28 Nov 2014

Masa Kecil


Lama tak kumainkan Pena
Kata tak kugores tuk bercerita
Mengarsipkan sebagian perjalanan selama jadi hamba-Nya
Sepanjang nafas yang ada


Masaa Al-Khair! Selamat sore! 

Kota ini sedang sore, saat tulisan ini saya rangkai. Entahlah, sedang sore atau malam di kotamu?
Di kota ini sedang di guyur hujan. Sekarang musim penghujan. Rahmat Allah sedang turun untuk penduduk alam.

Saya mau menulis kembali sedikit tentang masa kecil. Seperti apa idhel itu di masa kecil? ^-^

Saya lahir di kota Pekanbaru, di sebuah kawasan atau lingkungan perumahan yang rapat di jalan Mawar. Lahir hari kamis, tengah malam dengan bantuan seorang bidan terdekat. Om yang menjemput bidan. Rumah tetangga pun hanya berjarak satu meter bahkan halaman rumah pun saling berhadap-hadapan. Ya seperti rumah diperkotaan yang berdekatan. Saat tinggal di sini saya tidak begitu leluasa bermain. Hanya bisa bermain di dalam dan depan teras rumah. Alhamdulillah Allah mengaruniakan saya saudara laki-laki dan perempuan. Kakak perempuan yang hanya berjarak dua tahun usia dengan saya. Ia yang selalu jadi teman bermain. Ada dua gadis kecil di rumah dan saat itu saya paling bungsung. Meski bungsu, saya tidak seperti anak bungsu kebanyakan sering manja ke orangtua. Justru kakak perempuan saya yang mendapat perhatian lebih dan manja. Yaa saat itu kakak, gadis kecil yang mudah sakit. Bahkan saya sering di tinggal sendiri kalau orangtua saya pergi dan kakak yang selalu di bawa. Saya lebih senang bermain dengan anak-anak seusia saya di sekitar rumah. Selain tinggal bersama orangtua. Ada om, adil laki-laki dari mama. Hingga om masuk akademi kepolisian. Kami sangat di sayangi oleh om. begitu akrab dengan beliau. Beliau pindah dan memilih mengontrak rumah sendiri saat sudah bekerja di kepolisian.

Abang, kakak, dan saya mulai mendapat pendidikan formal di Taman Kanak-kanak. Di sini dunia bermain saya mulai bervariasi. Maklum di TK banyak wahana bermain. Memiliki banyak teman. Sering berekreasi bersama, ikut lomba fashion busana muslimah, setiap hari dibekali kue, dll. Bahagianya masa kecil di Taman Kanak-kanak. Ada kejadian tentang kenekatan saya saat pulang, saya tidak menemukan mama menjemput. Menunggu cukup lama tapi belum ada. Akhirnya saya memberanikan pulang sendiri. Meski rada takut karena jarak TK dan sekolah cukup jauh, di tambah harus menyeberangi jalan raya. Tapi karena sudah hafal jalan pulang dan saya hanya berniat untuk menuju SD tempat kakak saya sekolah dan menunggu mama di sana, kebetulan tidak terlalu jauh dari TK. Diperjalanan sudah mendekati SD kakak, saya bertemu mama. Mama terlambat menjemput karena melakukan pekerjaan rumah dulu. Kalau ingat pengorbanan mama dulu saya jadi bangga punya ibu yang hanya berprofesi sebagai IRT. Mama dan saya menunggu Abang dan kakak sampai mereka pulang sekolah. Begitu setiap hari yang dilakukan mama hingga kami anak-anaknya mampu mandiri pulang sekolah.

Saya masuk SD 010 Pekanbaru, di tempat abang dan kakak bersekolah. Sayang hanya sebentar sampai naik kelas dua. Kami sekeluarga pindah ke Rumbai, daerah yang tidak jauh dari pusat kota Pekanbaru. Otomatis kami bertiga pindah sekolah dan punya teman baru lagi. Sekeluarga pindah karena rumah di Pekanbaru merupakan rumah kontrakan dan di Rumbailah orangtua saya membangun  rumah milik sendiri, terlebih papa memang bekerja di Rumbai.

Di sinilah sisa masa kecil saya dilalui, hidup dan tumbuh di lingkungan yang beda dari sebelumnya. Di sini jarak rumah antar tetangga jauh sekali, masing-masing rumah memiliki halaman rumah yang luas. Suasananya masih asri, banyak pohon-pohon, sangat beda dengan rumah saya sebelumnya. Saya cukup bahagia lewati masa kecil di sini, bahkan di sinilah saya mulai merasa bebas melakukan apapun sebagai anak kecil yang senang bermain, di sini banyak teman sebaya, halaman rumah yang luas, dan gak ada keramaian kendaraan berlalu lalang sebab jauh dari jalan raya. 

Bila mengingat masa kecil, yang ada kenangan saat saya memanjat pohon rambutan bersama teman kecil saya. Anak perempuan kerjaannya manjat pohon.. ^-^ Saya belajarnya dari teman dan berani karena memang orangnya nekat, dulu di pekanbaru belum pernah manjat pohon (pohon yang di panjat juga gak ada). Senang dan puas melakukannya karena bisa makan rambutan sepuasnya yang langsung dipetik. 

Halaman rumah yang dulu sering saya jadikan tempat membangun pondok-pondok, yang di buat dari kayu besar sebagai tiang, triplek, dan terpal sebagai atap dengan bantuan papa mendirikannya. Pondok-pondok ini yang selalu saya tempati saat bada isya bermain di sana bersama teman-teman dan hanya di beri penerang sebuah lampu minyak. Sungguh lucu bila ingat ini kembali. Masa kecil yang saya lalui dilakukan semau saya. Ingin melakukan segala yang diinginkan, bahkan bisa bersepeda pertama kali itu berawal dari keisengan saya bersama teman naik sepedanya yang rusak, di dorong olehnya, saya naik membawa sepeda sampai terjatuh  dan akhirnya bisa. Setelah bisa kita main sepeda mengambil posisi menuruni bukit dan tanjakan naik bukit, ini dilakukan agar roda sepedanya berputar karena rantai sepeda bermasalah jadi tidak bisa di kayuh. Kenekatan telah ada dalam diri saya sejak kecil... ^-^

28 November 2014 
pukul 15.48 wib
Salam Ukhuwah
Idhel_Aa

27 Nov 2014

Album bersama Math Best


Persiapan Perjalanan "Math Best" ke Ciwidey 

Berdoa sebelum berangkat
Depan gedung FPMIPA (JICA) UPI



Photo bersama sebelum naik Bis



"Math Best" Kumpul di pinggir Kawah Putih



"Math Best" Buka Puasa Bersama Anak-anak Panti Asuhan






Suasana Di ruang Kuliah

Suasana Di ruang Kuliah




Ngeliweut Bareng di Rumah kosan Saya dan Feni




Photo kelas 

6 Nov 2014

Kenangan yang tersisa saat ada di Binder



Rasanya terlalu lama tak berkicau di blog untuk sekedar menumpahkan cerita. Kali ini saya ingin berkicau sedikit tentang masa awal sebagai mahasiwi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia 5 tahun yang lalu. Saat itu di semester dua saya mengontrak matakuliah pendidikan Agama Islam. Pada awal-awal semester dua, seorang KM (Ketua Mahasiswa) kelas mengumumkan tentang Program Tutorial yang sekarang bernama Tutorial. Perubahan nama itu terjadi tahun 2012 saat SK nya berakhir, dari penuturan pak Toto (Ketua penyelenggara Tutorial) tidak perlu pakai program. Namanya Tutorial sejak dulu, gak pakai program. Begitu penuturan yang saya dengar langsung. eits.. kenapa saya tau? hehe.. Saat itu saya menjadi petinggi di struktur kepengurusan Tutorial,yang menjabat sebagai Kabid di salah satu bidang dan saat itu para kabid mengadakan pertemuan dengan Pak Toto untuk membahas tentang Tutorial.

Kembali ke pengumuman KM kelas tentang Program Tutorial, saat itu sang KM juga menyampaikan tentang Binder (Bina Kader). Eh.. apalagi ini Binder? Wah penasaran? (itu yang saya rasakan). Dijelaskan oleh KM apa itu Binder dari informasi yang tertulis dari surat yang diterima sang KM. Binder hanya bisa di ikuti oleh mahasiswa yang menjadi perwakilan di kelas, dan jumlahnya dibatasi. Singkat cerita, akhirnya saya daftar Binder bersama teman di kelas. Kami yang daftar binder adalah orang-orang yang biasanya memiliki ketertarikan dengan dunia kerohisan. Meski demikian ada juga yang daftar karena di suruh KM biar ada perwakilan kelas meski tidak berdasarkan keinginan sendiri. Hingga akhirnya banyak yang berubah dari yang dulu suka pakai celana jeans berubah istiqomah memakai rok, belum berjilbab jadi istiqomah menutup aurat, yang pacaran jadi memutuskan pacar dan istiqomah berubah menjadi pribadi yang mencari hidayah Allah. Itulah Hidayah datang lewat dan cara yang tidak terduga. 



Thanks Tutorial telah banyak melahirkan mahasiswa-mahasiswi yang beriman dan bertakwa serta berakhlak baik. Sehingga banyak mahasiwi yang menutup aurat termasuk di kelas saya. Teman-teman yang dulu masih menampakkan rambut indahnya mulai memakai jilbab/kerudung. Meski setiap orang berbeda lama proses mengambil keputusan untuk menutup aurat. Ada yang di semseter dua, ada yang di akhir masa kuliah di kampus, bahkan ada yang setelah lulus kuliah. Saya meyakini bahwa ada peran dari hasil mereka ikut mentoring di tutorial. Karena salah satu materi yang di sampaikan di mentoring ada yang membahas tentang hal tersebut. Nah Buat kamu yang sudah memutuskan berhijab/menutup aurat semoga semakin dikuatkan untuk terus menjaga dan melihat lagi apakah sudah syar'i pakaian yang digunakan..  Kalau belum jangan ragu untuk segera berhijrah menggunakan pakaian yang syar'i. 

Berkicaunya sampai lupa sama pembahasan tentang Binder.. ^-^
Lanjut ya..!

Setelah Tergabung dalam Binder, setiap akhir pekan saya ikut pembinaan binder di hari ahad. Kegiatan ini berlangsung selama satu semester/lebih kurang empat bulan. Di sini saya merasakan kekuatan luar biasa yang mendorong saya tuk bisa lebih semangat lagi berjuang dalam dakwah. Di akhir pembinaan, kami semua di kukuhkan. Kegiatan pengukuhan Binder di lakukan d luar kampus. Biasanya tempatnya di alam terbuka. Pada saat Binder angkatan saya (saya lupa angkata berapa ya?? he :). Maklum sudah 5 tahun berlalu ) kita hari sabtunya di masjid Nurul Falah di gerlong ikut pematerian. Hari ahadnya baru ke Sukawana untuk outbond dan upacara pelaksanaan pengukuhan serta pemilihan ketua angkatan Binder.

Saat outbond di bagi kelompok dan saya kebagian kelompok dengan orang-orang yang ada di dalam photo di atas.. :) . Ini salah satu kenangan yang tersisa saat ada di Binder. Sekarang mereka entah berada di mana, ada beberapa yang masih istiqomah dalam jalan dakwah dan ada yang sudah memilih jalan di luar dakwah. Semoga apa pun pilihan hidupmu teman, tetap Allah Swt, yang menjadi tujuan. Mencari ridha-Nya.

07 November 2014
Salam ukhuwah dari saya..
Idhel_Aa
^__^