30 Sep 2012

MENJAGA LISAN


Ikhwafillah, semoga kita bisa sama-sama memperhatikan dan menjaga Lisan kita.
Tutur kata yang lemah lembut yang dibumbui nasehat atau mengkritik sekalipun harus disampaikan dengan cara yang sopan dan baik. Pribadi seseorang bisa terlihat dari cara ia berbicara.. sebagai pemuda-pemudi Islam mari kita tunjukkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita bagaimana seharusnya pemuda-pemudi Islam itu.
Semua adab-adab ini untuk kebaikan kita.

Bukankah kita senang jika ada lawan bicara yang berkata dengan penuh santun dan menghargai kita sebagai pendengar?
Maka kita pun harus berkata yang baik atau lebih baik diam.

Pandailah menempatkan diri dalam berbicara baik kepada yang lebih muda maupun yang lebih tua. Berkata dengan penuh santun dan membimbing kepada yg lbh muda dan berkata dengan penuh santun juga kepada yang lebih tua serta menghargainya jika antum mengkritiknya. Ada saatnya antum bercanda namun jangan berlebihan karena dengan banyak bercanda bisa membuat hati jadi keras.

Tutorial, kalau berbicara tentang pribadi pengurus Tutorial. Ana teringat kesan pertama saat memasuki keluarga baru di Tutorial ini. Sebagai seorang member baru hanya bisa melihat dan memperhatikan saja serta melaksanakan apa yang di minta oleh kabid. Masih teringat hingga kini, di Tutorial ana menemukan hal yang berbeda, yaitu:

- Akang/teth  pengurus selalu menghiasi hari-hari di sekre dgn hal-hal yang bermanfaat. Setiap selesai shalat pasti menyempatkan tilawah dulu. terdengar juga di balik hijab, ruangan ikhwan riuh dngan lantunan ayat suci-Nya , begitu pun di ruang akhwat (kalau di akhwat tidak riuh karena akhwt membaca nya dengan pelan bahkan tidak terdengar oleh yang duduk di sampingnya. ini karena khawtr terdengar suaranya oleh Ikhwan yang jg ada di sekre..). Begitu benar2 menjaga..


-Setiap rapum maupun rabid suasananya pasti hikmat, semua mendengarkan dan memperhatikan setiap rangkain acara. bahkan ketika berkomentar menunggu dipersilahkan mendapat giliran dulu. Bagi ana yang  masih member, hanya diam memperhatikan. kalau di rapat yg selalu ana nantikan adalah "Tausyiah "nya. Apalagi yang menyampaikannya adalah akng/tth senior. Selalu saja ada ilmu dan hikmah baru yang di dapatkan sehingga menjadi motivasi dan pengingat bagi diri ini. di awali tausyiah setelah tilawah membuat diri mendapat asupan suplemen baru.

-Tak ketinggalan, budaya di Sekre yaitu penjagaan Hijab yang begitu SANGAT TERJAGA. Kalau bertanya kepada tth alumni pasti bilang selama 1 semster/1 tahun/ ada yang belum tahu teman satu bidangnya yang mana orangnya. ya penjagaan hijab yang bgtu trjaga, Pengurus lebih memilih mengajak mengobrol di balik dinding walaupun itu hanya memberikan suatu data/barang dan berusaha tidak menemui pengurus secara langsung tanpa hijab. SubhanaAllah sangat merindukan hal ini.. (hanya mengenali lewat suara saja). terkesan kaku namun inilah yang di ajarkan Islam. 
Dalam Al-Qur’an pun disebutkan tentang al-Hijab ini, walaupun satu ayat, tetapi bermakna sangat dalam sekali terhadap definisi al-Hijab itu sendiri, sehingga ayat ini diberi nama dengan “Ayat Hijab”.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah, dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah.”
(QS.Al Ahzab:53)


Yang dimaksud dengan al-Hijab pada ayat di atas adalah, tabir pembatas yang menghalangi wanita dari penglihatan orang lain, tetapi bukan sesuatu yang dipakai seperti pakaian, celana maupun jilbab akan tetapi berbentuk sebuah pemisah seperti tembok, korden dan lain sebagainya.

-saat memasuki sekre pun dan berada di ruang kecil itu, pasti pengurus ikhwan maupun akhwat selalu menjaga pembicaraannya. Tahu sendiri kalau akhwat lebih banyak bicara tapi saat di ruang sebelah ada ikhwan pasti selalu menjaga isi pmbicaraannya bahkan pelan ngobrolnya. selalu brtanya di balik rak pembatas itu apa ada ikhwan?. jika trnyta ada ikhwan dan akhwat itu hanya sndiri di rung akhwat pasti lebih memilih menunggu di luar sekre/membuka pintu masuk lebar-lebar. ya.. ini certa yang ana dengr dari slh satu pengurus akhwat 2008.

panjang kalau semua disampaikan di sini, Masih banyak lagi hal2 di Tutorial yang begitu Baik. Semoga kebiasaan yang sudah lama ada ini masih ttp terjaga hingga kini kalaupun ada yang mulai LUNTUR maka Mari kembali kita WARNAI sehingga Dakwah yang kita jalani di Tutorial ini di berkahi Allah SWT. Sehingga setiap agenda2 dakwah yang berat terasa ringan, Target2 kita tercapai, serta kualitas diri pun meningkat dan amal2 kita bernilai pahala di hadapannya.. Aamiin..

Lanjutan tulisan ini, bisa antum temukan dan baca nanti di buku diary Tutorial..!


Ikhwafillah, tulisan ini ana posting. semoga ini menjadi pengingat bagi diri ana  sendiri.

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Ajaklah mereka kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan nasehat yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang paling baik. ” (An-Nahl : 125)

قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي
“Katakanlah: Inilah jalanku, aku berdakwah kepada Allah berdasarkan bashiroh (ilmu), aku dan orang yang mengikutiku. ” (Yusuf : 108)

1 komentar: