engkau
Sanggup bangkitkan jiwaku
Cahaya-Mu terangi hatiku
Dan hidupku,
Kupersembahkan pada-Mu
Ku milik-Mu
Ku milik-Mu
[Chorus]
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua
untuk-Mu [x2]
Dan tiada satu pun dapat bersaing dengan-Mu di hatiku
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa semua untuk-Mu
SubhanAllah...
Merinding dan membuat mata berkaca-kaca mendengarkan nasyid ini. SubhanAllah..
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. jiwa dan raga ini milikMu. Ya.. hanya milikMu ya
Allah..!
Teringat
pada sebuah novel yang berjudul “Hatiku MilikMu” ditulis oleh Fatimah Syarha Mohd Noordin. Sebuah novel yang penuh keharuan dan sarat
pelajaran yang bisa diambil. Saat Allah uji iman seorang pemuda dengan
menghadirkan cinta kepada lawan jenis, Ia tak mampu menepis dan mengelola cinta
itu dengan cara yang benar. Hingga berujung pada jatuhnya ia ke lembah dosa,
namun Rahmat dan kasih Allah kembali merangkulnya ke jalan lurus.
Tatkala
dunia cinta pilihannya dilalui, suara imannya berbicara. Antara dua cinta yang
dicari bukanlah segalanya.. Hatinya terkesima pada cinta Allah dan Rasul yang
mengajaknya kembali kepada tarbiyyah dan da’wah yang pernah dilalui. Cinta
tarbiyyah dan da’wah, cinta yang berusaha diusir dari hidupnya karena terlalu
kecewa cintanya kepada seorang akhwat yang tak berbalas. Baginya tarbiyyah dan
da’wahlah orang ketiga yang merampas cintanya. Namun, tarbiyyah dan da’wah tak
pernah kecewa merebut cintanya. Cinta perjuangan itu memburunya setiap waktu
dengan perantara teman-teman tercinta, terutama yang sama-sama berjuang dalam
da’wah. Rupanya cinta Allahlah yang
berkuntum segar di balik cinta tarbiyyah dan da’wah. Ia menyadari “Hatiku milik siapa? Ya Allah, hatiku milik-Mu!” Kisah ini akan membawa pembaca bertanya pada diri
sendiri, “Hatiku pula milik siapa?"
Mari kita
kembali pada isi kajian yang dibahas pekan ini...!
Makna La Ilaha Illallah, bersama hadirkan diri untuk :
1.
lebih
mengingat Allah
2.
lebih
mendekati Allah
3.
lebih
menta’ati Allah
4.
lebih
mencintai Allah
Ustad Rahmat dalam kajian keilmuan di
Tutorial mengatakan bahwa yang lebih utama, beribadahlah engkau seakan-akan
melihat Allah karena kalau dilihat Allah pasti tentunya, namun tingkat yang
paling utama bagi kita ketika beribadah dengan berupaya memfokuskan hati dan
jiwa agar seakan-akan kita merasakan kehadiran Allah. InsyaAllah, dengan
sendirinya kekhusyukkan dalam beribadah akan hadir sendiri dan itulah
kenikmatan luar biasa yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh orang yang belum
merasakan nikmatnya mengenal dan mencintai Allah.
Ada 3 point penting yang menjadi
pembahasan dalam kajian kali ini, yaitu:
1.
aqidah
yang lurus
2.
cara
memiliki aqidah yang lurus
3.
lebih
mengenal Allah SWT dengan lebih mengenal diri sendiri
ikhwah, maukah antum dicintai Allah? Yap, pasti mau kan.. Kalau Allah sudah cinta kepada kita
maka tentu Allah akan membimbing kita. Lantas gimana caranya? Mari kita simak
kajian yang disampaikan ustad Rahmat Priyodo.
Antum tau pengertian Aqidah?
Kalau anak jurusan bahasa arab bilang, aqidah itu asal
katanya aqoda-ya’qidu-uqdatan-aqiidatan.
Menurut pengertian secara bahasa, aqidah adalah ikatan/simpul. Secara umum “Maa Ya’qidu Ilaihil-quluub” (Segala perkara
yang mengikat hati manusia). Selain di atas bisa di artikan juga aqidah
adalah sesuatu yang diikat oleh hati dan jiwa manusia atau bisa juga dikatakan
hal-hal yang diyakini dan dipatuhi manusia, ini bisa kita baca di surat Q.S.
Al-Baqarah:165.
Lalu bagaimana yang aqidah yang lurus itu? Apa hanya hati
saja yang merasakan?
Di zaman sahabat hanya dikenal dengan
iman. Aqidah itu berkaitan dengan iman. Iman yang lurus; ia adalah Tashdiq (pembenaran) terhadap sesuatu
dan diyakini tanpa ada keraguan/kebimbangan.
“Hal-hal yang harus
dibenarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan keyakinan yang tidak dapat
digoyahkan oleh keraguan/bercampur dengan kebimbangan” (Hasan Al-Bana)
Urgensi aqidah:
1.
Pondasi
utama bangunan Islam
2.
Menentukan
kualitas hati. Hati adalah raja bagi tubuh, bila hati itu tertutupi dengan noda
hitam akibat dosa-dosa yang kita perbuat dan tidak banyak beristighfar kepada
Allah setelah melakukan kesalahan maka akan berefek sedikit demi sedikit hati
yang bening akan ternodai dan tertutup sehingga kebenaran yang disampaikan
orang lain sulit kita terima.
3.
Menentukan
amal. Hati yang selalu terjaga hanya untuk Allah maka niat dalam melakukan amal
tentu juga karena Allah. Sehingga kualitas iman seimbang dengan kualitas amal.
Amal seorang hamba diterima atau tidak hanya Allah yang menentukan. Semoga kita
tidak termasuk hamba Allah yang amal ibadahnya di akhirat nanti menguap,
seperti kisah seorang hamba dan tujuh malaikat penjaga langit yang diceritakan
oleh Rasulullah kepada Mua’adz bin Jabal.
4.
Aqidah
adalah alashl (fundamen) yang jauh lebih harus diutamakan daripada furu’
(cabang-cabang) apalagi komplementer lainnya.
Pembagian aqidah:
·
Al Ilahiyyat (ketuhanan)
·
An Nubuwat (kenabian)
·
Ar Ruhaniyyat (alam gaib)
·
As Sam’iyyat (wahyu)
Coba baca surat Al-Baqarah:285 atau hadits jibril
ketika mendatangi Nabi Muhammad dan menanyakan kepadanya tentang iman, Islam,
ihsan, dan hari kiamat.
Ada 4 rumus untuk ihsan:
1.
Yakin akan wujud Allah dengan mengenal aspek
Rububiyah. Meyakini Allah begitu dekat lbih dekat dari urat nadi (Q.S
Al-Baqarah: 186)
2.
Rela dan ridha/yakin akan kebersamaan Allah serta
ketentuannya
3.
Optimis dan bahagia datangnya pertolongan allah
4.
Mengokohkan komitmen untuk lebih dicintai dan
mencintai Allah
Pengaruh aqidah terhadap amal:
·
Amal yang tidak berdasarkan aqidah yang benar maka
amal itu tidak diterima Allah. Q.S. 14:18, Q.S. 24: 39, Q.S. 5:27
·
Aqidah yang batil menyebabkan semua amal perbuatan
menjadi hangus. Q.S 5:5, Q.S 6:88, Q.S 3:21
·
Hubungan aqidah dan amal adalah bagaikan hubungan
antara pohon dan buah, dari itulah dalam banyak ayat Al-qur’an, amal perbuatan
selalu dikaitkan dengan keimanan Q.S Al-Baqarah:125.
Terakhir, bagaimana caranya membangun aqidah yang
lurus ?
Antum coba kembali buka mushaf Al-qura’an nan mulia.
Baca dan renungi surat Al-Imran:190-191. Selain itu baca juga surat
Ibrahim:32-34 tentang Allah sangat mencintai kita.
SubhanAllah...
wahai diri, Tidakkah mau engaku renungi dan hayati hal ini?
Berjanji, untuk hidup hanya untuk-Nya
Hidup dalam cahaya kasih-Nya
Menemukan damai di hati
Indahnya mengabdi
Hingga tiada satu pun dapat bersaing
dengan-Nya di hati
Cinta, hidup, siang, malam, harta, doa
semua hanya untuk-Nya
Ku MilikMu |
“Wahai jiwa
yang akan kembali kepada Sang Penciptanya, Renungkanlah bila satu nikmat Allah
dihitung dengan nominal materi maka tak terhingga biayanya. Untuk itu wahai
diri yanga belum tersadarkan dan bahkan melupakan nikmat-nikmat Allah serta
enggan bersyukur segera beristighfar”
Tiada yang mampu menggambarkan apa yang dirasakn hati kecuali hanya kata yang tersampaikan lewat rangkaian huruf yang tersusun rapi, terajut menjadi untaian-untaian kata yang bermakna "di kertas putih itu"
Semoga bermanfaat bagi pembaca..^^
Silahkan juga kunjungi web Tutorial: http://tutorialpai.mkdu.upi.edu/