27 Mar 2013

Cerita KKN ku (part.3)


Kamis, 15 September 2011 pukul 23.04 wib, di kamar mungil dengan suasana hening, aku mulai membuka laptop. Hati ini tak sabar ingin melanjutkan cerita KKNku, berbagi pengalaman untuk jadi pelajaran di masa depan. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Sesampainya di desa Tanjungsari, aku dan teman-teman langsung mencari rumah kepala desa. Seorang wanita menyambut kedatangan aku dan teman-teman, beliau istri dari pak Kades. Perkenalan pun dimulai dan inilah awal ke-roaming-anku pun dimulai..^^. Kang Ence, ketua kelompok KKN memulai perkenalan dengan menggunakan bahasa sunda. Semua teman-teman KKN orang sunda kecuali aku dan Kang Khusna, jika dibandingkan dengan kang Khusna, aku masih jauh tertinggal. Beliau sudah lumayan bisa bahasa sunda, itu yang ku dengar dari penuturan kang Ence. Aku hanya jadi pendengar pasif saat itu. 

Selesai berkunjung ke rumah pak Kades dan mendapatkan beberapa informasi dari bu Sekdes, Aku dan teman-teman mencari tempat tinggal. Ukh Pipit, Ukh Lisma, dan aku sepakat tempat tinggal akhwat terpisah dengan ikhwan. Alhamdulillah Allah memudahkannya, tempat tinggal ikhwan terpisah dengan akhwat, lokasinya juga tidak terlalu jauh. Ikhwan rumahnya dekat dengan masjid dan ruanganya juga lumayan luas untuk rapat. Akhirnya posko KKN tempatnya di tempat tinggal ikhwan.

Survey pertama belum mengakrabkan aku dan teman-teman baru. Semua butuh proses, terlebih bagiku yang tidak mudah akrab dengan orang yang baru dikenal. Hatiku berkata bahwa tetaplah menjadi diriku sendiri. Berbedanya kebudayaan dan sifatku yang tak banyak bicara membuat teman-teman KKN sedikit segan untuk mengajakku ngobrol. Hal ini ku lihat dari sikap mereka, namun sikapku demikian untuk bisa memahami dan mempelajari karakter masing-masing teman-temanku. Seiring waktu dan kebersamaan yang sering terlewati bersama di KKN mulai mengakrabkan satu sama lainnya. 

Posisi yang berada di lingkungan yang ammah apalagi di masyarakat, lingkungan yang heterogen, jika tidak kuat iman bisa jadi terbawa arus. Ini yang selalu ku bentengi dengan tetap men-charger diri dan meningkatkan amalan yaumiyah terutama tilawah. Jauh jarak dan berbagai kendala sedikit mempersulit kepergianku ke agenda rutin pekananku. Alhamdulillah semua bisa terjalankan. Aku selalu izin hari ahad siang, karena agenda rutin pekananku sore hari dan kembali ke lokasi KKN hari senin siang. Hal ini aku lakukan 4 kali selama KKN, lelah rasanya lama berada di angkot tapi semua rasa lelah itu terganti dengan pertemuan indah di lingkaran kecil setiap pekannya. Bertemu sahabat-sahabat, membuat jarak tak menjadi kendala. Namun pada minggu-minggu terakhir KKN, aku sempat bersilaturahim ke rumah salah seorang ikhwati di cangkuang. Beliau yang menjadi pengganti Murobbiahku sementara selama KKN. Tapi itu hanya terlaksana pada pekan terakhir KKN.

Pada pekan terakhir Pipit, Lisma, dan Aku silaturahim ke rumah beliau. Ini pengalaman indah yang menghiasi diary hidupku. Pengalaman untuk terus istiqomah datang ke agenda pekanan disaat aktivitas KKN. Thanks to Allah SWT yang senantiasa memberikan “pelangi Indah” di sisi hidupku. Ia lindungi dan pertemukan aku kembali dengan ikhwatifillah di kota kembang ini. Jika kuingat kembali cerita tentang perjuanganku bertemu mereka, semua penuh suka duka dalam setiap episode perjalanan untuk menemukan dan kembali bersama mereka ikhwatifillah. SubhanaAllah.. Takdir Allah indah kurasakan.

Bersambung..^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar