7 Okt 2013

Saat Cinta Menyapa

Tiada kata seindah doa.
Tiada kado sebaik perjumpaan
Tiada cinta sebening keikhlasan
Tiada sahabat setulus di dasarkan iman
Tiada perjuangan sehebat jihad fisabilillah
Tiada impian semulia hafizhah

Dengan cita dan asa yang terbingkai dalam tekad
Terdefinisi jelas bersama ikhtiar dan doa
Meski rasa tak mampu membedakan makna
Hati dan logika selalu berbeda
Namun..
Nurani yang jujur berkata
Bahwa
Impian, persahabatan, dan cinta lah yang membuat semuanya indah dan mudah  


Sejenak saya renungi, bagaimana perjalanan hidup yang telah saya lewati di kota kembang ini. Hampir 5 tahun, saya habiskan masa pencarian diri, dari remaja labil yang bingung pada masa depannya setelah lulus SMA hingga takdir-Nya kembali menghantarkan pada garis start yang harus saya lalui yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu meninggalkan kota kelahiran, tempat saya tumbuh dan belajar untuk mulai merantau ke pulau seberang, menata diri tuk mandiri, mengejar mimpi tuk masa depan, dan terlebih mencari jati diri sebagai seorang insan.

Tahun 2008, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di bandara Soekarno Hatta di Jakarta, tepatnya bada maghrib ada sejuta asa yang mulai satu persatu terlintas dan semua kembali jelas saat Kota kembang menyambut kehadiran saya dengan dinginnya cuaca yang jauh sangat berbeda dengan bumi lancang kuning. Di sini lah segalanya bermula..

Bandung, kota yang penuh dengan daya tariknya telah membuat saya mulai mencintai kota ini setelah kota kelahiran saya, Pekanbaru. Di sinilah saya mulai menata diri, mengejar mimpi, dan terlebih kembali mencari jati diri sebagai insan makhluk ciptaan Allah. Suguhan madrasah-madrasah ilmu yang menarik, tempat wisata alam yang menyejukkan, Budaya yang ramah, dan terlebih ladang kebaikan yang banyak memikat hati. 

Semua semakin mengenalkan saya, seperti apa kota kembang dengan segala pesonanya. Tak kenal maka tak cinta. Ya.. ungkapan yang memang ada benarnya. Cinta itu mulai tumbuh di hati, saat saya mulai mengenal Persahabatan (ukhuwah), harapan, dan ketulusan berjuang tanpa pamrih di kota ini.

Di sini, kota kembang saya dipertemukan dengan "mereka" yang juga datang dari berbagai kota dan pulau. "Mereka" dengan budaya dan karakter yang berbeda mengajarkan saya untuk belajar memahami dan menghargai. Dari sinilah saya mulai peka pada karakter setiap orang. Dari sinilah saya mulai belajar menyakinkan diri bahwa perbedaan akan tetap dan selalu ada namun dari perbedaan itu ada yang sama, yaitu "satu cita" => "seakidah". Dari titik inilah yang jadi pijakan saya untuk mulai menjalin pertemanan, persahabatan atau yang lebih dikenal oleh anak-anak Rohis dengan sebutan "UKHUWAH". Saya mulai menjalin ukhuwah dengan "mereka" yang hadir dalam kehidupan saya. Persahabatan yang pakai hati itu telah menjadikan saya sosok yang melankolis. Ya, memang saya tidak sadar bahwa saya terbentuk menjadi sedemikian melankolis padahal saya merasa itu biasa dan memang telah ada sebelum saya ke kota ini.

"Allah punya cara indah mempertemukan seseorang pada takdir-Nya"

Seiring waktu, saya merasakan hal itu. Takdir yang telah jadi ketetapan-Nya untuk saya telah menjadikan saya sedemikian yakin bahwa Takdir terasa indah tergantung bagaimana kita menikmatinya. Kesulitan, kekecewaan, airmata, suka, duka, tantangan, asa, semangat, bahagia, dan semua rasa yang juga di alami oleh makhluk bernama manusia juga telah saya alami di kota ini. Semua itu yang kemudian mendidik, melatih, mentarbiyah, dan membentuk saya jadi seperti saat ini.

Lima tahun sudah saya berjuang di sini, kini.. masa tuk kembali menentukan jalan selanjutnya.. kemana akan melangkah? apakah tetap di kota ini berkarya dan jadi insan pembelajar? atau kembali ke bumi lancang kuning mengabdikan diri pada tanah kelahiran dan orangtua?

Ah.. saya hanya bisa berdoa kepada-Nya diberikan jalan yang terbaik. Jika pun harus pergi, meninggalkan kota kembang insyaAllah akan ikhlas sebagaimana sebelum-sebelumnya mencoba ikhlas berpisah dengan sahabat dan keluarga di kota bertuah. Ada saatnya berjumpa namun harus siap berpisah. InsyaAllah di waktu yang terbaik dan telah ditentukan Allah, setiap yang terpisah akan berkumpul kembali. Ada saatnya pergi namun suatu hari pasti akan mencari jalan untuk pulang

Begitulah dinamika kehidupan



*Semua perjuangan hidup di kota kembang ini menjadi warna indah dengan hadirnya kalian. terutama saudara/iku di lingkaran cinta dan seperjuangan dalam dakwah. Saya mencintai kalian karena Allah. Kenangan itu akan tertinggal di kota ini namun "iman ini" akan terus kubawa kemana pun pergi.. Semoga kita tetap bisa bertemu kembali.

"Semoga Takdir Indah-Nya kembali saya rasakan meski di tempat yang berbeda dengan lingkungan baru, aktivitas baru, dan saudara seakidah yang baru"