11 Des 2013

Refleksi Kejadian Subuh Ahad




Bukan perhatian makhluk-Mu yang diharapkan
Apalagi membuat mereka simpati
Bukan cinta makhluk-Mu yang di inginkan
Apalagi membuat mereka ta'jub
Ini tentang Aku dan Engkau

Tentang Aku dan Engkau

Ini berbicara tentang hari ini ataupun hari kemarin yang jadi hari milik kita
Bukan bicara hari esok juga milik kita 
Ini bicara tentang hari ini apa yang telah kita lakukan dan berikan terbaik
Bukan bicara besok dapat juga kita perbaiki
Ini bicara tentang hari ini memanfaatkan peluang
Bukan bicara besok menunggu peluang baru datang lagi
Ini bicara tentang hari ini siapa yang berjasa hingga kita bisa menjadi seperti ini
Ini bicara tentang hari ini, mereka-mereka yang ada di sekitar kita yang setia menemani perjuangan
Ini bicara tentang hari ini bersyukur kepada Allah yang masih memberikan nikmat hidup
Bukan menunggu besok nikmat itu tercabut baru menyadari..

Pagi itu saya bangun pukul 03.40 wib. Saya melihat Hasni masih tidur, adik di tutorial yang nginap di kosan saya agar tidak telat mengantar konsumsi untuk peserta Binder. Saya berjalan ke kamar mandi. Di dapur, saya melihat ibu kosan sedang memasak mie untuk konsumsi binder. Saya berwudhu, lalu melaksanakan shalat malam.

Hasni mulai bangun, ia pun bersiap-siap shalat malam juga. Saya yang telah selesai shalat, mendekati dapur, membantu ibu kosan mempersiapkan konsumsi. Hasni pun demikian, ia turut mendekati selesai shalat. Kami, mulai memasukkan bubur kacang hijau ke dalam plastik. Adzan subuh berkumandang, kami pun melaksanakan shalat.

Inilah detik-detik saat menjelang kejadian yang ingin saya lupakan. ya.. saya tidak ingin mengingatnya karena itu kejadian yang sedikit menyakiti hati ini tersebab satu hal. 

Jam menunjukkan pukul 05. 05 kurang lebih yang saya ingat. Saya ingin menyetrika baju untuk digunakan pagi ini ke acara pembinaan adik-adik beasiswa Mandiri tapi saya tunda karena melihat Hasni mau mengantar konsumsi. Akhirnya saya berkata padanya, "Hayu teteh bantu antarkan konsumsinya.". Kami pun mengeluarkan motor matic Hasni dari rumah. Konsumsi pertama dan yang terakhir saya bawa yaitu bubur kacang hijau. Saat menaikkan konsumsi itu sangat susah. Akhirnya, ibu kosan membantu saya mengangkatkan konsumsi ke atas motor setelah saya naik. Saat itu ibu kosan berpesan, "hati-hati neng jatuh. Saya langsung menjawab, "ya paling jatuh juga ke bawah bu..". Kata-kata itu terucap begitu saja dan ternyata itu sebuah tanda. Lalainya saya yaitu tidak memakai helm, ya karena dekat dan saya tidak punya helm jadi saya tidak mengikhtiarkan diri untuk menjaga keamanan diri saya saat di bonceng Hasni. Hm.. kalau di rumah, papa pasti orang yang paling cerewet bila melihat saya, anaknya ini yang terkadang tidak mau memakai helm.

Sampai gerbang UPI, kami meminta izin satpam untuk memakirkan motor sebentar sampai menunggu panitia ikhwan mengambil konsumsi.  Pak satpam mengizinkan. 5 menit menunggu akhirnya panitia datang. Kami pun segera balik ke kosan saya. Hasni yang membonceng saya membawa motor ke arah gerbang UPI, lalu ketika melewati pak satpam, saya berkata, "makasih Pak.". "Iya" jawab pak satpam yang membuka gerbang. Saya duduk dengan posisi nyamping, sehingga tidak melihat motor dari belakang saya saat menyeberang. Saya ingatnya, saat Hasni menyeberang tiba-tiba motor kami jatuh, ada yang nabrak dari posisi sebelah kanan, atau dibelakang punggung saya. Dunia tersa gelap, saya tidak ingat apa-apa.. hingga tiba-tiba mata ini terbuka dan melihat dua wajah yang memanggil saya, yaitu Donna dan Enti, adik di tutorial. Saya melihat Donna tersenyum sambil membawa sebuah kotak, seperti kotak obat-obatan. 

Saya tersenyum dan bertanya kepada mereka, "teteh dimana?" sambil melihat sekitar. Saya melihat dari jendela ada beberapa ikhwan di luar. "Ada apa?" tanya saya lebih lanjut. "Teteh tadi tabrakan dan pingsan." ucap Donna. "o.. tadi teteh pingsan, tabrakan? teteh kira mimpi." ujar saya seolah tak percaya. Seketika saya ingat bahwa pagi itu saya harus berangkat pukul 06.00 ke daerah jalan soekarno hatta, ada pembinaan siswa beasiswa Mandiri.  "Sekarang jam berapa?" sambil memeriksa saku di jaket saya mencari hp. "Hp teteh mana? ada yang lihat?" saya mulai khawatir, akan kehilangan hp BB pemberian kakak saya. Saya mulai bangkit dari kasur, lalu keluar dari pos satpam. Saya melihat Resti dan meminta ia menelpon hp saya. ternyata masih aktif.

Saya tidak begitu peduli dengan orang-orang sekitar. saya hanya memikirkan janji saya hari ini dan hp BB. Akhirnya Resti mengantar saya pulang dan saat itu mulai saya mersakan bahwa kepala saya sakit dan benjol akobat benturan. Saya sadar ketika tabrakan terjadi kepala saya yang pertama kali kena benturan. "Ya, Allah jangan-jangan ada retak atau apalah di otak." saya mulai khwatir.  Sampai depan gang, saya diturunkan dan saya berjalan ke kosan dengan menahan sakit kepala. Sampai kosan, ibu kosan sudah tau terlebih dahulu saya tabrakan. Beliau tampak cemas tapi saya berusaha tidak menunjukkan kesakitan karena tidak ada gunanya membuat orang-orang cemas. Saya merasa mual, lalu segera ke kamar mandi. Di kamar mandi saya sempat mual dan ingn muntah 3x. Ini semakin membuat saya khawatir, saya pasrahkan semua kepada Allah. 

Saya memutuskan sms dg hp satu lagi mengabarkan ke Irma bahwa saya tidak bisa hadir pembinaan. Ternyata hp saya pulsanya habis. Say berpikir, lalu dapat ide. Saya online, lalu buka facebook dan chatting ke irma, semoga dia online lewat hp. "bismilla, aslmkm irma tlg smpaikn k evi idhel gk bs k cianjur td pg dptmusibah tabrakan, dan skrg pusing, gk bs maksain buat k pmbinaan.. afwan jiddan.. idel gak bs sms krn hp nya blm ktmu../gk tw lg dipegang sp"

Seharian saya istirahat sendirian di kosan. Mau ke rumah sakit, tidak ada yang mengantarkan. Semua fokus pada Binder dan punya urusanya masing-masing. Hasni sempat datang ke kosan, mengambil tasnya dan menyerahkan hp saya yang dia selamatkan, ia tampak mencemaskan kondisi saya. 

dia bilang, "Hasni kasihan lihat teteh, benar kata teteh, kita tidak akan tau, besok gimana kita. semalam sehat tapi esok harinya gak tau.".

"Iya tidak apa2 Hasni, mohon doanya saja, besok teteh mau rontgen kepala, khawatir luka dalam." 

"Nanti teteh sms Hasni aja, nanti Hasni antar ke rumah sakitnya.".
"Iya" jawabku.

Peristiwa pingsan saya itu pertama dan semoga yang terakhir dalam kehidupan saya. Hikmah kejadian ini, saya bersyukur, Allah masih menyayangi dan memberi kesempatan saya hidup. tidak bisa dibayangkan nyawa jadi taruhan atau saya masih hidup tapi tidak ingat apa-apa. Mungkin itu akan sangat berat untuk kedua orangtua saya bila itu terjadi. Alhamdulillah, Allah masih mengembalikan ingatan saya dan bisa sadar. Bisa kembali melanjutkan sisa usia saya di bumi ini. Karena dulu ada kasus akhwat yang karena dibonceng temannya dan dia tidak pakai helm. pas lewat tanjakan dia tidak pegangan, dan temannya tidak sadar ada tanjakan akhirnya sang akhwat terlempar dan keplanya kena benturan. Hingga ia tidak ingat apa-apa tentang dirinya. Allahku, tiada kata yang dapat ku ucapkan atas kasih-Mu yang masih menyayangiku. Ujian ini, mungkin bentuk teguran dari-Mu atas sikapku atau aku mungkin aku kurang mensyukuri nikmat kesehatan (jarang memperhatikan kesehatanku belakangan ini.)

Allah, bimbing hamba tuk terus menjadi pribadi yang mencintai-Mu dan berjuang serta menjalani hidup ini hanya untuk-Mu. Titip rindu ini untuk keluarga tercintaku di Pekanbaru...
In sya Allah bila “jalan menuntut ilmu” ini selesai aku akan segera pulang ke kota kelahiran..

3 Des 2013

Saat Aktivis Terkena Fitnah "Interaksi dengan lawan jenis" (Bagian 1)

Saya hanya mampu mendefinisikan apa yang terlihat. Tak jarang saya definisikan makna tersirat dari signal-signal yang saya terima. Pada kesempatan ini pun, saya ingin menuliskan sebuah opini diri seorang hamba yang tak luput dari khilaf dan noda. Semoga ini pun jadi renungan bagi diri saya pribadi. Berbicara tentang kehidupan seorang aktivis dakwah. Tentu, terpikirkan tidak jauh dari agenda-agenda kebaikan seperti syuro, kegiatan amal, dan aksi. Namun, bukan hal itu yang akan saya paparkan. Saya ingin beropini tentang sisi lain dari kehidupan aktivis yang terkadang cukup menyesakkan dada.

Kehidupan menjadi aktivis da'wah penuh tantangan dan fitnah. Sisi baiknya tentu saja ada. Namun saya ingin paparkan tentang fitnah di kehidupan aktivis da'wah. Fitnah (ujian) yang tak hanya melanda jiwa namun juga hati. "Iman" itu yang membuat para aktivis bertahan atau justru jatuh kedalam bisikkan syetan yang ingin menjatuhkan manusia ke lembah dosa.

Fitnah pertama, "Interaksi dengan lawan jenis". 


Inilah gerbang pertama yang membuat seorang aktivis bisa jatuh bila ia tak pandai menjaga diri. Sering kalinya syuro/rapat, menuntut diri kita untuk banyak menunjukkan diri (memaksa untuk mengeluarkan pendapat/ide, berkomunikasi dengan anggota2 di syuro, dan lain-lain). Di sinilah kita untuk pertama kali mencoba mengenal karakter/pribadi aktivis lainnya, ikhwan maupun akhwat. Coba antum perhatikan syuro/rapat di organisasi dakwah antum, apakah selama syuro berlangsung tidak ada guyonan/perkataan dari salah seorang anggota syuro yang keluar dari jalur pembahasan syuro? Kalau tidak ada, berarti antum semua di sana memahami dan telah menjalankan syuro sesuai dengan fungsinya. Tidak ada juga waktu yang terbuang sia-sia.

"Sebagian kebaikan Islam seseorang yaitu meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (Hadits Hasan. Riwayat Tirmidzi dan lainnya)

Tapi jika ada sedikit guyonan/pembahasan di luar jalur, itu perlu antum waspadai! Kenapa harus sedemikian "mawas"? Karena itu salah satu celah syetan untuk memasukkan ke hati-hati kita bahwa guyonan/pmbahasan di luar tema rapat boleh lah sekali-sekali kita selipkan agar mencairkan suasana dan para anggota syuro/lawan jenis bisa saling akrab. Selanjutnya, itu akan membuka, celah-celah lainnya, misal saat berkomunikasi lewat sms, tidak ada lagi kecanggungan dengan lawan jenis menanyakan sesuatu di luar amanah da'wah. Bahkan berani nelpon sesuatu yang GJ (Gak Jelas). kemudian berlanjut ke interaksi berikutnya di dunia maya yang saat ini berkembang. Malu itu mulai tersamarkan. Tak ada lagi segan mengumbar pembicaraan bercanda/gak penting dengan lawan jenis ketika komen sebuah status.

"Malu itu termasuk keimanan, dan keimanan itu tempatnya di surga, sementara kekejian itu termasuk kekerasan, dan kekerasan itu tempatnya di neraka." (H.r. At-Tirmidzi No. 2009, dishahihkan Syaikh Al-Albani v dalam shahih Sunan At-Tirmidzi).

Efek dari berkembangnya teknologi sekarang, kemudahan2 dalam berinteraksi yang tanpa batas menjadikan kita mulai tak lagi memperhatikan interaksi dengan lawan jenis. Padahal tetap saja kita mesti menjaga diri dan interaksi kita. Kalau bercanda dengan sesama jenis (akhwat ke akhwat atau ikhwan ke ikhwan) ya tidak masalah tapi tetap harus memperhatikan kalimat guyonan/perkataan kita, jangan sampai menyakiti hati saudari kita. Jika Interaksi ini tidak di jaga Itu paradigma yang akan tumbuh berkembang hingga ke generasi kader da'wah penerus antum selanjutnya dan terwujudnya kader yang lebay dan manja. Da'wah lama berkembangnya. serta kader-kader da'wah yang militan dan visioner bisa di hitung dengan jari.

Al-Imam Al-Khaththabi v mengatakan sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar v, "Yang dapat mencegah seseorang terjatuh dalam kejelekan adalah rasa malu. Sehingga bila dia tinggalkan malu itu, seolah-olah dia diperintah secara tabiat melakukan segala macam kejelekan." (Fathul Bari, 10/643)

Bersambung..

7 Okt 2013

Saat Cinta Menyapa

Tiada kata seindah doa.
Tiada kado sebaik perjumpaan
Tiada cinta sebening keikhlasan
Tiada sahabat setulus di dasarkan iman
Tiada perjuangan sehebat jihad fisabilillah
Tiada impian semulia hafizhah

Dengan cita dan asa yang terbingkai dalam tekad
Terdefinisi jelas bersama ikhtiar dan doa
Meski rasa tak mampu membedakan makna
Hati dan logika selalu berbeda
Namun..
Nurani yang jujur berkata
Bahwa
Impian, persahabatan, dan cinta lah yang membuat semuanya indah dan mudah  


Sejenak saya renungi, bagaimana perjalanan hidup yang telah saya lewati di kota kembang ini. Hampir 5 tahun, saya habiskan masa pencarian diri, dari remaja labil yang bingung pada masa depannya setelah lulus SMA hingga takdir-Nya kembali menghantarkan pada garis start yang harus saya lalui yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu meninggalkan kota kelahiran, tempat saya tumbuh dan belajar untuk mulai merantau ke pulau seberang, menata diri tuk mandiri, mengejar mimpi tuk masa depan, dan terlebih mencari jati diri sebagai seorang insan.

Tahun 2008, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta di Jakarta, tepatnya bada maghrib ada sejuta asa yang mulai satu persatu terlintas dan semua kembali jelas saat Kota kembang menyambut kehadiran saya dengan dinginnya cuaca yang jauh sangat berbeda dengan bumi lancang kuning. Di sini lah segalanya bermula..

Bandung, kota yang penuh dengan daya tariknya telah membuat saya mulai mencintai kota ini setelah kota kelahiran saya, Pekanbaru. Di sinilah saya mulai menata diri, mengejar mimpi, dan terlebih kembali mencari jati diri sebagai insan makhluk ciptaan Allah. Suguhan madrasah-madrasah ilmu yang menarik, tempat wisata alam yang menyejukkan, Budaya yang ramah, dan terlebih ladang kebaikan yang banyak memikat hati. 

Semua semakin mengenalkan saya, seperti apa kota kembang dengan segala pesonanya. Tak kenal maka tak cinta. Ya.. ungkapan yang memang ada benarnya. Cinta itu mulai tumbuh di hati, saat saya mulai mengenal Persahabatan (ukhuwah), harapan, dan ketulusan berjuang tanpa pamrih di kota ini.

Di sini, kota kembang saya dipertemukan dengan "mereka" yang juga datang dari berbagai kota dan pulau. "Mereka" dengan budaya dan karakter yang berbeda mengajarkan saya untuk belajar memahami dan menghargai. Dari sinilah saya mulai peka pada karakter setiap orang. Dari sinilah saya mulai belajar menyakinkan diri bahwa perbedaan akan tetap dan selalu ada namun dari perbedaan itu ada yang sama, yaitu "satu cita" => "seakidah". Dari titik inilah yang jadi pijakan saya untuk mulai menjalin pertemanan, persahabatan atau yang lebih dikenal oleh anak-anak Rohis dengan sebutan "UKHUWAH". Saya mulai menjalin ukhuwah dengan "mereka" yang hadir dalam kehidupan saya. Persahabatan yang pakai hati itu telah menjadikan saya sosok yang melankolis. Ya, memang saya tidak sadar bahwa saya terbentuk menjadi sedemikian melankolis padahal saya merasa itu biasa dan memang telah ada sebelum saya ke kota ini.

"Allah punya cara indah mempertemukan seseorang pada takdir-Nya"

Seiring waktu, saya merasakan hal itu. Takdir yang telah jadi ketetapan-Nya untuk saya telah menjadikan saya sedemikian yakin bahwa Takdir terasa indah tergantung bagaimana kita menikmatinya. Kesulitan, kekecewaan, airmata, suka, duka, tantangan, asa, semangat, bahagia, dan semua rasa yang juga di alami oleh makhluk bernama manusia juga telah saya alami di kota ini. Semua itu yang kemudian mendidik, melatih, mentarbiyah, dan membentuk saya jadi seperti saat ini.

Lima tahun sudah saya berjuang di sini, kini.. masa tuk kembali menentukan jalan selanjutnya.. kemana akan melangkah? apakah tetap di kota ini berkarya dan jadi insan pembelajar? atau kembali ke bumi lancang kuning mengabdikan diri pada tanah kelahiran dan orangtua?

Ah.. saya hanya bisa berdoa kepada-Nya diberikan jalan yang terbaik. Jika pun harus pergi, meninggalkan kota kembang insyaAllah akan ikhlas sebagaimana sebelum-sebelumnya mencoba ikhlas berpisah dengan sahabat dan keluarga di kota bertuah. Ada saatnya berjumpa namun harus siap berpisah. InsyaAllah di waktu yang terbaik dan telah ditentukan Allah, setiap yang terpisah akan berkumpul kembali. Ada saatnya pergi namun suatu hari pasti akan mencari jalan untuk pulang

Begitulah dinamika kehidupan



*Semua perjuangan hidup di kota kembang ini menjadi warna indah dengan hadirnya kalian. terutama saudara/iku di lingkaran cinta dan seperjuangan dalam dakwah. Saya mencintai kalian karena Allah. Kenangan itu akan tertinggal di kota ini namun "iman ini" akan terus kubawa kemana pun pergi.. Semoga kita tetap bisa bertemu kembali.

"Semoga Takdir Indah-Nya kembali saya rasakan meski di tempat yang berbeda dengan lingkungan baru, aktivitas baru, dan saudara seakidah yang baru"

13 Sep 2013

Surat untuk seorang Ukhti


Kujaga kabar "bahagia diri" bukan tak ingin membagi
Kusimpan sendiri dengan begitu rapi
Lagi-lagi Ia yang mengabarkan padamu
Lewat cara yang tak terpikiri diri ini


Dalam bisu mulut ini, semua ada maksud. Pertemuan yang tak pernah kusangka sebelumnya. Kita bertemu dalam sebuah cerita/skenario indah-Nya. Lima tahun yang lalu, Allah menghantarkanku tuk beraktivitas pada "jalan cinta para pejuang". Saat itu engkau asing bagiku, namun waktu yang membuat kita saling mengenal hingga akhirnya kurasakan hati-hati kita telah terikat oleh persaudaraan karena-Nya. Bagiku sulit tuk akrab dengan orang baru, namun kuasanya yang membuat alurnya menjadi menarik hati. 

Seiring waktu, perjalanan itu telah menghiasi hari-hariku dengan penuh nuansa. Sedih dan kecewa turut menghampiri namun bahagia turut menjadi penawarnya, yaitu Iman dan Ukhuwah yang mulai terbangun dalam setiap hari-hari yang kulewati. Jika bukan karena iman kepada-Nya mungkin ukhuwah  di antara kita tak akan pernah tercipta. Itulah yang membuatku tegar dikala tantangan terasa tak mampu ku hadapi. Terlebih jalinan persaudaraan yang mulai tumbuhkan benih-benih mawar yang menebar aroma wangi syurga. Engkau kuatkan diriku meski dengan cara yang tak dilakukan kebanyakan orang. Dari sanalah aku belajar memahami dirimu hingg detik ini.

Lima tahun sudah persaudaraan itu terjalin, aku lihat engkau begitu berbeda saat ujian terberat mendatangimu. Lalu, ku putuskan untuk tidak cerita, membagi bahagia yang kini sedang kurasakan karena aku tak ingin membuatmu sedih dan terbebani. Allah kembali memegang kendali. Ia kabarkan tentang aku padamu lewat cara yang tak kusangka. Akhirnya aku jujur padamu. Aku katakan semua tapi tidak untuk alasan utama menyimpan kabar bahagia diri selama ini. Biarlah Allah dan aku yang tahu kenapa itu kulakukan. Biar Allah yang menelusupkan di hati-hati kita bahwa ada persaudaraan indah yang kini tengah hadir bersama kebersamaan kita selama ini. Aku akan pergi, namun kuharap diriku tak engkau lupakan. Semoga kita berkumpul di syruga-Nya. Aamiin ^-^




27 Mei 2013

Muslimah yang Taqwa Paripurna


(Oleh: Idhel_Aa) 

Sosok wanita yang senantiasa menjaga dirinya dalam ketaqwaan kepada Allah. Hari-hari diisi dengan dzikir (mengingat Allah), amal-amal ibadah yang dipersembahkan untuk Rabbnya, tegar dalam menjalani kehidupan karena ia yakin ketetapan Allah itu yang terbaik, dan berusaha menjadi pribadi yang terbaik di hadapan Rabbnya. Itulah beberapa pribadi yang dimiliki oleh sosok wanita yang disebut Muslimah.

Ukhti.. sudahkah dirimu pahami hakikat seorang muslimah itu?
Apakah kecantikan hanya dilihat dari fisik?
Bagaimana ya muslimah yang bertaqwa secara paripurna?

Sederet tanya yang semoga timbul di hatimu dan engkau selami kembali makna dari sebuah sebutan “Muslimah”.
Muslimah cantik bukan karena fisik yang dimiliki. Ya.. tentu itulah ucapan dari mereka yang melihat dengan “kacamata iman”. Fisik yang putih, bersih, tinggi dan ideal dari berbagai aspek keduniawian bukan menjadi tujuan ia tercipta. Semua itu pasti akan hilang seiring berjalannya masa. Wahai ukhti, bila engkau terlahir dengan fisik yang tak menarik mata, cukup bagimu terlihat indah dan mempesona dengan pancaran kesholihan dan tetap mensyukuri pemberian-Nya. Menjaga dan merawat penampilan sesuai syari’at Islam. Beruntunglah untukmu muslimah, saudariku yang Allah ciptakan dirimu dengan fisik yang indah dan menarik. Semoga dengan karunia itu engkau mampu menjaganya dan tidak mengumbarnya selain kepada yang halal bagimu.

Cantikmu yang terpancar dari kesholihan itu semoga tetap engkau rawat dan sirami terus. Menyelami kehidupan muslimah, pasti tidak terlepas dari amal ibadah yang ia jaga sepanjang hari. Muslimah itu senantiasa menjaga tilawah hariannya, shalat lima waktu, hafalan Al-qur’annya, shaum-shaum wajib dan sunnah, serta hubungan sesama saudara, teman dan tetangga yang ia jaga dengan baik. Tak lupa baktinya sebagai anak dalam keluarga, menjadi salah satu penumbuh kehidupan keluarga yang harmonis dan Islami. SubhanAllah.. itu lah wanita dunia yang akan membuat bidadari pun cemburu kepadamu. Semoga ikhtiar-ikhtiar senantiasa menemani langkahmu menjadi wanita yang sholihah. 

Cantik pribadi karena kesholihan pasti dambaan semua muslimah, namun ingat ukhti! dirimu tidak cukup hanya cantik dan sholihah. Perjuanganmu masih panjang. Muslimah cantik, sholihah tapi tidak berwawasan maka engkau akan ketinggalan oleh zaman yang semakin berkembang maju dengan berbagai pengetahuan dan teknologi saat ini. Untuk itu, muslimah harus cerdas dan berwawasan agar engkau siap menghadapi berbagai tantangan zaman apalagi engkaulah yang nanti menjadi madrasah pertama bagi putra-putri tercintamu. Pendidikan pertama yang paling baik bagi seorang anak adalah dari keluarganya, dari umii nya. Bersamamulah anak-anak penerus dan pemimpin bangsa ini tumbuh, maka haruslah engkau persiapkan dirimu dengan bekal yang mumpuni sebagai seorang umii maupun guru bagi mereka.

Berkarya dan menuntut ilmu sebagai pelengkap dari pribadi sholihahmu. Muslimah tidak hanya diam dalam perkembangan zaman yang semakin maju. Ia juga mau mengambil peran di tengah arus pergolakan zaman. Ia harus mampu terjun ke dalam kancah dakwah, sosial, politik dan lainnya dengan kebijaksanaan, kematangan wawasan, dan kemahiran di berbagai aspek. 

Mari kita lihat sosok muslimah ideal yang luar biasa dan tak ada seorang pun yang mampu menyaingi sosoknya. Ia adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar. Aisyah adalah figur dan potret wanita ideal nan agung. Aisyah memiliki hati nan lembut, penuh cinta dan kehangatan, setia, berwawasan tajam, perasa, dan menjadi sentral dalam kehidupan. Ia pun penebar kedamaian, kasih sayang, dan cinta.

Kecerdasan Aisyah ditunjukkan dalam kesehariannya yang senantiasa belajar dan menyerap ilmu yang berasal dari Rasulullah dan para sahabat di sekitarnya. Selain kemampuannya dalam menyerap ilmu, ia juga sosok seorang guru yang andal. Guru yang memiliki lidah yang fasih dan lancar, keindahan gaya bahasa, dan tepat sasaran. Aisyah mengabdikan dirinya pada ilmu pengetahuan dengan cara mengajarkannya kepada orang lain dan menggunakannya untuk memperbaiki keadaan umat Islam serta mengarahkan mereka ke jalan yang lurus. Madrasah Aisyah adalah madrasah ilmu. Ia senantiasa menyimak dengan seksama setiap orang yang bertanya lalu memberikan jawaban yang sebaik-baiknya yang ia ketahui. Dari madrasah inilah, lahir banyak ulama.

Aisyah merupakan sosok muslimah yang bisa kita teladani. Ia mampu melaksanakan segenap tugas keilmuan, menjalankan amanah dakwah dan pengajaran dengan sempurna. Ia pun memainkan peran sosial dan politik yang sangat penting, tapi masih tetap menjalankan kewajiban agama secara konsisten serta memelihara tingkah laku dan budi pekerti dengan baik. Ia juga sudah hafal Al-qur’an di usia dini.

Itulah sosok istri Rasulullah, Aisyah binti Abu Bakar. Muslimah dengan sifat-sifat paripurna yang telah menjadi teladan ideal bagi muslimah di dunia. Seluruh aspek kehidupannya menggambarkan ketaqwaan paripurna Aisyah kepada Allah SWT. Akhlaknya yang mulia, kesucian dirinya, sifat zuhud yang dimiliki,  kecerdasan dan wawasan agamanya.

Untukmu muslimah pendamba kemuliaan dalam taqwa kepada-Nya. Mari kita tingkatkan kualitas dan kebermanfaatan diri demi menggapai cinta Teragung dari Ilahi Rabbi. Jadilah muslimah yang taqwa paripurna!
 
Di luar sana banyak muslimah yang kini tengah berjuang untuk masa depan dunia dan akhiratnya. Semoga engkau termasuk salah satu di antara mereka yang berjuang. Untuk saudariku yang kini tengah berjuang menjadi sosok muslimah yang bertaqwa paripurna semoga kemudahan demi kemudahan menghiasi kehidupanmu karena rahmat dan kasih-Nya. Jihadmu untuk agama Allah semoga menjadi jalan kemudahan bagimu meraih cinta Ilahi


Sebuah tulisan, sekaligus pengingat diri
Sebuah tulisan yang kupersembahkan untuk saudariku
Sahabat seperjuanganku dalam Dakwah
Sahabat dalam Tarbiyah
Sahabat yang Ia hadirkan tuk temaniku dalam meniti jalan ini
Rabb.. kuatkanlah cinta kami dan jagalah ukhuwah ini tetap ada
Ana uhibukifillah ya ukhti..

13 Mei 2013

Catatan singkat: Cerita di Akhir Pekan

Bismillah

Akhir pekan kemarin dihabiskan dgn agenda meliht pengukuhan dan jadi panitia walimatul ursy'

Tepat sabtu pagi bersama adik2 tutorial saya ikut ke pengukuhan Binder. Awal mengira salh seorang saudari sy 2008 juga akan berangkat pagi hari. Ternyata dia menyusul sekitar jam 11. Saya putuskan pergi pagi harinya bersama rombongan lain.

Sabtu pagi menyempatkan hadir dipengukuhan hingga bada zuhur. Awalnya sudh direncanakan akan ikut sampai hari ahad namun karena permintaan salh seorg tth alumni di Tutorial, ia meminta bantuan sy menjadi panitia walimatul ursy' nya akhirnya sy berpikir di mana diri ini benar2 dibutuhkan dan punya manfaat dan peran jelas yg lebih besar. Akhirnya ke pengukuhan hanya sampai sabtu siang. Sore ke garut.

Saat hendak pulang dari pengukuhan, saudari sy menwarkan motorny untuk dibwa oleh sy pulang ke kosan karna tdk ada panitia yg bisa mengantrkan. Sy was-was saat membawa motornya karena bensinnya ternyata sudh menunjukkan tanda2 sedikit lagi tersisa. Tidak ada pilihan lain karena kalau tidak pulang siang itu maka saya akan batal ke garut. Selama perjalanan berharap motornya tidak mati mendadak dan segera menemukan warung yang menjual bensin. setelah melewati beberapa tanjakan dan pas di belokan arah pertigaan ke Maribaya motornya mati mendadak dan akhirnya sy mendorong motor sampai menemukan warung yang menjual bensin. Alhamdulillahnya sang motor matinya setelah tanjakan dan sdh di daerah yang ramai.

Sampai di kosan sudah pukul 17.00, langsung mandi dan siap2 ke terminal Caheum. Sampai terminal, hanya ada satu bis yang menuju Garut dan itu yg terakhir ke Garut. Saat naik belum ada penumpang sama sekali, ya bisnya ngetem hampir 1,5 jam hingga bisnya hampir terisi penuh oleh penumpang lain. Sy memilih duduk di dekat pintu. Saat menuggu, naik seorang penumpang wanita yg sy perkirakan usianya tidak jauh beda dari sy. Ia memilih duduk di samping kursi saya yang kosong. Alhamdulillah ada teman wanita selma prjalanan. Perkenalanpun dimulai, ia yang mulai menyapa. Saya berkenalan dan ngobrol bersamanya selama perjalanan. Ternyata benar ia seusia saya,  penampilan modis dengan balutan kerudung anak mudi zaman sekarang. Ia seorang mahasiswi UNPAD yang baru selesai melaksanakan reuni bersma teman2nya di Bandung. Karena kereta api sdh tdk ada, maka terpaksa ia naik bis. ia bilang bahwa ia sebenarnya takut naik bis. Dalam hati sy berpikir, "kan banyak penumpang liannya, kenpa mesti ada rasa takut?". Meski saat itu sy juga tdiak jelas akan seperti apa nanti sampai di Rumah teh Dini karena belum tau sama sekali daerah Garut. Apalagi pasti kemalaman sampai sana. Kalau siang pasti masih banyak angkutan umum dan orang2 di jalan ramai tapi malam hari mungkin sudah sepi sekali dan susah mencri alamat th Dini. Berusaha berpikir positif dan menikmati saja perjalanan malam itu.

Wanita itu turun dan tinggal saya bersama penumpang lain yang belum sampai tujuan. Saya mulai sms memberi kabar ke teh Dini dan Sevi sambil mencari informasi tentang bagaimana transportasi yg bisa sy naiki lagi untuk sampai di rumah teh Dini. Dari sms, akhirnya sedikit ada solusi. Sampai garut, menunggu jemputan.Alhmdulillah sampai di rumah teh Dini pukul 11 malam.

Dalam cita rasa dunia kata
@Kamar Biruku
Idhel_Aa

2 Mei 2013

Penyakit Asmara "part 1"

Penykt asmara mrupkn penykit hati yg brbeda dgn smw pnykt lain dlm hal gejala,pnyebb, dan pngobtnny. Jika pnykt ini sdh akut, para dokter tak akn mmpu mnymbuhknny dan org yg trtimpa pnykt it tak kn mmpu mnahn efekny. Pnykt yg mnyebbkn bbrp org bijak bngung mngenai kmunclany. Cinta yg lahir dr jiwa dan hati yg slg brbagi. T' ad jnis cnta lain yg dpt mnimbulkn efek2 spsifk sprti yg d alami org2 yg d lnda pnykt asmra sprti was2, prasaan rndu dndam, hti yg kalut dll.

Allah tlh mmtuskn bhwa d antra mnusia ad kslrasn perangai yg mrip. Rhsia kharmonisn d dunia in d krnkan adny ksmaa2n d antra tabiat n krkter mnusia. Mnusia condong pd obyek2 yg sm sdgkn yg tdk di abaikn. Rsullh brsabda," ruh2 it ibrt brisn prajurt yg tratur,yg slg mgenl akn slg serasi dan yg tdk akn slg mbenci". Jika kbnykn org mgatkn pnyeba pnykt in adlh adny kco2kn n ksrasian jiwa, mgapa in sring tdk abdi? Jwbnny adlh krn hlgny sswtu yg mjd syrt atw pnghlng. Hlgny cnta d akbtkn olh 3 fktor. 1 ca2t dlm cinta it sndri, ykni brsift sesaat n tdk sejti. 2 ad penghlg, fktor prilku, pnampilm. 3 fktor pghlg dr phk yg dcintai u/ mbls cnta org yg mcintai. Jika fktor2 in tdk ad mk cinta akn brbls dan mjdi cinta sejati. Pnyakit asmra tntu sj dpt d obati. Bila seorg pecinta mnempuh cr yg sah utk mdpt obyek cintny, mk itlh obtny. Rasullah tlh mgarhkn umtny mnuju cr2 trbaik utk mprolh ap yg mrka cntai. Ad 2 cr: 1 menkh dan inlh obt yg smpurna pnykt in. 2 jika blm dpt mlksnkn ssuai syari'at, ia hrus mykinkn driny bhw mraih asmra tdk mudh krn Allh tdk mgizinknny.

Jika hati seseorg mdesaknya untuk brbuat jhat tidk mnerima cr ini, hndaknya seorg hmba mninggalkn angn2Nya it krn 2 hal:
krn tkut kpd Allah ataw krn keykinan bhwa khlgn ap yg dcintai it lbh brmanfaat dan akn mggiringny utk mdptkn kpuasan dan ksenangan yg lbh lma.

Dlm hal ini, org yg brakal akn mydri prbedaan antra 2 obyek ksengn it. Krn it org shrusny tdk mmilh ksngn sesaat yg akn sgera brubh mjd malapetaka bsr drpd ksngn abadi yg t' dpt dprbndgkn dgn ap pun.
"KSNGAN SESAAT ADLH MIMPI ATW KHAYALAN YG AKN SEGRA BRAKHIR DAN MMUDAR, SDGKN TGGUNG JWB ATS PRBUATN IT AKN KEKAL".

Hrus dsdari bhw tndkn dosa it mgkn mgakbtkn khlgn brlipt gnda, ykni khlgn tjuan yg didmbakn dan khlgn sswtu yg lbh bsr. Jk org mydri ini mk khlgn kkasih yg ddmbkn akn trsa ringn dlm hatinya dan brsift sabar akn lbh brmnfaat. Akal sht, agama, khormtan, dan hrga dri mnuntut org yg trtimpa prsoaln it utk brskp sbr mghdpi khlgn tjuan yg kurg dcintai demi mraih ksengn, kpuasan, dan kbhgian yg lbh bsr. Sdgkn kbodohn, kezaliman, ketidakabadian, dan ktdkdwasaan sseorg akn myuruh dia utk mgutmkn tjuan sesaat dan mgorbnkn tjuan yg lbh bsr.
"ORG2 YG TRPLIHARA ADLH ORG2 YG DPELHARA OLH ALLAH". Bersambung...
 

9 Apr 2013

Sekeping Rindu

I'm come back to here

Malam, hanya kesunyian yang rela menyala sepanjang jaga saya, di saat diri menuliskan kata demi kata yang terpikiri. Yup, seperti biasa, bila hobi menulis ini menuntun saya tuk memainkan jari menekan tombol-tombol pada keyboard laptop maka tak bisa ditunda sekejap pun..^-^



Kali ini tema tulisan saya about "Sekeping Rindu". Saya yang sedang disapa olehnya, tepat beberapa pekan lalu hingga kini. Rasa yang sangat menyiksa bila tak dapat bertemu atau sekedar mendengar suaranya. Ini jua yang membuat saya begitu semangat menjalani hari-hari. Ya sekeping rindu yang menelusup pada jiwa, berkembang dan tertanam hingga ke hulu hati. Hingga yang ada ingat padanya yang jauh d sana. Tak sabar bertemunya, menyampaikan bahwa saya sangat rindu. Sayang, semua ingin ini harus tertahan hingga dua pekan ke depan. Tapi biarlah, selama dua pekan ini, saya akan bersabar demi sebuah niat mulia menggapai rido-Nya. Cepat atau lambat saya pun akan melewatinya juga. Bertemu dan disatukan dalam kasih dan cinta karena-Nya. InsyaAllah, semoga kesabaran tetap temani saya menanti hari itu tiba.

Allah, titip ia yang tercinta dalam kasih dan cinta-Mu
Saya ada karena Engkau yang memilih ia untuk saya

@Kamar Biru, 10 April 2013
Pukul 00.29

Idhel_Aa

31 Mar 2013

Biar Sang Waktu Mengurai Pasti

Kelak kan ada jawab pada tanya yang tak terucap..
Kelak kan tersurat pada tiap syair yang tersirat..
Hanya Sang waktu kini malu tuk mengungkap..
Pada apa ia akan terbagi
Pada apa ia akan menanti
Pada apa ia akan memberi


Bila semua belumlah siap dan mantap cukup urai ikhtiar diri setiap hari..
Bila semua belumlah terurai pasti cukup simpanlah dalam hati..^-^
Hingga Sang waktu berani mengurai pasti

Saat semua belum terurai pasti ^-^
Biarkan ia tetap perbaiki diri
Biarkan ia ikhtiar menggapai
Biarkan ia menguatkan diri
Biarkan ia memantapkan hati
Biarkan ia jalani takdir indah-Nya di sini
Biarkan ia tersenyum dan mengatakan


"Allah Maha Mengetahui yang Terbaik, Biarkan Allah yang memilih. Ikhtiar-ikhtiar yang akan jadi turunnya kasih dan perhatian Allah"


S.A-Idhel_Aa 

28 Mar 2013

Mencintai Al Qur'an, Membumikan Al Qur'an, Mengamalkan Al Qur'an



Dengan Mencintai kita ingin selalu bercengkrama dengan Al Qur'an, Dengan Membumikan kita telah menyatu dengan Al Qur'an, Dengan Mengamalkan kita telah mencapai tujuan diturunkannya Al Qur'an


"Sudahkah kita membaca Alqur'an hari ini?
Berapa kali dalam sebulan kita mengkhatam Al qur'an."

( Khairukum man ta'allamal qur'an wa 'allamah).
SOMEDAY IS TODAY, DO IT NOW OR NEVER
TIPS OF THIS DAY

“Didiklah anakmu dengan 3 perkara: mencintai Allah, mencintai Rasul dan belajar Al-Qur’an” (Al-hadits)

Para hafiz al-qur’an memiliki kemulian tersendiri dimata Allah Swt

Imam Thabrani rah.a telah meriwayatkan, bahwa Anas ra mengatakan Rasululah saw bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan anaknya menjadi hafizh Al-Qur’an, maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dia akan berkata kepada anaknya, ‘Mulailah membaca Al-Qur’an,’ Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Al-Qur’an, maka bapaknya dinaikkan satu derajat oleh Allah Swt, sehingga terus bertambah tinggi hingga tamat.”

 

10 Tips Menghafal Al Qur’an

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim
(QS. Al Ankabut : 49)
1.      Niat ikhlas dan tekad kuat
Menghafal al Qur’an adalah amal mulia. Tapi tanpa niat ikhlas hanya untuk mendapat ridha-Nya, kemuliaan dan selamat dari siksa, amalan hanya akan sia-sia. Apresiasi dari manusia berupa pujian, penghormatan dan rasa segan hanyalah sementara. Jangan sampai semua itu menodai amal kita atau bahkan menjadikan pahalanya musnah dan amalan pun sia-sia
2.      Berdo’a dan berusaha keras menghindari maksiat
Memohonlah kepada Allah, karena do’a orang mukmin takkan pernah sia-sia. Memintalah agar Allah berkenan menganugerahkan nikmat hafalan al Qur’an pada kita. Tentang maksiat, adh Dhahak bin Muzahim berkata, ”Tidaklah seseorang mempelajari al Qur’an lalu ia lupa akan hafalannya, melainkan karena dosa yang dilakukannya.”
3.      Mempelajari tajwid dan tahsin
Mempelajari tajwid dan tahsin dalam menghafal al Qur’an adalah hal yang tak bisa ditawar. Sangatlah ironis jika hafal banyak ayat, tapi bacaannya masih salah dan kurang fasih.
4.      Mengulang (tikrar) dan memperdengarkan (tasmi’) hafalan
Hal ini akan membantu pemindahan memori dari otak kiri yang cepat hafal tapi mudah hilang ke otak kanan yang lamban tapi dapat bertahan lama, sekaligus koreksi bacaan berupa ayat atau kalimat yang terlewat.
5.      Shalat dengan bacaan yang telah dihafal
Dengan hafalan baru, kita membuat bacaan shalat kita lebih bervariatif dan lebih beratsar (berbekas).
6.      Memahami makna ayat
Memahami makna ayat adalah jurus ampuh memudahkan hafalan. Terutama ayat-ayat yang berisi kisah dan hukum.
7.      Berusaha mengamalkan
Para shahabat tidak berpindah dari mempelajari 10 ayat sebelum mengamalkannya.
8.      Bergabung dalam kelompok
Dengan berkumpul bersama penghafal, semangat dan keistiqomahan kita dapat terjaga.
9.      Gunakan satu jenis mushaf
Bergonta-ganti mushaf berefek kurang baik pada hafalan. Dengan menggunakan satu mushaf, kinerja otak akan terbantu dan hafalan pun akan lebih lancar.
10.  Memanfaatkan usia emas dalam menghafal
Usia emas untuk menghafal yang dimaksud adalah usia antara 5 sampai kurang lebih 23 tahun. Pada usia ini kekuatan hafalan sangat bagus. Adapun usia setelahnya, bukan berarti kesempatan menghafal tertutup. Karena menghafal adalah pekerjaan ketekunan dan kesabaran, siapa yang tekun dan sabar, hasil yang dicapai insyaallah tetap memuaskan.
(Disarikan dari: Cara cerdas menghafal al Quran, Dr. Raghib A)