27 Feb 2012

Mereka pernah ada "di diary hidupku"

Oleh: Idh3_L

1 tahun yang lalu, tepatnya 20 Januari 2011 pengurus Program Tutorial angkatan 2008 mengadakan acara kumpul "Member 2008". Agenda ini awalnya diusulkan oleh salah seorang akhwat 2008 yang pada akhirnya disepakati oleh semua akhwat 2008 namun ikhwan belum mengetahui rencana ini. Setelah disosialisasikan kepada ikhwan dan semua member 2008 akhirnya di sepakati agendanya kumpul & sharing tentang ke PT-an di tangkuban perahu, sebelum kepengurusan 2008 yang naik jadi pengurus inti. 

Rasanya ingin kembali ke masa itu, mengulang masa-masa kebersamaan dengan sahabat-sahabat PT 2008. Saat memori ini kembali ku putar ke masa itu, rasanya banyak cerita yang ingin ku tulis di sini tentang kebersamaan, perjuangan, sukacita, dan segala warna-warni yang hiasi perjalananku di Program tutorial bersama mereka.

Pagi itu kita sepakat, kumpul di Rumah Tutorial tercinta mempersiapkan keberangkatan ke tangkuban perahu tapi karena ada agenda dakwah yang mengharuskan kedatangan kita rencana ke tangkuban dibatalkan. Semua persiapan ke tangkuban sudah ada, akhirnya partere UPI yang jadi saksi kumpul kita. Inilah pertama kali mengenal teman-teman 2008, yang awalnya hanya tau nama tapi tidak tau orangnya.

Ukhtifillah, jazakillah atas ukhuwah selama ini. Jalinan ukhuwah dan kasih sayang di antara kita semoga semakin merekat. Kebersamaan yang sebentar beberapa tahun di bandung ini tak akan ana lupakan, anti pernah mengisi hari-hari sepi ana yang jauh dari orangtua dengan berbagi kebahagiaan.

Ikhwafillah, kebersamaan dalam dakwah akan jadi indah saat bisa saling menguatkan dan jzkllh atas  persaudaaraan ini. Semoga kelak di akhirat kita berkumpul bersama di Jannah-Nya. Aamiin..

Kebersamaan dengan mereka


Menikmati hidangan sederhana buatan akhwat PT

Menyempatkan membungkus makanan
 untuk ikhwan yang lagi shaum

Tukar kado yang dilakukan ikhwan 2008
(Ukhuwah itu indah)


Ikhwan PT (PT voice) bernasyid

Saat Allah karuniakan mereka dalam hidupku
 (saudariku di Bandung)
Kebersamaan dalam suka duka perjuangan

Inilah mereka yang pernah ada "di diary hidupku" cerita bersama mereka dalam perjuangan dakwah ini yang banyak mengajarkan aku dewasa dalam melihat realita, Cerdas menangkap Inspirasi dan amanat dalam menyampaikan aspirasi.

Tetap CIS_Aa 
(Cerdas Ikhlas Istiqomah_AllahuAkbar)

6 Feb 2012

Perjalanan yang tak terlupakan (menegangkan dan menantang) bagiku..^^

Hari itu, setelah agenda pekanan tutorial selesai, aku berencana menyusul ke pengukuhan BINDER ganjil 2011-2012 di Lembang asri. Dari pagi semua pengurus dijarkom siapa yang ingin menyusul. Sore pun menjelang, yang awalny pengurus PT  ada sekitar 5 orang yang mau menyusul namun tiba-tiba membatalkan. Sore itu hujan menyapa dengan dinginannya. Hingga pada akhirnya sempat terpikirkan untuk menyusul seorang diri ke sana, sebab aku telah berjanji kepada saudariku untuk membantunya di sana.

Jam menunjukkan pukul 15.30, adzanpun telah terdengar. Mahasiswa yang ada di masjid Al-furqon mulai beranjak ke tempat shalat. Ketika itu, tiba-tiba neng, salah satu adikku yang ada di Program Tutorial menyapaku. "Teh, neng jadi ikut nyusul ke pengukuhan BINDER", ucapnya sambil bersiap-siap mengambil wudhu. "O iya, alhamdulillah atuh, teteh jadi aya rarancengan(teman) karena pengurus membatalkan tidak ke sana" balasku.

Bersama hujan yang menemani perjalan kami, aku dan ukh Neneng berjalan lewati gerlong hingga sampai di terminal ledeng. Kami berangkat pukul 5 lebih dengan kondisi tidak tahu dimana tepatnya harus turun. Petunjuk yang ada hanya "turun di lembang asri, bilang saja ke mang angkotnya" itu ucap saudariku ketika ditelpon. Aku dan Neneng sudah berada dalam angkot, persisnya angkot yang kami naiki mulai otw sekitar jam 5.30. Aku pun memutuskan bertanya saat merasa sudah di daerah yang dimaksud, alhamdulillah ada penumpang yang tahu persis dimana kami harus turun. 

Adzan maghrib pun berkumandang, kami juga belum menemukan mesjid ketika turun dari angkot pertama. Aku dan ukh Neneng menunggu di pinggir jalan barangkali ada angkot sebentar lagi. Sekitar 25 menitan, ternyata ada sebuah angkot yang tidak ada penumpangnya. Mang angkot pun bertanya kepada kami, "Mau kemana Neng?" tanyanya. "Mau ke bumi perkemahan lembang asri" jawab ukh Neneng yang lebih paham bahasa sunda. Sungguh pertolongan Allah itu nyata, angkot kedua yang kami naiki memang kosong karena mang nya mau pulang. Hinnga beliau bersedia mengantarkan kami ke daerah lembang asri.  Saat tiba di pinggir jalan, ke arah lembang asri beliau berkata bahwa nanti kami bisa naik ojek untuk ke bumi perkemahannya namun ternyata tukang ojek tidak ada. Malam pun semakin mencekam, suasan daerah lembang yang gelap hampir membuat kami memutuskan untuk minta dijemput oleh pengurus tutorial yang ada di sana.  Allah mempermudah urusan kami, mang angkotnya langsung menawarkan untuk mengantarkan kami ke atas bukit perkemahan lembang asri. 

Kemudahan yang diberikan Allah juga diwarnai kesukaran juga di pertengah perjalanan. Kami sama sekali tidak tahu persis dimana posisi kemah itu didirikan. Angkot yang kami naiki sudah mencapai puncak bukit dan jalan buntu. Akhirnya kami turun dari angkot dan memutuskan menghubungi pengurus kaderisasi. Komunikasi tidak menjadi solusi permaslahan kami, mereka tidak tahu harus menjemput dimana karena kami sendiri tidak tahu posisi kami tepatnya sedang menunggu dimana. Tanpa berpikir panjang aku dan ukh Neneng memutuskan menyusuri hutan pinus yang ada disekitar, kami nekat menempuh perjalanan dalam gelap karena di tempat kami turun dari angkot ada rumah warga dan kebetulan ada seorang bapak yang sedang mengecek kandang kambingnya. Beliau menanyakan kami mau kemana dan beliau lah yang memberitahu bahwa bumi perkemahanny tidak jauh lagi, tinggal jalan beberapa km ke dalam hutan pinus.

Dengan keberanian dan yakin bahwa Allah bersama kami, akhirnya aku dan ukh Neneng memutuskan berjalan menuju ke sana. Baru beberapa langkah berjalan, rasa lelah dan kecemasan mulai menghinggapi diri. Sekeliling jalan yang dipenuhi oleh semak belukar dan tanpa ada cahaya lampu kecuali sebuah senter kecil yang diberikan mang angkot ketika menurunkan kami. Ukh neneng berkata, "Teteh kalau tahu jauh gini neng gak mau ikut. Neng kira teteh tahu jalanya karena teteh tadi siang santai saja dan seperti menggambarkan bahwa tempatnya gak jauh kayak gini." dengan nada yang sedikit manja sambil mendekat k arahku. Aku sadar bahwa Neng mulai takut dengan kondisi perjalanan ini, aku berusaha tetap tenang dan menunjukkan bahwa sebentar lagi pasti sampai.

Suasan malam kota bandung sungguh indah di pandang dari atas bukit ini namun pekatnya malam di tengah hutan membuat keindahan kota bandung menjadi hal yang tidak bisa dinikmati. Kami pun akhirnya sampai ke perumahan yang ada di sana, lumayan ada sedikit penerang jalan, tidak hanya ditemani semak belukar lagi. Namun kecemasan semakin bertambah, tiba-tiba ada gonggongan binatang berkaki empat yang ada di sekitar perumahan. Ukh neneg mulai ketakutan, " Teteh... " ujarnya sambil merapatkan diri ke arahku. "Jangan lari neng, jalan yang tenang. jangan mecurigakan. biar binatangnya gak mengejar kita" ucapku untuk membuatnya tenang. Kami pun berjalan hingga binatang itu tidak lagi mengejar kami. Namun perjuangan kami tidak sampai disitu saja, kami harus menemukan dimana posisi kemah itu didirikan. Sampai saat itu aku sendiri tidak yakin tahu dimana kemah itu. Namun tetap ikhtiar dengan terus meyakinkan neneng yang tampak mulai lelah dan ketakutan..


Bersambung dulu cerita perjalanan ke pengukuhan BINDER di lembang asri...