27 Mei 2011

Indahnya Cinta karena LIllah

 
Indahnya Cinta karena Lillah
Oleh: Dhelvita Sari

Ukhuwah adalah persaudaraan karena seakidah (saudara seagama Islam). Dalam ikatan ukhuwah kita bukan untuk saling membebani, bukan juga saling menjatuhi, apalagi saling membenci melainkan untuk saling memahami, memotivasi, dan mengakrabi. Ia laksana sebuah ikatan kokoh yang tak mudah untuk dipisahkan. Ukhuwah terangkai indah dalam jalinan kasih suci di hati para perindu dan pendamba surga.

Beberapa hal yang perlu ada dalam ukhuwah :
1. Saling tersenyum memahami
Dalam ukhuwah kita harus memahami saudara kita. Ia bersikap keras atau lembut tetap kita perlakukan ia dengan penuh penghargaan. Kita belajar memahami karakternya, sesungguhnya setiap orang tidak akan bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ia ingin menjadi dirinya sendiri, menunjukkan bahwa ia seperti apa yang ia tunjukkan. Begitu pun diri kita, akan menjadi diri sendiri. bersikap sesuai keinginan kita. Pahamilah saudara kita dengan senyum kasih sayang , maka ia pun juga akan memperlakukan kita demikian.
2. Saling memotivasi
Kebersamaan dalam perjuangan, meniti gelombang kehidupan untuk dakwah sering menyebabkan naik turunnya iman seseorang. Apalagi ketika ia memiliki amanah dan di saat itu butuh bantuan saudaranya namun kita justru sibuk dengan amanah masing-masing. ketidakpedulian melonggarkan ukhuwah antar kita. Lalu lambat laun akan jadi duri yang menusuk diri perlahan-lahan. Ukhuwah tidak boleh demikian, ia harus peka pada kondisi saudaranya. Ia membantu bukan saat diminta tapi saat ia merasa bahwa perjuangan itu harus bersama bukan sendiri-sendiri. Ia selalu menasehati bukan untuk menyakiti tapi untuk saling memotivasi. Hingga di akhir perjalanan ia akan rindu untu kembali lagi.
3. Saling mengakrabi
Akrab dengan orang lain bukan hal yang mudah dan juga sulit, semua tergantung bagaimana kita berusaha mencobanya. Manusia diciptakan dengan memiliki kepribadian dan karakter masing-masing. Namun setiap orang memiliki hal yang sama, yaitu hati. Sentuhlah hatinya dengan kelembutan maka kita pun akan mudah akrab dengannya.
"Cintailah orang lain sebagaimana kau ingin dicintai. Perlakukanlah orang lain, sebagaimana kau ingin diperlakukan.". Kalimat ini tidak berlaku dalam ukhuwah, kita merasa tekah mencintai orang lain dan melakukan yang terbaik baginya, sedangkan mereka tak merasa demikian. Bisa saja mereka merasa tersakiti dengan cara kita memperlakukannya. Sebaliknya, kita mungkin pernah merasa orang lain menyakiti kita padahal mungkin saja dia bermaksud mencintai kita setulus-tulusnya.

Kalimt yang paling tepat "Cintailah orang lain dengan cara sebagaimana mereka ingin dicintai. Perlakukanlah orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan.". Apalgi kita dan orang yang kita perlakukan, ada perbedaan pola pikir, cara merasa, dan latar tumbuh.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dahulu kita harus memahami dan mengerti orang yang kita cintai, dengan kelembutan hati. Bahwa kita belum merasakan itu dari mereka yang kita cintai dan mencintai kita, itu tersebab kitalah yang harus memulainya. Sebab memulai ungkapan cinta adalah penanda cinta yang lebih tinggi. Sebab cinta yang lebih tinggi mengantar pada kemuliaan cinta Ilahi. 

Rasulullah bersabda dalam riwayat Al-Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, "Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah, kecuali yang paling besar cintanya di antara keduanya adalah yang lebih mulia." Sungguh indah cinta karena Lillah, mereka akan menjadi saudara kita selamanya, saudara seakidah dan seperjuangan. Tidak ada kata untuk tidak mencintai saudara kita..!! Belajar untuk lebih peka pada setiap kondisi yanga ada. 


Sebuah ungkapan untuk mereka yang ku cinta karena Lillah
Sahabat seperjuanganku dalam Dakwah tuk kembalikan kejayaan Islam
Sahabat yang Ia hadirkan tuk temaniku dalam meniti jalan ini
Rabb.. kuatkanlah cinta kami dan jagalah ukhuwah ini tetap ada

 
Indahnya Cinta karena Lillah


Coretan-coretan kecil dalam perjalanan hidupku
Menjadi bukti akan sejarah masa lalu
Semoga aku tetap menjadi 
Seindah Pelangi Sebiru langit Id-3L


 

23 Mei 2011

Ingin Gaul Ikut Mentoring

 
Orang beranggapan bahwa remaja yang senang Jalan-jalan ke mall, nongkrong di kafe-kafe, pergi karaokean dan aktivitas hura-hura lainnya adalah orang yang gaul. Remaja dikatakan ‘kuper’ alias kurang pergaulan ketika tidak ikut terlibat di dalamnya, menikmati masa muda dengan hura-hura adalah hal yang paling membahagiakan menurut mereka.

Saat suguhan dunia cenderung melenakan manusia terutama kalangan remaja, hampir setiap sisi kehidupan mereka godaan-godaan itu menghampiri. Menganggap hidup dalam kebebasan tanpa aturan itu lebih menyenangkan. Hawa nafsu mengendalikan diri, emosi masih labil hingga jalan hitam pun jadi cicipan yang mempengaruhi diri. Terjerembab ke dalam lembah kefanaan (kerusakan). Hingga sesal pun tiada arti

Rubah paradigma tersebut.
Kini, ingin gaul ikut mentoring. 
Jadi remaja gaul bahagia dunia akhirat syurga.

Apa itu mentoring ? Mentoring itu adalah sekumpulan orang-orang, yang terdiri dari 10-12 orang yang mempelajari islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wah, kalau begitu pasti boring donk! Terus-terusan dengarin ceramah. Salah, mentoring tak selamanya mendengarkan kakak mentor atau tutor menyampaikan materi. Mentoring tak hanya sekedar ngaji, ngedengerin materi tapi lebih dari itu. Ada aktivitas hati, berempati, memotivasi, berbagi dan masih banyak yang akan kau temui. Di sini akan kau temui spirit, perubahan diri, dan masih banyak hal lain yang membuatmu rindu berkumpul lagi. Berbagai kisah nyata bagaimana seseorang bisa berubah, mendapat hidayah melalui mentoring atau tarbiyah.

Mentoring menjadikan remaja istimewa dalam setiap sisi, istimewa dalam fikriyah (pemikiran), jasadiyah (jasmani), dan Ruhiyah (jiwa). Gaul dalam segi pemikiran, jasmani, dan jiwa. Saling melengkapi satu sama lain, hingga tercipta akhlak mulia dan generasi muda yang berkepribadian islami.  


Mahasiswa  Universitas Pendidikan Indonesia mendengarkan materi keislaman di masjid Al-Furqon



Kegiatan Kuliah Dhuha di Program Tutorial UPI






















Pada Hati Aku Bertanya


Pada hati aku bertanya
Siapkah aku hadapi semua ?
Saat semua tak sesuai prasangka
Ku pandang angkasa
Ku perhatikan bintang kejora
Ia begitu bahagia
Memancarkan cahaya di langit sana
Tanpa pernah bertanya
Tanpa pernah merasa
Tentang sebuah realita

Pada bulan aku bercerita
Tentang kegetiran dan asa
Yang terlukis dan terenda
Dalam setiap tanya

Pada hati aku bertanya
Kuatkah aku dengan kehidupan di ujung sana ?
Saat kehidupan tak sesuai rencana

Pada hati aku bertanya
Pada hati aku bertanya
Bahagiakah di akhir cerita ?
=====***=====
Episode hidup