23 Des 2011

Ringkasan Isi Buku "BAGAIMANA MENYENTUH HATI (ABBAS AS-SIISIY)"


BAGAIMANA MENYENTUH HATI
(ABBAS AS-SIISIY)

           

Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.
            Bersiap dan berbuatlah hari ini, rencanakan dan kerjakan setiap hal-hal kecil yang ingin dilakukan. Selagi raga mampu bergerak, diri masih bisa bernafas tak ada alasan bagi kita untuk malas. Sungguh nikmat dan rahmat Allah begitu luas. Ketika ada niat maka lakukanlah, ketika ada ide maka realisasikan, dan ucapkan bismillah setiap memulai pekerjaan agar jadi berkah.
            Dalam dakwah akan banyak yang akan engkau jumpa, namun niat karena Lillah akan membuatnya segalanya jadi indah dan bermakna. Sebesar apa pun hambatan dan problema, jangan putus asa. Perbaiki diri, mungkin pribadi kita yang salah dalam memaknai dakwah.   
Perbaikilah dirimu terlebih dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan karena terwujudnya pribadi-pribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang untuk sukses. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, yaitu pembentukan pribadi islami (takwani asy-syakhshiyah al-islamiyyah).
            Tugas kita adalah meluruskan opini umum yang salah terhadap Islam. Jika individu bisa menjadi baik, maka masyarakat pun akan menjadi baik, dan dengan sendiri-sendiri Islam akan berdiri tegak. Semua ini dapat terwujud jika kita mampu membekali diri kita dengan ilmu, amal tanpa ilmu bisa membuat salah. Apalagi dalam dakwah, mengajak orang serta mengajaknya bersama-sama dalam semangat juang untuk wujudkan pribadi islami perlu metode tersendiri.
Metode dakwah haruslah secara tadarruj (bertahap). Seorang da’i hendaklah memperhatikan celah-celah kebaikan yang ada pada orang lain dan memberikan obat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien (orang lain). Da’i yang paling sukses adalah mereka yang melakukan pekerjaan itu dengan didasari keimanan kepada Allah dan untuk menegakkan agama-Nya. Hati yang beriman adalah sumber penggerak. Perasaan dan kasih sayang adalah “bahasa” internasional yang dipergunakan oleh da’i dalam menghadapi seluruh penduduk bumi.

Dalam kehidupan ini manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori (As-Siisiy, 2009), yaitu :
1.    Manusia yang berprilaku dengan akhlak Islamiah
Akhlak Islamiah adalah orang yang rajin beribadah dan rajin ke masjid. Orang yang seperti ini harus dinomorsatukan, karena mereka lebih dekat dengan dakwah kita.
2.    Manusia yang berperilaku dengan akhlak Asasiyah
Akhlak Asasiyah adalah orang yang tidak taat beragama, tetapi tidak mau terang-terangan dalam berbuat maksiat karena ia masih menghormati harga dirinya. Orang-orang seperti ini menempati urutan kedua.
3.    Manusia yang berprilaku dengan akhlak Jahiliah
Akhlah jahiliah adalah orang yang bukan dari golongan pertama atau kedua. Dialah orang yang tidak peduli terhadap orang lain, sedang orang lain mencibirnya karena perbuatan dan perangainya yang jelek. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya sejelek-jelek tempat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan (dijauhi) masyarakatnya karena takut dengan kejelekannya,” (HR. Bukhari dan Muslim)
            Sarana dan metode dakwahyang mudah dipelajari dan diterapkan, yaitu :
1.     Jika bertemu maka berilah salam
2.     Jika tidak kelihatan maka cari tahulah
3.     Jika sakit maka jenguklah
4.     Jika ia mengundang maka penuhilah
5.     Jika ia bersin dan mengucapkan”hamdalah” maka jawablah (ucapkan “yarhamukallah”)
6.     Jika ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya.
Langkah-langkah yang harus ditempuh :
1.     Bertasbih, bertakbir, dan bertahlil
2.     Menyingkirkan duri di jalan
3.     Menolong orang yang tuli atau buta
4.     Menunjukkan orang yang kebingungan
5.     Menolong dengan segera orang yang memerlukan pertolongan
6.     Menolong orang yang lemah
Cara bertutur kata dan penampilan seorang da’i akan menarik perhatian orang yang mendengar dan melihatnya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Sebuah ungkapan mengatakan,
“Keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut.”
Penampilan dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja memandang menjadi tertarik dan simpati.
1.    Pandangan kasih sayang
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa memandang saudaranya dengan kasih sayang niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
            Yang dimaksud hadits di atas adalah pandangan yang ditujukan pada hati dan mengajaknya berbicara dengan lemah lembut.
2.    Sebarkan salam di antaramu
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan pada satu perkara itu maka kamu akan saling mencintai ? Sebarkanlah salam di antara kamu!”(HR. Muslim)
Mengucapkan salam tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi lebih dianjurkan kepada orang yang belum kita kenal agar lebih memperluas perkenalan dan ukhuwah islamiah.
3.    Lebih dahulu mengucapkan salam
“Sebaik-baik kamu adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam.”
4.    Memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai
5.    Memberikan tempat duduk dalam satu majelis
6.    Berjabat tangan
Rasulullah saw. Bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang bertemu lalu berjabat tangan, kecuali bagi mereka ampunan sebelum mereka berpisah.”
7.    Balaslah keburukan dengan kebaikan
“ Akan tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”(Asy-Syura:43)
Begitulah, jika seorang muslim betul-betul meyakini keagungan dakwah ini, maka ia akan memfungsikan segala yang telah diberikan oleh Allah untuk kebaikan.

Sarana-sarana pembuka hati:
1.    Menjadi orang yang berguna bagi orang lain
2.    Sebaik-baik amal perbuatan adalah membuat orang muslim lainnya merasa gembira
3.    Meringankan kesulitannya
4.    Berjalan menemaninya untuk mengurusi keperluannya
5.    Menahan amarah
 
Yang diperhatikan dalam dakwah fardiyah adalah menyentuh inti permasalahan dan memberikan kesempatan lebih luas dalam berdialog yang bebas dan tenang. Interaksi antarsesama ikhwah akan dapat menimbulkan ketenangan batin dan kebahagiaan hati, bahkan dapat membangkitkan rasa optimisme, walaupun tidak dapat diungkapkan. Oleh karenanya, nilai-nilai seperti inilah yang harus merasuki setiap hati yang hidup dan peka dengan penuh keikhlasan, sehingga seseorang tidak kehilangan eksistensinya dan tidak menyia-nyiakan waktu. Setiap aktivitasnya senantiasa sarat dengan ruh kehidupan.
      Interaksi dakwah yang tidak memperhatikan kepekaan hati dan perasaan, akan menghancurkan sendi-sendi bangunan yang telah ditata. Akibat yang lain adalah akan menjauhkan hati dari kepekaan dan kepedulian.